7. makan malam

705 119 3
                                    

Next, hope you enjoy it...

...

"Jadi, bagaimana pekerjanmu Sasuke-san?" Sasuke melirik malas pada Sakura yang kini mengikutinya ke ruang tamu. Sudah sejak gadis itu pulang dari tempatnya bekerja, makan malam, hingga sekarang hanya pertanyaan itu yang keluar dari bibirnya. dia juga mengikuti Sasuke seperti anak kucing.

"Hn. Biasa saja" ya, hari-hari produktifnya memang kembali. Dan Sasuke bersyukur dia bisa menyelesaikan masalah besar dalam pekerjaannya di kantor sehingga tak perlu membawa pulang. Ah, pulang bukan kata-kata yang pas untuk menggambarkan bahwa ia menumpang disini. Tapi siapa peduli?

Tentu saja Sakura yang peduli. Rasanya seperti bicara dengan patung saja. Sakura mengambil buku dan pena lalu mulai mengerjakan tugas-tugasnya. Sasuke hanya meliriknya sebentar kemudian mengecilkan volume televisi. Dia tak mau mengganggu.

"Oh iya, kau pulang naik apa tadi?" Sakura kembali bertanya sambil membereskan bukunya. Dia sudah selesai dan mengantuk, tapi sepertinya Sasuke masih betah disini.

"Naik bis" jawabnya singkat. Dia memang naik bis, untuk mengambil mobilnya di apartemennya dulu. Sedang mobil yang ia tinggalkan di depan butik Sara sudah berada di rumah keluarganya. Tapi mana mungkinkan, Sasuke mengatakannya pada Sakura?

"Memangnya kau punya uang, Sasuke-san? Ini masih hari pertamamu bekerja loh... Ya,kalau kau memang mendapat pinjaman sih tak masalah. Tapi jangan boros-boros lah... Ingat, kau harus mencari apartemen setelah ini" Sasuke hanya mengendikkan bahu tak peduli. Dia sudah terlanjur nyaman disini meski harus tidur beralas futon, makan masakan rumah yang selalu sederhana dan menonton televisi yang kecil setiap malam.

"Baiklah, aku tidur dulu. Selamat malam" kata Sakura sambil berusaha membuka matanya yang sudah merem melek. Sasuke hanya memperhatikannya sampai DUKK!!! kepala Sakura membentur dinding samping pintunya. Sasuke berusaha menahan tawanya.

"Ih, kenapa dindingnya ada disini sih! Sial! Tertawalah sepuasmu, Sasuke-san... Ha-ha-ha" setelah itu Sakura masuk kamar dan membanting pintunya keras-keras. Sasuke tak bisa menahan tawanya lagi.

Tapi tiba-tiba saku celananya bergetar. Sasuke mengambil ponselnya dan segera keluar apartemen. Dia memang berjaga-jaga.

"Halo?" jawab Sasuke begitu ia sampai di parkiran apartemen sebelahnya. Dia tak mau mengambil resiko Sakura dan yang lainnya curiga bagaimana bisa ada mobil mewah di bangunan apartemen sederhana ini.

"Sa-sasuke-kun? Itukah kau? Akhirnya kau mengangkat teleponku juga" Sasuke terdiam sebentar. Begitu pula suara lemah di ujung sana. Ia tak menyangka Shion akan menelponnya. Padahal ia yakin ini bukan nomornya yang dulu. Jadi, siapa yang memberikannya?

"Shimura-san yang memberikan nomor ponselmu, Sasuke-kun. Jadi, bagaimana kabarmu?" Sasuke masih terdiam. dia ingin menghajar temannya itu tapi juga teringat Sai pasti sangat kesal karena karena Shion. Sai bersama teman-temannya juga ingin agar Sasuke bersikap tegas kepada Shion. sungguh, andai mereka tahu bahwa Sasuke sudah mencobanya. tapi Shion terlalu keras kepala, dan ketika dia mulai terpinggir lagi itu hanya akan membuat penyakitnya kambuh. ini yang membuat Sasuke bersalah.

mereka hanya diam, tapi kemudian Sasuke mulai membuka suara.

"Hn. Aku baik-baik saja" terdengar tarikan nafas yang panjang dari Shion.

Onyx (Let Me Tell The True)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang