Seven

70 14 0
                                    

"Serumit itu kah untuk bisa dicintai ?" - Kitahara

Erzan masih merasa kesakitan di tangan kanannya.Tangannya memang tidak berdarah tapi Erzan melihat ada bekas darah di lantai.Erzan yang juga kaget melihat darah langsung melihat Kitahara yang terlihat kesakitan.

" Ara lo berdarah kan? Gue tau lo luka, sini gue pengen liat lukanya"

Kitahara yang mencari sumber rasa sakitnya,langsung menemukan lututnya yang terluka dan mengeluarkan darah yang cukup banyak.

" Emm lutut gue Zan yang luka tapi gaserius ko lukanya tenang aja"

" Tenang aja gimana itu banyak banget darahnya Ara,gue takut Lo kenapa-kenapa"

" Ini gapapa Zan bisa langsung diobatin pake betadin terus dipakein plester juga besoknya sembuh"

" Yaudah gue mau obatin luka lo, tunggu sebentar gue mau ambil kotak p3k di kamar"

Erzan yang terburu-buru menuju kamarnya dan mencari kotak p3k untuk Kitahara terpaksa mengacak-acak kamarnya, karena Erzan lupa menyimpan kotak p3knya. Dengan raut muka kesal Erzan keluar kamar dan buru-buru turun kebawah dan mencari kotak p3k yang ada di ruang tamu.

Kitahara yang tidak bisa bangun apalagi berjalan hanya bisa melihat Erzan yang kesana kemari mencari kotak p3k untuknya. Ayah Kitahara yang melihat tingkah panik Erzan langsung menanyakan kenapa anak laki-lakinya itu seperti mencari sesuatu disana.

" Zan lagi ngapain kamu disitu, sini sarapan dulu. Bukannya tadi Ara nyusulin kamu keatas ya?"

" Eh ayah, ini Erzan lagi nyari kotak p3k buat Ara tapi yang di kamar Erzan tuh gaada gatau kemana Erzan lupa nyimpennya"

"Kotak p3k buat Ara, Ara kenapa Zan ?"

" Ara tadi hampir jatoh Yah, terus untung aja Erzan tarik tangannya jadi gajadi jatohnya, tapi Erzan sama Ara jadi jatoh terus kaki Ara kena tembok kegores gitu jadi lututnya berdarah"

" Tapi kalian gakenapa-napa kan gaada luka yang parah?"

" Gaada Yah, untungnya Ara cma berdarah aja sekarang Erzan mau obatin lututnya"

" Oh yaudah kalo gitu cepet obatin lukanya Ara, takutnya nanti infeksi Zan "

" Iya ayah Erzan sekarang mau keatas lagi"

Erzan segera menaiki anak tangga dan segera mengobati lukanya Kitahara. Kitahara yang menahan sakit saat diobati Erzan terlihat hampir menangis, membuat Erzan semakin berhati-hati saat meneteskan obat merah di lutut Kitahara.

" Pelan-pelan Zan, gakuat perih"

" Iya Ara ini bentar lagi juga udah ko tinggal pakein perban sama plesternya"

Kitahara yang memeluk Erzan dan tidak mau melihat lukanya sempat hampir membuat Erzan tidak bisa bernapas. Karena Kitahara memeluk Erzan terlalu kuat.

"Ara lo jangan meluk gue kaya gitu gue gabisa nafas nih"

" Mamaaf Zan gue gabermaksud bikin lo gabisa napas ko"

Erzan yang baru beres memakaikan perban di lutut Kitahara, dan sekaligus membantu Kitahara berdiri perlahan-lahan. Kitahara hanya bisa berdiri tapi tidak bisa berjalan.Erzan yang sudah peka dengan keadaan lutut Kitahara langsung menggendong Kitahara turun kebawah bersamanya.

" Eh Zan gausah digendong gue gamau bikin lo keberatan"

" Udah lo jangan banyak ngomong, gue tau lo gabisa jalan"

Kitahara yang tidak bisa berjalan hanya bisa diam dan mengeratkan pegangan tangannya di leher Erzan yang menggendong tubuhnya menuruni anak tangga.

Kitahara lupa menanyakan apakah Erzan baik-baik saja setelah kejadian tadi, dan akhirnya Kitahara menanyakan keadaan Erzan walaupun Erzan sempat tidak mendengar pertanyaan Kitahara saat itu dikarenakan Erzan terlalu fokus menuruni anak tangga.

" Zan lo gapapakan? Masa iya lo galuka sih?"

Kitahara kesal karena pertanyaannya diabaikan,dia langsung mencubit leher Erzan agar Erzan mendengarkan pertanyaannya.

Bersambung...
Ketemu lagi di next part ya❤️
Jangan lupa tinggalkan vote





Tidak Apa-apa,Ara!! [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang