Eight

76 15 1
                                    

"Andaikan saja aku bisa lebih menerima diriku sendiri, aku tidak akan berakhir seperti ini"-Kitahara.

Kitahara kesal karena pertanyaannya diabaikan,dia langsung mencubit leher Erzan agar Erzan mendengarkan pertanyaannya.Erzan seketika kaget langsung menoleh kearah Kitahara dengan tatapan dingin.

"Apaan cubit-cubit, sakit tau"

" Abis gue kesel,tadi gue nanya tapi lo nya gadenger"

" Emang gue gadenger ko, suara Lo kan kecil badan aja digedein tapi suara lo kecil banget hahaha"

"No comen deh, gue males debat"

Erzan yang bingung dengan sifat Kitahara yang mendadak moodyan langsung berusaha menghiburnya bahkan menggodanya.

" Tumben lo gamau debat, ada apakah gerangan ckck"

" Gaada apa-apa"

" Kalo lo gamau kasih alesan gue gaakan turun nih"

" Yauda serah lo aja Zan"

Erzan benar-benar berhenti di pertengahan tangga dan menunggu Kitahara untuk memberi alasan. Kitahara yang tampak cuek dengan sikap Erzan tidak mau berbicara.

" Gue beneran nunggu nih Ara , klo lo gakasih alesan resikonya kita kesiangan datang kesekolah"

Kitahara melihat jam tangannya, jarum jam menunjukkan pukul 7.25 pagi. Kitahara tidak mau sampai kesiangan datang kesekolah akhirnya dia mengalah.

" Alesannya gue khawatir sama tangan lo Zan "

" Oh jadi lo cuma khawatir sama tangan gue aja, tapi lo ga khawatir sama guenya gitu?"

"Gue serius Zan gabecanda"

" Gue kan udah bilang tangan gue gapapa Ara"

" Lo boong Zan gue kan belum liat tangan lo"

" Yauda nanti dibawah gue liatin biar lo puas"

Akhirnya mereka sampai di bawah dan Erzan menurunkan Ara di kursi ruang tamu. Kitahara yang sudah duduk di kursi langsung meraih tangan Erzan dan menariknya agar Erzan duduk disampingnya.

" Sini mana liat tangan lo yang sakit"

" Sekarang udah gasakit Ara"

" Gapapa sini pengen liat"

Erzan menyerahkan tangan kanannya yang sakit akibat terjatuh tadi, seperti yang Erzan lihat dan rasakan tangan nya itu memang tidak berdarah hanya saja sakit.

" Tuh Zan tangan lo lebam nih gara-gara tadi masaiya gasakit"

" Iya sakit lah dodol cuma ya gadirasa aja, luka lo kan lebih parah dari gue Ara "

" Tangan lo ga keseleo kan Zan?

" Gue rasa sih ngga ,soalnya gue tadi masih mampu ngegendong lo kan"

" Gue kan udah bilang jangan digendong, soalnya gue kan berat Zan apalagi kan tangan lo lagi sakit"

" Udah gapapa Ara, sekarang cepet gendong tas lo, kita harus cepet-cepet pergi kesekolah"

Kihahara menggendong tas di punggungnya begitu juga Erzan mereka berpamitan dan pergi bersama tapi Erzan lupa kaki Kitahara pasti masih sakit sedangkan mereka pergi ke sekolah menggunakan motor.

"Ara lo bisa naik motor gue ga?"

" Hmm gatau Zan gue bingung naiknya"

" Lo duduknya kepinggir aja biar enakan gitu kakinya"

" Iyaa Zan ini gue mau coba naik, lo tahan ya jangan sampe gue jatoh lagi"

" Iyaa Ara pasti gue tahan, jangan lupa pegangan nanti lo jatoh gue lagi yang ribetnya"

Kitahara yang berhati-hati agar kakinya tidak sakit ketika menaiki motor,dia memegang pundak Erzan agar bisa naik kemotornya.Dengan perlahan tapi pasti akhirnya Kitahara bisa duduk sesuai yang Erzan sarankan kepadanya tadi.

" Udah enak belum posisi duduknya?"

" Udah Zan, ayo cepetan kita harus pergi sekarang"

" Okey siap meluncurr, eh jangan lupa pegangan ya lo kan belum pernah naik motor pake posisi minggir kaya gitu pasti ada resiko jatoh"

"Iya gue takut jatoh Zan plis jangan ngebut"

"Makanya pegangan Ara, kalo gue gangebut nanti kita telat"

"Yauda gue pegangan deh"

Akhirnya Erzan menyalakan mesin motornya,dan melihat di kaca spionnya ada Kitahara yang juga sedang melihat kearahnya.Kitahara yang kebetulan sedang berkaca untuk mengusap keringat di dahinya tak sengaja melihat Erzan yang juga sedang melihat kearahnya.

Bersambung...
Ketemu lagi di next part ya❤️
Jangan lupa tinggalkan vote yaa biar authornya makin semangat lanjutin ceritanya hhe....




Tidak Apa-apa,Ara!! [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang