19

895 148 29
                                    

"Yoboseyo?"

"B-bun...bunda?!"

"Gak! Gak mungkin!"

Badan Yeji merosot ke lantai setelah menerima telepon dari seseorang. Hal seperti ini tak pernah ia duga. Baru beberapa jam berpisah dengan bundanya, ia sudah mendapatkan kabar tak enak dari pihak rumah sakit.

"Bunda~" lirihnya. Yeji menenggelamkan kepalanya dilipatan tangannya yang tersangga oleh lututnya. Dadanya terasa sangat sakit, sehingga tangisnya pun bersuara. Sesekali yeji menggelengkan kepalanya, dirinya tak mempercayai ucapan seseorang yang menelponnya tadi. Ini tidak akan pernah terjadi. Tidak. Dirinya harus memastikannya sendiri.

Yeji menghapus paksa air matanya dan beranjak dari tempatnya. Mengambil ponsel dan tasnya yang tergeletak di meja nakas. Yeji meninggalkan rumahnya menuju rumah sakit dengan perasaan campur aduk. Beberapa orang yang mengenalnya memanggil, namun Yeji mengabaikannya dan berlalu begitu saja.

Setelah sampai di rumah sakit, Yeji langsung berlari menuju tempat yang nyatanya sepi dari orang-orang. Bukan ruang inap atau pun ICU, melainkan,

ruang mayat.

-

"Sekarang lo dimana?"

"Oke gue sama anak-anak kesana sekarang!"

Ryujin memasukkan ponselnya ke saku celana. Yuna dan Chaeryeong saling melemparkan tatapan bingung saat Ryujin memijat pelipisnya. Ryujin menghela nafasnya panjang dan membuka suara, "Bundanya yeji meninggal"

Tak perlu dijelaskan, pasti kalian tahu sendiri reaksi mereka berdua saat ini. Bedanya, sepuluh detik setelah terkejut Chaeryeong langsung menangis. Yuna yang pasti sangat sedih dan tidak menyangka hanya bisa memeluk dan menenangkan sahabatnya yang tengah menangis.

"Ayo berangkat" Ryujin menenteng tas dan mengambil kunci mobilnya di meja nakas.

"Sekarang?"

"Mau kapan lagi? Kasian Yeji pasti disana sendirian yun."

"Eh tunggu dong, Lia gimana?"

Ryujin menepuk jidatnya kemudian berjalan menuju lemari pakaiannya, "Gue bakal nemenin Yeji sampe kelar. Lo kalo mau ikut mending pulang sekarang terus siapin baju ganti. Lo juga Chaer"

Ryujin melirik Yuna yang tengah manyun, "Gausah manja."

"Ya lagian. Temenin kek."

Ryujin tidak menggubris ucapan Yuna dan memilih untuk menyiapkan pakaian gantinya. Setelah Ryujin selesai pun Yuna tak kunjung beranjak dari tempatnya.

"Eh mau kemana!?" Yuna menahan tangan Ryujin.

"Cepetan keluar. Mau ditemenin gak? Gamau gue tinggal."

"Ehhhh"

"Ce, lo gimana?"

"Gue ikut"

"Yaudah lo balik sendiri bisa kan? Jangan manja kek dia" Ryujin melirik pacarnya.

"Ih!!!"

"Bercanda" Ryujin mencubit pipi Yuna gemas membuat Yuna mendorong pelan yang ada di depannya, perut Ryujin. Chaeryeong memutar bola matanya malas dan pasangan 2shin itu tertawa.

"Udah-udah malah bengong. Gue cabut, ntar kabarin aja kalo udah mau berangkat" ucap Chaeryeong berjalan keluar dari kamar Ryujin.

"Oke!" Teriak Ryujin dari dalam.

Setelah itu, Ryujin pun langsung mengantar Yuna ke rumahnya untuk mengambil pakaian ganti. Namun tiba-tiba Chaeryeong menelpon Ryujin agar menjemputnya, karena dirinya malas berpergian jauh menggunakan mobilnya sendiri.

Best Mistake • Yejisu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang