04 ; Bolos

588 92 1
                                    

"We anjir! gue masih sayang nyawa woy, pelan-pelan nyetirnya Yun" Jantung Jisung seakan mau copot saat Yuna menaikkan kecepatan mobilnya. Walaupun dia pernah balapan tapi tetap saja akan menakutkan karena bukan dia sendiri yang menyetir mobilnya, dan terlebih lagi yang menyetir sekarang adalah seorang gadis.

"Ngga usah takut gue sering ikut balapan liar"

"Gue ngga percaya"

Mendengar ucapan Jisung Yuna mendengus kesal dan tanpa aba-aba Yuna langsung menaikkan lagi kecepatan mobilnya membuat Jisung spontan berteriak.

"WOY ANJIR! IYA GUE PERCAYA, TURUNIN KECEPATANNYA BURUAN!"

Yuna lantas tersenyum puas saat melihat ekspresi takut Jisung

"Cemen!, cowo kok penakut" Ucap Yuna sambil tetap fokus pada jalan di depannya.

"Ngajak gelut ya lo, sini biar gue yang nyetir!"

Tanpa protes sedikit pun Yuna memberhentikan mobilnya lalu bertukar posisi dengan Jisung membuat Jisung langsung tersenyum senang.

"Nanti bangunin gue kalau udah sampai"

Sekarang giliran Jisung yang mendengus kesal mendengar ucapan Yuna barusan. Jadi alasan gadis itu dengan mudah menuruti permintaannya untuk bertukar posisi adalah karena gadis itu ingin tidur.

Sungguh menyedihkan sekali dirimu Park Jisung.

Selang beberapa menit kemudian, mereka akhirnya sampai di rumah Jisung. Setelah memarkirkan mobilnya di halaman rumahnya, Jisung dengan segera membangunkan Yuna.

"Eungh, kenapa kita jadi ke rumah lo, tadi lo bilang mau bolos di luar"

"Kita harus nutupin seragam kita pakai hoodie atau sweater sebelum bolos di luar, ngga enak kalau kita keluar pakai seragam saat masih jam sekolah"

"Tapi gue ngga bawa hoodie atau sweater terus kalau kita ke rumah gue bakal ngambil banyak waktu lagi"

"Pakai hoodie gue aja"

Jisung lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumahnya di ikuti Yuna di belakangnya.

"Selamat datang tuan muda" Sapa kepala pelayan yang ada di rumah Jisung sambil membukukan badan.

Sementara Jisung hanya membalasnya dengan senyuman dan terus berjalan menuju kamarnya yang masih di ikuti Yuna di belakangnya.

"Setiap hari semua pelayan yang ada di rumah lo bakal bungkuk gitu kalau lo lewat di depan mereka?" Tanya Yuna saat mereka sudah berada di kamar Jisung.

"Yah udah seharusnya gitukan, mereka kan pelayan" Jawab Jisung sambil membuka lemarinya untuk memilih hoodie

"Tapi tadi gue lihat setiap pelayan yang bungkuk ke lo pas kita lewat, rata-rata umur mereka lebih tua dari pada lo"

"Ya terus?"

"Yah itu sama saja lo ngga sopan tau!"

"Gue ngga pernah nyuruh mereka bungkuk setiap gue lewat, tapi mereka sendiri yang ngelakuinnya tanpa gue suruh, jadi bukan salah gue dong"

"Iya juga sih" gumam Yuna

"Nih lo coba hoodie gue" Jisung menyodorkan sebuah hoodie berwarna biru laut lalu kembali mencari jaket jeans miliknya di lemari

"Woah hoodie lo besar juga ya" Celetuk Yuna sambil melihat pantulan dirinya di depan cermin yang berada di kamar Jisung

Sedangkan Jisung yang melihat Yuna memakai hoodienya langsung terdiam lalu tiba-tiba saja telinganya bersemu kemerahan.

"Oh shit pemandangan apa ini, hoodie kebesaran + rambut berantakan. Akh sial, hoodie itu membuatnya imut dan seksi dalam satu waktu" Pikir Jisung

"Jisung, woy Jisung!" Yuna sedikit mengguncang tubuh Jisung karena tiba-tiba saja Jisung melamun.

"Hah? Apa?"

"Lo lagi mikirin apa sih sampai ngelamun gitu"

"Gue ngga lagi mikirin apa-apa kok. Ayo berangkat"

Baru saja Jisung akan keluar dari kamarnya, tangannya tiba-tiba saja di cegat oleh Yuna.

"Eh bentar itu tadi kenapa telinga lo tiba-tiba berubah jadi warna merah"

Damn it!

"Oh itu...Ehm mungkin karena faktor cuaca. Sekarang kan udah mulai masuk musim dingin"

"Oh gitu, ya udah ayo berangkat"

Rumor Has ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang