Part 8

1.6K 75 5
                                    

"abangggg!!" Teriak Ira sambil berdiri diatas meja makan

"apasi teriak teriakan?" Kesal Galang

"itu monster berantena terbang, kecoaaa, ambilin tolong" Ira

"ga"

"Bang Galang ga kasian Ira?" Ira memelas berharap Galang akan menolong nya

"ga"

"lagian cuma kecoa aja takut, ambil sendiri" lanjut Galang

"jahat" Ira mendengus kesal

"emang abang jahat, baru tau kamu?" Galang

"aku kan ga pernah pegang kecoa, jadi abang praktekin dulu" Ira

"oh gitu " Galang memungut kecoa lalu menaruhnya di toples. Kemudian Ira langsung turun dari atas meja dan berusaha pergi ke kamar secepatnya. Tapi dengan cekatan tangan Galang menahan tangan Ira.

"mau kemana kamu?" Galang

"abang nyium kaya aroma bau gitu ga, ini bau ira tau bang. Kayanya Ira harus banget mandi sekarang deh. Ira mandi dulu ya bang, hehe" Ira

Galang hanya menatap Ira dengan tajam, sementara Ira lagi-lagi menunduk. Tapi kemudian Galang mencium kening adiknya. Spontan Ira mundur menjauh, tapi tangannya masih tertahan oleh Galang.

"wangi" Galang

"eh? tapi, tapi aku tuh harus..." Iraa setengah terkejut. Galang langsung menariknya ke dekat toples yang berisi makhluk kecil berantena tersebut.

"sekarang ambil" Galang disertai suasana menegangkan

"bentar Ira doa dulu" Ira mengadahkan tangannya, kemudian mengusapkan tangannya itu ke wajahnya

deg... deg...

'anggep aja boneka alien' batin Ira sambil memejamkan matanya

"ni bang, antek abang, eh kecoa nya" Ira menahan rasa jiji

'kurang ajar' batin Galang, Galang sambil menyeringai

"yodah pelihara gih" Galang

"ga mauuuu, ini taro manaaa?!" Ira semakin geli melihat kecoa yang dia pegang bergerak gerak.

"luar rumah" Ira langsung lari maraton dari meja makan ke luar rumah, kemudian masuk rumah dan mencuci tangannya.

"5 detik" Galang

"cepet juga, berarti besok latihan pake kecoa ya" ucap Galang dengan santai

"latihan?" Ira

"iya"

"latihan apa?"

"liat aja besok"

'sekalian ajalah pacaran ama kecoa' batin Ira kesal

~**~

Tengah malam 00.00

Ira bangun dari tempat tidurnya.
Berdiri di malam yang sunyi. Berjalan perlahan lahan, berusaha untuk tidak menimbulkan suara. Berjalan ke arah pintu rumah.

cklek..

Suara pintu terbuka. Ira menoleh kembali kebelakang dan sekitarnya memastikan seseorang tidak terbangun.

'hufttt' batin Ira

'lah sendal nya ngilang, ga ada. Ni pasti abang ngumpetin sendal. Dah kaya maling sendal masjid aja. Ya udahla pake sepatu' batin Ira menggerutu

Setelah itu, ia keluar pintu dan berjalan dengan santai.

Angin sejuk malam menerpanya. Membuat kesunyian dan keheningan. Namun Ira merasa dirinya diikuti seseorang. Tapi ketika ia membalikkan badan dan alhasil dia tidak melihat apa apa. Kemudian dia melanjutkan langkahnya. Beberapa saat kemudian dia berhenti kembali. Berjalan berbalik arah. Memeriksa gang kecil di belakangnya. Namun nihil, tetap saja dia tidak melihat apapun. Ya APAPUN!

Aira melihat ada bayangan yang mendekatinya.

"lampu gang yang berguna" gumam Ira sambil menyeringai

Tanpa aba-aba, Ira langsung membalikan badan dan memukul wajah pemilik bayangan tersebut.

"yes tepat sasaran" Ira senang dengan keberhasilan memukulnya. Ia berharap abang nya ada disini untuk melihat ini.

Namun orang didepannya hanya memegang dagunya, seakan membenarkan posisi wajahnya  kembali seperti semula, kemudian orang tersebut menyeringai.

Sementara Ira hanya menyipitkan matanya, seakan ia mengenali seseorang didepannya. Tapi siapa dan dimana. Lampu gang kali ini tidak dapat membantunya. Karena posisi pria?, pria itu ada di tempat gelap tepat di depannya, terlebih lagi dia memakai pakaian serba hitam dan topi hitam.

"siapa kau?" Tanya Ira sambil mendekat dengan hati hati

"auch" Tengkuk Ira dipukul. pandangan nya kabur dan kesadaran nya mulai hilang. Kemudian pria itu membawanya. Mengangkat tubuh Ira dengan ala bridal style

~**~

GALARA ✓✓ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang