12. suka

684 103 2
                                    

Buka

Tutup

Buka

Tutup

Begitu seterusnya sampai 10 menit berlalu membuat Sakura mendengus. Ia seperti orang bodoh saja. Ya, walaupun banyak yang mengatakan sikapnya itu ceroboh dan bodoh. Tapi sebagai orang bodoh ia tak mau mengakuinya kan? Sakura menggelengkan kepala menghilangkan pemikiran bodohnya barusan.

Oh, ayolah... Ini rumahnya sendiri! Lagipula ia punya misi yang harus segera dituntaskan. Kalau lama-lama, Sasuke pasti segera pergi ke sofa. Dan ia tahu Sasuke paling tak suka diganggu jika sudah menonton acara komedinya. Maka dengan memantapkan hati, ia mendekati Sasuke yang sedang menyeduh kopi.

"Sedang membuat kopi ya Sasuke-san" pertanyaan mendadak Sakura membuat Sasuke berjengit. Untung ia sudah menuangkan air panasnya.

"Hn. Kau mau?" tawar Sasuke membuat Sakura menggeleng.

"Tidak ah, aku sekarang saja tidak mengantuk, kalau minum kopi nanti tak bisa tidur. Besok telat lagi deh" Sasuke mengangguk.

"Kau tidur sangat nyaman tadi. Bahuku sakit" Sakura membelalak dan tanpa sadar pipinya bersemu. Sasuke menyeringai melihat rona merah itu.

"Yah, aku ngantuk sekali Sasuke-san. Kukira aku tidur di futonku, eh ternyata di bahumu. Mana ku tahu... Ah, halo Shion-san" Sasuke ikut melihat arah Sakura menyapa. Shion hanya mengangguk dan manik mereka bertemu. Shion masih terus menatapnya dengan pandangan sayu. Sasuke memutus kontak mata dan memperhatikan Sakura yang menuang susu di dua gelas.

"Oh iya Sasuke-san, sebenarnya ada yang ingin kutanyakan padamu?" Sasuke bisa melihat wajah Sakura yang makin merona. Tumben sekali ia bersikap malu-malu.

"Ne, apa yang kau sukai?" Sakura harus mendongak untuk menatap onyx Sasuke. Yah, lelaki itu tinggi sekali. Mungkin lebih tinggi dari Utakata. Mereka juga punya warna bola mata yang sama, hanya saja punya Sasuke lebih tajam. Oh, dan bentuk potongan rambut mereka mirip. Hanya Utakata berwarna coklat dan lebih panjang. Tunggu, kenapa Sakura malah membandingkanya ya...

"Kau ingin memberiku sesuatu?"

"Tidak tidak. Baiklah" Sakura menghembuskan nafasnya perlahan. Ia siap ditertawakan oleh Sasuke, meskipun ia tak yakin Sasuke itu bisa tertawa apa tidak.

"a-apa yang biasanya disukai seorang pria? Ma-maksudku aku ingin memberi seseorang hadiah sih.."Sakura tak tahu kenapa ia harus menceritakan alasannya. Ia tak mungkin bertanya pada Sasori. Kakaknya itu pasti malah merecokinya. Sasori terlalu posesif. Dan bertanya pada Ino, Hinata atau teman kampusnya pasti akan ditertawakan. Huh, ia sudah kebal sih ditertawakan begitu. Tapi ini kan first lovenya... Bolehkan, Sakura mendapat yang terbaik.

"Kau ingin memberi hadiah pada Uta senpai ganteng itu?" emerald Sakura melotot dan ia reflek memukul lengan Sasuke.

"Jangan keras-keras!" Sasuke menahan dirinya untuk terkekeh.

"Beri saja apa yang ia suka" jawab Sasuke sambil mengaduk kopi. Ia berpindah ke meja makan.

"Aku tak tahu apa yang ia suka" keluh Sakura. Kalau ia tahu dari tadi sudah ia cari tanpa harus bertanya. Sakura mengikuti Sasuke dan duduk di depannya.

"Beri hal yang kau sukai" Sakura tak mengerti.

"Kenapa?" Sasuke mengendikkan bahu acuh. Sakura makin kesal. Tapi ia tak menyerah.

"Kalau begitu, apa yang pria suka?" Sasuke mendelik pada Sakura. Ia ikut-ikutan kesal. Apa Sakura tak punya pegalaman apapun tentang pria? Apa dia tak pernah berkencan? Tunggu?

Onyx (Let Me Tell The True)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang