Part 22

990 51 9
                                    

"Akhirnya bisa jalan jalan sama abang yang paling baik hati dan tidak sombong" puji Ira

"bukannya kamu kemarin bilang sebaliknya" Galang

"hmmm maafin Ira, Ira cuma kesel" Ira

Galang hanya tersenyum, mengacak rambut adik kecilnya.

"mau es krim atau gulali?" tanya Galang

"kalo ada 2 kenapa 1"Ira

"dasar rakus" Galang membelikan es krim sekaligus gulali kepada Ira

"terimakasi abang" Ira

"itu yang kamu mau ada di depan" Galang menunjukan kincir besar kemudian membeli 2 tiket dan mereka berdua masuk menikmati keindahan langit

"bang galang" Ira

"kenapa?" Galang

"maafin Ira yaa, selalu nyusahin abang, buat abang marah, maafin ira udah jadi adik yang laknat hehe" Ira

"masih aja , kamu baca diary abang ga?" Galang

"hmm baca, tapi maaf ga bilang" Ira

" ga papa, belum baca akhirnya kan?" Galang

"belum" Ira

"es krim nya makan gih, ntar meleleh  nangis" ejek Galang

"ih ga lah  ira ga nangis kalo meleleh"

"tapi pas ira masi kecil kan nangis, terus ngerengek minta ke abang beli yang baru, iya ga?" Galang

"ih jahat masi inget" Ira

"iyaalah abang nya siapa?" Galang

"siapa ya ? lupa" Ira

"oh gitu yaa" Galang mengacak rambut Ira

"iya iyaaa bercanda" Ira

"yaudah ira mau makan es krim nya, abang juga harus makan es krim abang, ga peduli" Ira membuka bungkus es krim begitu juga Galang

"ih abang mah gitu" ira mulai kesal karena keusilan galang menyenggol adiknya hingga hidung ira berwarna putih dari krim vanila yang ingin ia makan

Galang mengambil hp dan  memotret adik kecil nya

"jahat ni malah di foto, sini hp nya" Ira

"apa? udah duduk aja, nanti kamu gerak jatoh. Biarin abang save oke?" galang menahan pundak ira yang mau bergerak

"seterahla, oh iya ayo foto" ira

"satu kali ga ada tambahan" Galang

"ok" ira mengambil ponsel

"cklek"

"terimakasi" ira mengecup pipi galang

"ish apasi ra, jiji tau ga" Galang

"hehe maaf maaf" Ira

"bang kalo misalnya besok ira udah ga ada abang sedih ga?" Ira

"ga abang ga sedih, nanti abang susul lahh" Galang

" ish kok gitu? " Ira

"ya ga adil masa kamu ketemu ibu abang ga" Galang

"yah ga seru, " Ira

"haha ngelucu kamu, lagi ngapain si bahas ada ga ada" Galang dengan nada kesal

"abang marah?" Ira

"iyaa, kenapa? abang ga suka kamu nanya gitu. Ya udah jangan dibahas lagi. Dibahas, sampe rumah abang kurung kamu" ancam Galang

Ira hanya diam, menjilat es krim yang ada ditangannya. Seketika keadaan berubah menjadi berbeda dari yang sebelumnya.

" oh iya mau tau sesuatu ga?" Galang

" mau " ira

"dulu pas abang masih kecil, kecil banget malah, ada yang suka sama abang. Cewe nya tuh seumuran abang, cantik lumayan lah. Cuma saat itu abang ga respon, ya karena otak abang masi murni hahaha" Galang

"otak bisa ya murni" Ira terkesan polos

"terus dia tuh kasih kita kue,makanan, dan lainnya. Tapi... " Galang menggantungkan kalimatnya

"tapi kenapa?" Ira

"dia ngeliat kamu sama abang, dia kaya iri. Dia kira kamu tuh cewe nya abang" Galang sambil menunjukan wajah yang tersipu malu , tersenyum seakan mengingat kenangan yang indah

"ishh beneran? lah kan aku adik abang , ih gajelas ni kaka nya,masi kecil uda cemburu cemburuan. Namanya siaapa bang?" Ira

"silakan kak keluar" petugas kincir angin mengusir. Galang dan Ira pun keluar dari kincir angin

"mau naik apa lagi ra" tanya Galang

"disini ga ada roller coster ya?" Ira

"ya ga ada lah ra, ini kan pasar malem" Galang

"ya udah ira mau ke tempat biasanya abang kalo malem malen gini" Ira

"berani kamu?" Galang sambil mengangkat salah satu alisnya

"ga jadi bang, pulang aja hehe" Ira

"ya udah ayo" Galang berjalan bersama ira

~**~

GALARA ✓✓ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang