09 ; Rooftop Fight

464 72 0
                                        

Yuna melangkah kan kakinya tanpa suara menghampiri Jisung yang sedang duduk di sebuah meja usang sambil melamun sendiri di Rooftop.

"JISUUUNG! GEMPA BUMI!"

Jisung yang sebelumnya melamun, langsung terjungkal ke belakang begitu mendengar Yuna berteriak tepat di samping telinganya.

"Anjirot! Pantat gue sakit banget. Kenapa sih lo datang-datang langsung ngagetin aja, kalau gue serangan jantung lo mau tanggung jawab!?" Sewot Jisung sambil berusaha berdiri.

Sementara Yuna hanya tersenyum tanpa dosa melihat Jisung yang terjungkal dari atas meja.

"Lo ngapain kesini? Bukannya lo ada kelas"

Yuna berdecak kesal mendengar pertanyaan Jisung "Kan tadi lo yang manggil gue kesini dodol!"

Jisung tampak berpikir sejenak "kok gue ngga ingat ya"

"Makanya jangan kebanyakan ngelamun, kan lo jadi Amnesia"

"Teori dari mana tuh orang kebanyakan ngelamun jadi Amnesia?"

"Teori tukang bakso deket Sekolah"

Jisung menatap datar Yuna yang sekarang lagi-lagi hanya tersenyum tanpa dosa

"Ah elah cuman bercanda juga, btw kenapa lo manggil gue kesini?"

"Itu.... gue mau ngomong sesuatu...."

Yuna menatap Jisung sedikit bingung, tidak biasanya nada suara Jisung seperti ini. Nada suaranya menyiratkan sesuatu yang menyedihkan.

Jisung menghela nafas sejenak "Yun... Seharusnya saat lo pindah kesini lo jangan berteman sama gue"

Yuna semakin kebingungan mendengar ucapan Jisung "Maksud lo apa sih?!"

"Lo tau sendiri kan rumor yang beredar tentang gue. Gue ini bukan orang yang baik buat lo! Lo cuman bakal dapat masalah kalau lo deket sama gue"

"Terus lo pikir gue peduli sama rumor yang beredar, dari awal gue pindah ke sini, gue udah pernah bilang kan, gue ngga pernah peduli tentang rumor apapun"

"Gue tau lo bukan tipe orang yang peduli tentang rumor yang beredar, tapi gue ngga bisa dengar orang-orang membicarakan rumor yang ngga benar tentang lo...."

"Jadi lebih baik mulai sekarang lo menjauh dari gue"

Yuna tersenyum remeh mendengar ucapan terakhir Jisung "kalau gue ngga mau gimana dong?"

"Lo ngga denger apa yang barusan gue bilang!, lo juga bakal cuman bakal terkena masalah kalau lo terus ada di deket gue!"

"Lo juga bakal-"

Bugh

Satu pukulan tiba-tiba saja mendarat di pipi Jisung, membuat nya sedikit meringis kesakitan.

"Pertama lo harus tau, kalau gue ngga pernah suka orang yang terlalu cepat menyerah bahkan tanpa melakukan sesuatu, seperti hal nya lo! Lo terlalu cepat menyerah akan masa lalu lo!"

"Dari mana lo tau tentang masa lalu gue?"

Bukannya menjawab pertanyaan Jisung, Yuna malah kembali melanjutkan ucapannya tadi.

"Kedua. Kalau lo pikir gue ini orang yang baik. Lo udah salah besar. Karena orang yang ada di hadapan lo saat ini bukan orang yang sebaik lo pikir,"

"Dan ketiga..." Yuna tiba-tiba menjeda sejenak ucapannya, tatapannya yang awalnya terlihat emosi, berubah menjadi tatapan teduh "Udah setahun lebih semenjak pertemuan pertama kita. Dan udah setahun itu gue selalu berharap bisa jadi orang yang selalu ada di dekat lo"

Jisung terhenyak mendengar semua penuturan Yuna.

"Mungkin memang gue ngga bisa jadi orang yang menggantikan tempat Lami di hati lo" Yuna tersenyum tipis lalu segera berbalik hendak melangkahkan kakinya pergi.

Tapi sebelum Yuna sempat melangkah, Jisung terlebih dahulu menahannya.

"Apa maksud lo pertemuan kita setahun yang lalu?, bukannya lo baru pindah kesini 2 bulan yang lalu. Dan kenapa lo bisa tau tentang Lami?"

"Kenapa ngga lo cari tau sendiri" Yuna lantas melepaskan tangan Jisung yang menahan pergelangan tangannya, lalu dengan cepat melangkah pergi meninggalkan Jisung sendiri.





●~●

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

●~●

Rumor Has ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang