16. festifal

1.4K 177 46
                                    

Gaara masih mengamati wajah pucat Shion meski pemeriksaannya sudah selesai. Untung saja penyakitnya tidak kambuh, dia hanya demam. Gaara sudah membawa obat yang biasa di minum Shion.
Wanita itu tertidur dan Gaara bersyukur. Kemungkinan Shion terlalu shock melihat Gaara disini. Gaara juga begitu, tapi begitu sadar alasan Shion kabur sampai sini, dia mengerti. Bahkan Gaara harus berterimakasih padanya. Setidaknya Sasuke tidak akan bertindak macam-macam pada Sakura. Meski dia tahu Sasuke bukan tipikal pria seperti itu.

"Ramen?" Gaara melihat ke arah pintu dan mendapati Sasuke berdiri disana. Gaara mengangguk dan mengikuti Sasuke duduk di meja makan. Dia menerima ramen instan yang sudah diseduh dan sebuah soda. Mereka makan dalam diam. Dan setelah sekian lama, mereka bertingkah seperti sahabat lama tanpa masalah wanita.

"Bagaimana keadaan Shion?" tanya Sasuke begitu cup ramennya habis. Gaara mengelap bibirnya dengan tissue.

"Dia hanya demam. Tapi sewaktu-waktu penyakitnya bisa kambuh. Sebisa mungkin jangan buat dia banyak pikiran. Olahraga ringan bagus untuknya" Sasuke mengangguk. Hening melanda mereka, sebelum Gaara angkat bicara.

"Bagaimana keadaan Sara?" tanyanya. Sasuke meminum sodanya sebelum menjawab.

"Dia baik-baik saja" dan hening lagi. Gaara memejamkan mata. Dia sudah memendam ini sejak lama.

"Kapan kau akan keluar dari sini, Sasuke?"

"Nanti" jawabnya tanpa ragu.

"Nanti?"

"Kau begitu khawatir Sakura jatuh cinta padaku?" tanya Sasuke tepat sasaran. Gaara tidak menjawab.

"Jadi itu benar" gumam Sasuke pada dirinya sendiri.

" bukankah kau yang jatuh cinta pada Sakura, Sasuke? Aku mengenalmu dengan baik" Sasuke menatap tajam Gaara. Dan pria itu menatap sebaliknya.

"Aku melihatnya sendiri malam itu. Kau marah karena Sara memukul Sakura kan? Kau bahkan tidak mengantar Sara pulang. Kau membiarkan Shion tetap disini agar dia bungkam kan? Kau suka disini?" Sasuke tidak menjawab tuduhan Gaara. Dan Gaara tidak merasa menjadi dirinya untuk sesaat. Tapi dia hanya ingin mengungkapkan apa yang dia pikir.

"Aku tahu kau bahkan tidak menemani Sara malam itu Sasuke. Kau sudah tidak mencintai Sara kan? Apa kau memikirkan Sakura di saat ada Karin dan Sara? Bukankan itu jatuh cinta?" kali ini Gaara berkata lemah.

"Kau mengantar Sakura pulang" kata Sasuke, tanpa sadar dia menggengam erat gelasnya.

"Iya, dan Sakura mencemaskanmu. Dia terus mencarimu. Apa kau tahu seberapa marahnya aku Sasuke? Aku disana saat itu" kata Gaara. Untuk kali pertama, dia biarkan semua perasaannya mengalir. Biarkan dia bercerita pada Sasuke meski lelaki itu mungkin menjadi musuhnya.

"Kau terlalu banyak bicara" kata Sasuke akhirnya. Gaara langsung memandangnya tajam.

"Aku mencintainya. Kau sudah tahu itu" kata Gaara tegas. Sasuke memandangnua datar.

"Jadi, bisakah kau segera pergi dari sini?"

Sasuke diam dan tetap memandang Gaara. Dia benar. Sasuke tidak ingin pergi dari sini dan Gaara tidak berhak mengusirnya. Dia juga sangat marah pada Sara malam itu. Sakura sama sekali tidak bersalah. Lalu apa salahnya jika dia begitu khawatir pada Sakura?

"Tadaima..." Gaara dan Sasuke kompak menengok ke arah Sakura. Gadis itu langsung membungkuk pada Gaara dan melepas topinya.

"Apa yang Gaara-sensei lakukan disini?" kedengarannya memang tidak sopan, tapi Sakura penasaran.

"Memeriksa Shion-san. Dia tidak terlihat sehat kemarin" Sakura mengangguk sebelum tersadar sesuatu.

"Terimakasih, sensei. Um, apa sensei masih lapar? Aku bisa membuat makanan sebentar" kata Sakura sambil melirik bungkus ramen.

Onyx (Let Me Tell The True)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang