Diperjalanan Pulang...
"Gimana ? boleh ?" Galang
"Maksudnya boleh?" Ira
"Boleh abang kesana lagi?" Galang
"Masi sama, Engga ya hehe" Ira
"Kenapa?" Galang
"Ira kasian sama lawan abang , 3 kali pukulan aja mental" Ira
"Berarti sekarang udah ga kasian sama abang?" Galang
"Ga gitu juga" Ira
"Ra kadang dunia itu kejam, kalo ga di lawan kita bakal mental" Galang
"Berarti ngelawan perintah abang boleh dong?" Ira , kemudian Galang menatap nya sinis
"Bilang apa tadi?" Galang menjewer telinga milik Ira
"eh iya iyaa iya maaf, lepasin sakit tau" Ira kemudian Galang melepas jewerannya
"ngeyel!" Ketus Galang
' amphon bang jago' batin Ira
"untung telinganya ga copot" Gumam Ira
"mau gitu?" Galang menawarkan jasa bongkar pasang anggota tubuh
"ga perlu bang, ga punya duit buat bayar" Ira
"Oh iya kamu masih ada perhitungan sama abang" Galang
"Perhitungan apa? emteka? al-jabar? apa fisika?"Ira
"bahasa Indonesia" Galang
"Oooo itu paham paham" Ira dengan santai lemudian ia menyadari sesuatu dan terdiam sejenak kemudian
"eh maksudnya itu? yah bang maafin Ira. Ira ga sengaja toxic ,beneran. Itu pintunya yang salah, masa pintu ga bisa dibuka. Harusnya pintu itu lebih berfaedah dan berguna. Bisa nutup bisa buka. Dah ya bang. Kita ganti pintu aja. Rusak pintunya" Ira menjelaskan
"Iya rusak. Didobrak sama kamu" Galang
"Itu dobrak gara gara bang Zay, wah bang Zay pasti ngomporin abang ya? bang Zay ngaduan ni. Jangan percaya bang. bang Zay mah solimi, eh maksudnya" Ira
"solimi?" Galang
"maksudnya sok alim bang, bukan solimi" Ngeles Ira
"solimi yang anak kecil itu?" Tanya Galang
"eh abang nonton? " Ira
" ga, abang ditunjukin ama galih sama zay" Galang
' ditunjukin itu berarti liat, kalo liat berarti nonton dong? lah berarti iya bukan ga. gimana sih? auah bingung. Tapi anj*r lahh abang gua nonton nj*m' batin Ira berfikir keras
"Ooo jadi gimana?" Ira berusaha menyimpulkan dengan wajah sok polos.
"Jangan diulangin" Tegas Galang sambil menarik rambut Ira tiba tiba hingga Ira meringis kesakitan sambil menahan rambutnya dengan tangan.
"i-i-iya maaf" kemudian Galang melepas tangannya dari rambut adiknya
"ra, mundur" Perintah Galang, kemudian ira menuruti perintah abangnya itu. Ia mundur satu langkah dibelakang abangnya
"Bagus Lang, Lu sendiri pelindung dia yang nyiksa dia. Tapi gua kagum insting lu masih sama kaya yang dulu" Seorang pria keluar dari balik tembok. Memakai pakaian serba hitam dengan topi berwarna hitam
"Begitu juga dengan dendam gua" Pria tersebut menyeringai, kemudian bermunculan sekelompok orang yang memakai pakaian hitam sama seperti pria di depannya.
"Bang Gal" Kalimat dari ira yang terpotong karena mulutnya tertutup oleh tangan seseorang, spontan Galang langsung menoleh kebelakang
"Ira!" Galang ingin melangkah maju, namun sayang
"sekali lu maju semakin dekat pisau anak buah gua ke lehernya" Ancam pria tersebut
"baj*ngan" Galang menyeringai
" lu dendam sama gua ga harus lewat adik gua" Galang
"Gua ga puas liat lu gitu aja" Pria tersebut
"lu buat ibu gua menderita sekarang lu juga mau adik gua?" Galang
"bawa masuk" Tiba tiba mobil venn hitam datang dan mereka semua masuk kedalam mobil termasuk ira
"Sialan lu BAGAS LEARNOLD!" teriak Galang saat bagas akan memasuki mobil
' kak bagas? Le-Arnold?' batin Ira
~**~
KAMU SEDANG MEMBACA
GALARA ✓✓ [END]
AçãoGalang dan Aira Adik dan kaka yang ditinggal ke dua orang tuanya suatu saat terjadi tragedi,tragedi pembunuhan yang menciptakan dendam sesama.Dimana ibu mereka mati ditembak oleh seseorang dengan pesan terakhir " Jaga adik kamu" mampukah Galang me...