Nine

79 15 0
                                    

" Pada akhirnya aku hanya bisa menyangkal perasaan itu jauh-jauh"- Kitahara.

Akhirnya Erzan menyalakan mesin motornya,dan melihat di kaca spionnya ada Kitahara yang juga sedang melihat kearahnya.Kitahara yang kebetulan sedang berkaca untuk mengusap keringat di dahinya tak sengaja melihat Erzan yang juga sedang melihat kearahnya.

"Apaan liat-liat"

" Lo juga apaan liat-liat "

" Gue lagi ngaca tau"

" Gue juga"

Kitahara dan Erzan tersenyum bersama saat kembali saling menatap di kaca spion. Hari ini ada sesuatu yang baru saja dimulai tapi entahlah Kitahara tidak tahu ini perasaan apa, yang baru saja dia alami bersama Erzan.

****

Mereka sampai di sekolah hampir telat, tapi untungnya mereka datang 10 menit lebih awal sebelum bel masuk, Kitahara lupa kalau dia harus menaiki tangga tak berujung itu untuk sampai dikelasnya dengan keadaan kaki yang masih sakit. Erzan yang sedari tadi memperhatikan Kitahara baru sadar jika adiknya itu harus naik tangga untuk sampai di kelasnya.

Erzan berniat untuk menggendong Kitahara lagi menuju kelasnya agar Kitahara tidak merasakan kakinya yang sakit akibat terjatuh tadi. Kitahara yang masih melamun dikagetkan Erzan yang memanggilnya.

" Woii Ara! Ayo cepetan kita ke kelas, nanti keburu telat loh"

" Iya Zan gue tau"

" Lo kan harus naik tangga klo mau sampe kelas kan?

" Iyaa seperti biasa kan kaya gitu, tapi hari ini gue kayanya bakal susah naik tangga deh"

" Mau gue gendong lagi kah?"

" Ngga, gausah Zan gue bisa naik sendiri, paling nanti telat dikit sampenya"

" Serius nih, Ara gue gatega liat lo naik tangga kalo kaki lo masih luka kaya gitu"

" Gue gapapa kok Zan, don't worry okey gue gapapa kok"

" Yauda kalo gitu gue duluan kekelas ya, lo ati-ati naik tangganya"

" Iya pasti gue ati-ati lah, udah cepetan sana nanti lo telat masuk kelas"

" Yauda gue duluan Ara "

Erzan yang masih tidak tega dengan keadaan Kitahara masih ragu untuk pergi kekelasnya atau balik lagi untuk memastikan Kitahara baik-baik saja. Sedangkan Kitahara saat ini sedang berusaha menaiki tangga dengan satu kaki yang susah untuk di tapakkan ke tanah sehingga Kitahara harus mengerahkan tenaganya untuk memegangi pegangan tangga agar dirinya tidak terjatuh lagi.

Kitahara baru sampai setengah tangga dan harus menempuh setengahnya lagi untuk bisa sampai dikelas tepat waktu.Akan tetapi Kitahara juga sudah lelah, keringat bercucuran di jidatnya tapi dia tidak menyerah disana, Kitahara masih bisa meneruskan langkah kakinya yang terpincang-pincang untuk menaiki tangga.

Namun saat tinggal beberapa langkah lagi Kitahara mulai kehabisan tenaga dan juga tangannya sudah sangat basah oleh keringat ,sehingga saat Kitahara memegang pegangan tangga, pegangan itu menjadi licin.Kitahara yang sangat panik karena pegangannya licin seketika tidak bisa menahan beban tubuhnya sehingga Kitahara hampir saja terjatuh.

Tapi untungnya Erzan menahan tubuh Kitahara dari belakang sehingga Kitahara tidak jadi terjatuh lagi.Erzan yang sedari tadi sudah merasa khawatir dengan keadaan Kitahara dan akhirnya memutuskan kembali untuk melihat Kitahara. Dan kebetulan Kitahara sedang menaiki tangga dengan terpincang-pincang, Tadinya Erzan berniat membantu Kitahara tapi jika Erzan menghampiri Kitahara saat itu pasti Kitahara akan menolaknya jadi Erzan berniat untuk mengikutinya dari belakang sampai Kitahara masuk kelas.

Saat Kitahara hampir sampai diujung tangga hanya beberapa anak tangga lagi Kitahara akan sampai tapi,ternyata Kitahara seperti kaget dan kehilangan keseimbangan sehingga Erzan segera berlari dan menahan tubuh Kitahara dari belakang. Kitahara yang masih kaget segera melihat kebelakang dan menemukan Erzan yang sedang menahan tubuhnya saat ini.

"Loh,ko lo disini Zan?"

" Tadi gue balik lagi karna gue khawatir sama lo, dan bener aja kan lo hampir jatoh lagi Ara, untung ada gue sekarang kalo ngga gimana coba"

"Iya Zan maafin gue, yang gabisa jaga diri yang terus bikin lo khawatir kaya gini makasih buat semuanya"

"Gue cuma khawatir aja sama lo, sekarang lo harud cepet masuk kelas"

" Iya Zan gue juga berusaha buat cepet tapi gabisa"

" Udah sini gue gendong aja biar cepet"

" Tapi Zan ini disekolah nanti ada yang liat"

" Emangnya kenapa Ara gue kan abang lo sekaligus mau bantu lo ke kelas"

" Nanti tangan lo sakit lagi Zan"

" Gaakan udah ayo sini gue gendong"

Kitahara akhirnya setuju untuk digendong lagi oleh Erzan, karena Erzan yang sangat keras kepala ingin adiknya masuk kelas tanpa kesakitan.Kitahara juga tidak bisa menolaknya karena waktunya sangat mepet.

Erzan yang selalu perhatian kepada Kitahara seakan-akan tidak ada yang bisa menggantikan tempat Kitahara bagi Erzan. Dan bagi Kitahara memiliki kaka seperti Erzan adalah sebuah mimpi sekaligus hadiah dari Tuhan untuknya.

Kitahara senantiasa menjaganya dan menyayanginya untuk selamanya. Tapi untuk sesaat Kitahara menginginkan seorang seperti Erzan untuk menjadi pasangannya tapi itu semua tidak mungkin karena Kitahara berpikir tidak ada laki-laki yang menyukainya.

Laki-laki yang Kitahara sangat kenal baik hanya Erzan dan Revin.Revin adalah teman Kitahara dan juga mereka sangat dekat namun hanya sebatas teman,nama lengkapnya Revinsyah Adibara.Kitahara dan Revin sudah lama saling mengenal,mereka sudah saling mengenal saat Kitahara masih SMP dan sampai sekarang Kitahara masih berteman baik dengannya.

Lebih detailnya, Kitahara mengenal Revin saat Kitahara duduk di kelas 8 SMP. Revin yang memiliki sifat pendiam dan dingin membuat Kitahara penasaran,sampai saat ini Kitahara masih mengingat saat pertama kali melihat Revin di kelas waktu itu.

Untuk pertama kalinya Kitahara melihat Revin dan hendak memberikan senyuman,namun bukannya di sambut dengan senyuman balik Revin malah membuat Kitahara kesal karena Revin malah berpaling dan menghiraukan senyuman Kitahara.

Kitahara sangat kesal namun berusaha untuk melupakan kejadian itu karena kejadian itu sangat memalukan. Tapi Kitahara lupa bagaimana caranya dia sekarang bisa dekat dengan Revin, banyak waktu yang Kitahara sudah habiskan bersama Revin.

Dari mulai latihan angklung bersama, pulang bersama dan makan ice cream bersama.Hampir setiap hari Kitahara dan Revin membeli ice cream setiap sudah pulang dari latihan angklung, dan juga pulang bersama setelahnya.Karena arah rumah Kitahara dan Revin sama hanya saja rumah Revin lebih jauh dari rumah Kitahara.

Kitahara selalu senang jika bisa membuat Revin tertawa. Baginya itu momen yang sulit di temukan dari diri seorang Revin. Karena Revin menutup dirinya dari banyak orang dan bisa dibilang Revin adalah antisosial. Di depan Revin Kitahara selalu menjadi orang gila agar bisa menghiburnya.


Bersambung...
Ketemu lagi di next part ya❤️
Jangan lupa tinggalkan vote yaa biar authornya makin semangat lanjutin ceritanya hhe....

Tidak Apa-apa,Ara!! [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang