20 - Katarina / ???

3.6K 551 47
                                    

Entah firasat atau insting, Katarina tahu seyakin cenayang manapun, bahwa badai akan datang malam hari. Matahari menampakkan taring paling tajamnya siang itu membakar puncak kepalanya, nyaris meledak. Baru berjalan beberapa langkah dari kereta kuda, Katarina memutar badannya dan kembali. Berjalan tanpa payung di hari sepanas ini merupakan keputusan terburuk yang bisa Katarina buat. Kulit putihnya mudah terbakar dan merah merupa apel. Sehingga, ia kembali meminta payung pada penjaga kereta kuda.

            Membentangkan payung di atas kepala, akhirnya, Katarina mampu menghadang silau yang menganggu pemandangannya. Ibukota Gemma hari itu ramai kendati matahari bersinar tanpa ampun. Terutama Distrik Perbelanjaan dipepati oleh kalangan bangsawan mempersiapkan diri menghadiri Pesta Topeng minggu nanti di Kastil Gemma. Beruntung dirinya seorang dayang ratu sehingga perancang busana datang sendiri ke kastil, mendesain baik gaun maupun topeng yang akan dikenakannya nanti.

Mengembara di pinggiran jalan Distrik Perbelanjaan Ibukota Gemma, akhirnya Katarina menemukan tujuannya. Deretan toko bunga di seberang jalan. Masih menggenggam payung di tangan kanannya, Katarina menoleh ke kanan kiri menunggu tidak ada kereta kuda berlalu-lalang. Setelah memastikan jalan aman, Katarina segera menyeberangi jalan dan sampai pada toko bunga pertama.

Pandangannya kemudian mulai menyusuri deretan toko bunga itu satu demi satu. Katarina sedang mencari bunga yang tepat diberikan Caiden sebagai undangan dansa kepada adiknya, Dominica. Katarina bisa saja meminta salah satu pelayan kastil mencarikan bunga, namun hal itu beresiko membeberkan rencana rahasia  Dominica. Dan lebih dari apapun, Katarina membutuhkan udara segar. Sehingga di sinilah dirinya sekarang, menjelajahi Distrik Perbelanjaan, memilih bunga yang tepat.

Mawar akan sempurna, pikir Katarina saat berhenti di toko yang menjajarkan berbagai macam bunga di depannya seraya menutup payungnya. Mawar identik dengan cinta dan kasih sayang sehingga menjadikannya undangan dansa yang sempurna. Juga, mawar selaras dengan julukan Dominica, Mawar Merah Bangsawan. Mawar merah lebih dari sempurna, teramat sempurna. Tapi, Katarina yakin, Dominica yang mudah bosan, akan lelah dengan buket bunga yang sama terus menerus.

Melihat bunga aster di sudut, disembunyikan sekumpulan mawar, menarik perhatian Katarina. Aster yang menonjolkan kemurniannya di sekitar gairah cinta. Katarina melangkah lebih dekat, meraih setangkai bunga aster dari tempatnya. Membawa bunga itu dekat penciumannya, indranya menangkap sekelebat aroma asri tanah. Menyegarkan benaknya.

Katarina selalu menyukai bunga aster. Lambang kemurnian dan kejernihan. Bunga aster tidak pernah dicemari cemburu akan kecantikan bunga lainnya. Menjadi dirinya sendiri, bunga aster memiliki daya tarik yang segelintir orang pahami. Aroma tanah yang menguar juga mengindikasikan betapa erat hubungannya dengan tanah, dengan kenyataan. Rendah hati, tidak menarik perhatian terlampau banyak. Selalu berhasil menjernihkan kembali pergumulan pikiran di benaknya.

Andaikan ia bisa menjadi sepersekian persen dari bunga aster.

Seseorang yang tampak seperti penjaga toko menghampirinya, mengemukakan kesempurnaan bunga yang dipilihnya. Kemudian, ia bertanya apakah pilihannya sudah tepat dan Katarina mengangguk cepat. Tanpa berpikir lebih jauh, Katarina meminta penjaga toko untuk merangkai bunga aster tersebut menjadi buket. Katarina memilih bungkus kecokelatan dari deretan warna lainnya dan pita dengan warna sama. Dengan senyuman, penjaga toko merampungkan permintaannya, berjalan ke dalam toko untuk merangkai bunga tersebut.

Tepat saat Katarina membalikkan badannya, wajahnya menabrak suatu permukaan keras. Akibat benturan tersebut, tubuhnya goyah, mundur beberapa langkah dan genggamannya melonggar. Payungnya jatuh tidak jauh darinya. Sebuah tangan asing meraih payungnya, menutupnya seperti semula, dan menyerahkan payungnya di hadapannya. Katarina menerima payung terkutuk itu, lalu mendongak, walaupun hidungnya berdenyut sakit dan matahari memperburuk situasinya.

KATARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang