5. Pertama

691 113 2
                                    

Yuk next.... Hope you enjoy.... 😘😘😘
....

Restoran hotel itu tak begitu ramai. Tentu saja, ini sudah jam 3 sore dan tak banyak orang yang makan disini. Sakura menerima dua cup cappucino dan 2 paket hotdognya. Uh, sebenarnya dia tak terlalu suka junkfood, tapi mau bagaimana lagi? Hanya ini yang disediakan disini.

Sakura menggigit sosisnya sambil berjalan menuju lift. Dia sudah terlalu lama meninggalkan Sasuke. Rasanya kasian juga membayangkannya dikerubungi oleh wanita-wanita sexi tadi. Yah, walaupun biasanya seorang pria malah suka jika melihat wanita-wanita dengan pakaian kurang bahan seperti itu, tapi Sasuke terlihat tidak nyaman.

Sebenarnya Sakura juga merasa keterlaluan sih, memaksakan kehendaknya pada orang lain dengan dalih ingin membantu. Harusnya kan tidak boleh seperti itu?

"Sakura?"

Sakura menoleh ke arah suara yang memanggilnya dan tersenyum melihat siapa yang kini berjalan sedikit berlari ke arahnya.

"Matsuri, tak perlu berlari. Kau bisa jatuh, kasihan gaun mahalnya kan?!" Sakura mengaduh saat menerima cubitan dari Matsuri yang kini terlihat sangat kesal. Gadis itu terlihat sangat cantik dengan gaun selutut dan berlengan panjang bewarna ungu. Ah, Matsuri memang primadonanya kampus.

"Bagaimana penampilanku?" tanya Matsuri dengan nada sok angkuhnya.

"Halah, tanpa perlu pujian dariku kau sudah terlihat cantik, Matsu... Ya, beda sedikitlah dengan hari-hari biasa" cibiran Sakura membuat Matsuri makin sebal. Dia lupa satu hal, mana bisa Sakura menilai penampilan seseorang? Gadis itu sudah seperti buta mode saja!!!

"Ah, ngomong-ngomong apa yang kau lakukan disini? Kau tidak sedang menusukku dari belakang dengan mengikuti audisi kan?" Sakura mendengus.

"Mengantar teman audisi. Kau sudah selesai audisi?" melihat angka yang menempel di rok bagian pinggang Matsuri karena angkanya masih diatas Sasuke. Ah, mengingat lelaki itu Sakura harus bergegas. Sasuke pasti kelaparan.

"Sudah. Ah, tapi aku tak yakin dengan hasilnya... Ada banyak model yang sudah lebih terkenal juga mengikuti audisi itu... Dan Nona Sara juga tak terlihat tertarik denganku, aku pasti tidak masuk ke semi final nanti" Matsuri dengan segala kepercayaan dirinya yang mudah dilenyapkan begitu saja dengan segala presepsi buruknya.

Sakura hanya tersenyum, dia sudah berulang kali menghadapi Matsuri dalam model seperti ini, dan dia sedang buru-buru. Matsuri yang melihat tingkah Sakura yang seperti mencuekinya jadi sebal sendiri. Padahal dari mereka berempat biasanya Sakura yang paling perhatian. Ya... Bukan berarti dia ingin mendengar ceramah panjang Sakura sih, tapi dicuekin kan juga menyebalkan. Akhirnya sebuah ide jahil melintas di otaknya. Mengerjai Sakura sesekali tak apalah... Sakura kan juga kerap mejahilinya.

Ting!

Pintu lift terbuka tapi Sakura bisa merasakan dorongan yang lumayan keras dari arah belakang. Gadis itu sudah bersiap kalau hidungnya akan bengkok karena menabrak dinding lift, nyatanya ia malah merasakan benda yang tak terlalu keras menabrak hidungnya. Dia sedikit mengaduh. Hidungnya pasti nanti memerah. tapi kemudian matanya melebar saat sadar dia telah menabrak seseorang laki-laki dilihat jelas dari jas mahal di depannya. Belum lagi leleran saus sosis di sekitar jas itu. Oh, ini pasti hari terakhir dia hidup.

“bagus sekali Sakura, kau membuat jas ku kotor” mendengar decakan itu Sakura sontak mendongak. Seketika itu juga wajah putihnya memucat. Jade yang biasanya berkilat datar itu terlihat marah. Tentu saja siapa yang tidak marah dalam keadaan seperti ini? Sakura berbalik pada Matsuri yang entah sudah kemana gadis itu. Awas saja dia!

Onyx (Let Me Tell The True)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang