Chapter 7.

2.4K 333 99
                                    

Beberapa hari setelah hari penobatan Lily menjadi penasihat kerajaan.

"hahhh".

Itu adalah helaan nafas Lily yang keenam kalinya, dia terlihat seperti sedang bekerja tetapi pikirannya sedang memikirkan seseorang.

"Lady apa ada sesuatu yang mengganggumu?" tanya Ben khawatir.

"hm? T-tidak ada" jawab Lily.

Ben menghela nafas, dia tidak bisa melihat nona di depannya terus murung seperti ini.

"apa Lady masih mengkhawatirkan keadaan pangeran Maxen? " tanya Ben memastikan.

Lily menganggukkan kepalanya.

"tenang saja Lady. Pangeran Maxen akan baik-baik saja" kata Ben yang berusaha menyemangati Lily.

"t-tapi dia masih tidak sadarkan diri hingga sekarang karena salahku".

Tanpa sadar air mata Lily sudah mengalir dari matanya. Ben yang melihat itu hanya bisa menatap Lily sedih.

"j-jika saja waktu itu aku yang tertusuk mungkin sekarang dia akan baik-baik saja" kata Lily yang masih menyalahkan dirinya.

"Lady tolong jangan berkata seperti itu, aku yakin pangeran juga tidak ingin Lady terluka" bantah Ben.

Sekarang seperti itulah kondisi Lily, dia masih saja menyalahkan dirinya karena telah membuat Maxen tidak sadarkan diri atau lebih tepatnya koma.

Kejadian itu terjadi keesokan harinya setelah Lily menjadi pensihat kerajaan.

Flashback.

Siang itu Duke Bavol bersama putranya datang secara tiba-tiba untuk menemui Raja Damarion.

Sabastian yang melihat ketidak sopanan Duke Bavol ingin langsung bertindak tapi di tahan oleh Raja.

"hasil ini tidak dapat bisa di ubah sampai kapanpun dan banyak saksi mata yang menerima Lady Calesta sebagai penasihat kerajaan" kata Raja Damarion.

Duke Bavol terlihat geram, "yang mulia, putraku lebih pintar dan pantas menjadi pensihat kerajaan. Lalu di sejarah kerajaan ini seorang wanita tidak pernah menjadi penasihat kerajaan apalagi di usia semuda Lady Calesta".

"sejak berdirinya kerajaan Grissham tidak ada hukum yang menyatakan bahwa yang menjadi penasihat kerajaan adalah seorang laki-laki. Jadi walaupun Lady Calesta menjadi penasihat kerajaan bukanlah sesuatu yang melanggar hukum di kerajaan ini" kata Raja Damarion yang berusaha tenang menghadapi orang di hadapannya.

"t-tapi yang mulia, saya masih tidak bisa menerima hasil ujian ini karena saya yakin bahwa putra saya akan lebih layak menjadi penasihat kerajaan di bandingkan wanita itu.".

Duke Bavol masih saja keras kepala dan berusaha mengubah keputusan Raja.

"CUKUP!" bentak Raja. Duke Bavol langsung terdiam.

"apa kau lupa sedang berbicara dengan siapa" kata Raja sambil menatap tajam Duke Bavol.

"m-maaf yang mulia".

Duke bavol menundukkan kepalnya karena takut melihat kemarahan Raja Damarion.

"pergilah" titah sang Raja.

"k-kalau begitu saya permisi yang mulia, semoga kebahagiaan selalu bersama anda".

Duke Bavol dan putranya pergi dari hadapan sang Raja, tapi kebencian Duke Bavol terhadap Lily semakin dalam.

LADY'S CHOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang