Eleven

125 16 2
                                    

"Apa salah jika aku salah paham?"-Kitahara.

Kitahara berusaha berdiri namun kakinya lebih terasa sakit, saat Kitahara melihat kakinya ternyata kakinya berdarah lagi, darahnya keluar menembus perban yang dia pakai hingga darahnya menetes keluar mengenai sebagian kakinya yang lain.

" Risa, Audy, Kei gue gajadi ikut kekantin deh soalnya gue mau ngerjain pr yang kemaren"

"Loh kok mendadak sih Ara?"

"Gapapakan?"

" Yauda kalo gitu tapi lo bawa bekel dari rumah kan?"

" Iya gue bawa"

" Okei kalo gitu kita kekantin dulu ya Ara"

Kitahara terpaksa berbohong agar teman-temannya tidak khawatir, akan tetapi Kitahara juga tidak membawa bekal dari rumah. Kitahara kaget karena mendadak ponselnya berdering, langsung saja Kitahara mengecek ponselnya dan ternyata itu telepon dari Erzan.

" Hei Ara gue galiat lo dikantin, apa kaki lo masih sakit?"

" Ngga ko udah gasakit"

" Lah terus kenapa lo ga kekantin, lo galapar?"

" Engga Zan gue galapar, btw ada apa nelpon?"

" Cuma nanya aja"

Setelah itu Erzan langsung menutup telponnya tanpa sepengetahuan Kitahara. Kitahara paling tidak suka jika seseorang menutup telponnya tiba-tiba.

"Kebiasaan Erzan emang gapernah berubah, selalu aja nutup telpon tiba-tiba dasar aneh"

Kitahara memutuskan untuk tidur sebentar agar rasa sakit di kaki untuk sementara hilang, tetapi tidak lama saat Kitahara menutup matanya dan terlelap, Kitahara dikagetkan lagi dengan kedatangan Erzan di kelasnya. Erzan juga membawa sesuatu ditangannya.

"Hei Ara diem-diem bae,cie sendirian gue temenin ya wkwk"

Erzan tidak tahu Kitahara sedang tertidur, Erzan heran mengapa Kitahara tidak menjawab ataupun mengetahui keberadaanya saat ini. Lalu Erzan menghampiri tempat duduk Kitahara dan saat dilihat lebih dekat Erzan baru sadar bahwa Kitahara sedang tidur.

Erzan memerperhatikan Kitahara yang sedang tertidur diatas meja tempat duduknya. Tanpa sadar Erzan mencoba mengelus kepalanya secara perlahan, Erzan tidak ingin membuat Kitahara terbangun namun saat pulpen yang ada di dekat Kitahara terjatuh ,Erzan pun kaget dan sesegera mungkin Erzan mengambil pulpen itu, pulpennya terjatuh tepat di dekat kaki Kitahara.

Saat sedang mengambil pulpen, Erzan tidak sengaja melihat kaki Kitahara dan Erzan kaget ketika melihat darah menetes di kaki Kitahara sehingga perbannya pun tidak tersisa warna putih lagi.

"Ya ampun Ara jadi ini alesan lo gamau pergi ke kantin, karna kaki lo berdarah lagi"

Kitahara akhirnya terbangun saat Erzan mengelap darah yang sudah kering di kakinya.

" Eh Zan Lo ngapain disini?"

Kitahara berusaha menutupi & menjauhkan kakinya dari Erzan.

" Ini apa-apaan Ara, lo ga kasih tau gue kalo alesan lo gakekantin itu gara-gara kaki lo luka lagi"

" Bukan gitu Zan gue tadi sempet mau bilang tapi lo udah tutup telponnya duluan"

" Kalo buat itu gue minta maaf Ara gue tadi buru-buru beliin makanan yang ada dikantin buat lo"

Erzan memberikan bawaan yang dia bawa, Kitahara menerimanya dengan senang hati.

Tidak Apa-apa,Ara!! [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang