15. tinggalah...

831 135 18
                                    


Uchiha Sasuke hanya menatap lurus pada tubuh tak berdaya di depannya. Hari baru sudah menjelang dan Sasuke dengan celana dan kaos panjang putihnya berdiri di depan jendela. Memasukkan tangan di kedua saku dan masih menatap datar Sara-yang sedari semalam masih mengenakan pakaian yang sama.

"U-uchiha-sama" salah seorang pelayan di rumah Sara membungkuk melihat Sasuke.

"Hn. Siapkan sup rumput laut untuknya" pelayan mengangguk dan langsung pergi. Sedangkan Sasuke mendekat dan berdiri di samping ranjang Sara.

Sasuke tidak pulang ke apartemen Sakura malam ini. Dia juga tak mengikuti Sara yag dijemput oleh managernya. Sasuke memilih bermalam di apartemennya sendiri. Setidaknya dia bisa menenangkan diri dari amarah yang hampir membutakannya.

Saat Gaara datang dan justru menarik Sakura, Sasuke hampir saja memukul pria itu. Sasuke berfikir jika Gaara yang membuat Sara mabuk dan memukul Sakura seperti itu. Tapi Sasuke tak merasa marah ataupun senang saat Sara datang padanya dan berkata pada Sakura untuk menjauhinya. Cih, Sara tak punya hak untuk mengatakan itu! Lagipula harusnya Gaara maupun Sara tidak melibatkan Sakura dalam masalah mereka. Sasuke peduli dengan gadis itu. Dia hanya tak ingin Sakura tersakiti.

"Sa-sasuke-kun?" Sasuke tersadar dari lamunannya saat suara Sara terdengar serak. Wanita itu langsung bangkit dan memeluk erat Sasuke.

"Terimakasih, terimakasih, aku tahu kau akan selalu kembali, Sasuke-kun. Aku tahu itu, memang hanya dirimu yang selalu mengerti diriku" Sasuke tak menjawab apapun.

Hatinya sekali lagi terasa kebas. Tapi kali ini bukan rasa lemah atau putus asa karena sebab pelampiasan. Rasa muak menjalari hatinya. Sasuke muak dengan sikap Sara apalagi telah dengan berani melukai Sakura. Meskipun dia tahu Sara mabuk, tapi semua yang dikatakannya adalah benar. Harusnya memang Sasuke sudah menyerah sejak lama. Dan dia akan mulai dari sekarang.

Sara mendongak menatap Sasuke yang masih bersikap dingin. Rasa bersalah segera menyambangi hatinya. Dia tahu dia berbuat sangat kejam pada Sasuke. Bagaimana mungkin ia tega membuat Sasuke hanya sebagai tempat pelariannya? Sara sungguh menyesal. Tapi kali ini Sara ingin berhenti. Ia teringat bagaimana pertemuannya dengan Gaara menjadikannya kacau seperti ini.

Sara masih ingat bagaimana Gaara memandang tajam pada pemandangan di luar jendela. Sara mendengus dan mulai minum saat mata coklatnya langsung mengenali siapa yang Gaara lihat. Dua manusia berkepala hitam dan merah jambu itu tertawa bersama. Bagaimana Sasuke mengulum senyum dan mengetuk kening Sakura. Lalu bagaimana Gaara menggenggam gelasnya setelah menegak wine dengan kasar. Gaara cemburu. Dan Sara cemburu karena itu.

"Jangan pergi. Tetaplah disini" ujar Sara lemah. Ia masih sadar meski sudah menenggak beberapa gelas wine.

Gaara hanya memandangnya datar dan melepas tangan Sara. Sara mendengus lirih.

"Jadi, sampai sekarangpun kau tak bisa menerimaku, Gaara-kun? Aku mencintaimu begitu lama, kau tahu itu. Aku selalu memperhatikanmu. Tapi mengapa kau lakukan ini padaku? Bagaimana bisa kau menyukai gadis kecil itu? Apa kau sedang bercanda padaku?" tanya Sara lemah. Dia sudah muak dengan seluruh sikap Gaara yang selalu mengacuhkannya.

Sedangkan Gaara sama sekali tak bergeming. Dia hanya menghela nafas sejenak dan kembali memandang luar jendela. Andaikan tatapannya bisa berubah menjadi laser mungkin kepala Sasuke sudah berlubang. Gaara tak suka melihat bagaimana wajah Sakura yang sangat ekspresif karena Sasuke. Sakura tak pernah benar-benar tersenyum sebahagia itu. Gadis itu selalu merasa sungkan dan menghindar padanya. Sampai sekarang Gaara tak mengerti apa yang membuat Sakura tak menyukainya. Gaara memejamkan mata. Kali ini ia menatap wajah Sara yang mulai memerah.

Onyx (Let Me Tell The True)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang