14. jujur

868 128 12
                                    

Haruno Sakura harus menahan diri untuk tak mematahkan sumpit yang ada di tangannya. Ia berusaha tersenyum meski sorot onyx di depannya menatapnya tajam, seolah ingin menelanjanginya, eh... Kok Sakura jadi mesum ya...

"Mirai, Matsuri, bisa lepaskan tangan kalian? Sasuke-san ingin makan" kata Sakura kesal. Ia masih ingat kehebohan apa yang dibuat dua sahabatnya tadi.

Mereka memang biasa masuk apartemen Sakura dan sering membuat kericuhan. Apalagi dengan posisinya tadi bersama Sasuke yang langsung membuat mereka menuduh aneh-aneh. Tapi begitu mereka melihat dan berkenalan dengan Sasuke, lihatlah sekarang. Wajah sok dimanis-maniskan, suara sok dihalus-haluskan, dan sikap sok dilembut-lembutkan. Itu menurut Sakura sih... Lah, lihat saja dari kelakuan mereka sehari-hari yang sebenarnya tak jauh dari Sakura. Hanya mereka tidak tomboy saja sepertinya.

"Sasuke-san, ayo makan yang banyak. Tempuranya enak loh.." kata Mirai genit. Matsuri juga tak kalah menyodorkan telur gulung ke arah Sasuke. Hei, yang masak kan tadi Sakura, menyebalkan.

Sementara Sakura sedang kesal karena kelakuan sahabatnya, Shion tetap berusaha menyuap nasi dengan tenang seolah tak melihat kelakuan dua gadis agresif di hadapannya. Sasuke terlihat biasa saja. Dan mereka berdua bersama Sakura memang berhasil membuat suasana makan malam kali ini lebih ramai. Shion ingin bisa seperti itu, tidak hanya diam dan menunduk terus.

"Sudahlah, katakan apa mau kalian kesini?" Kata Sakura jengkel. Tapi dua sahabatnya itu masih sibuk merecoki Sasuke dengan pertanyaan tak penting seperti Sasuke-san sudah punya kekasih belum, atau berapa nomor hp-nya. Sakura mengelus dadanya untuk bersabar.

"Awalnya kami ingin menjengukmu. Tapi karena kau terlihat baik-baik saja jadi sekarang kami ingin mengenal Sasuke-san lebih dalam" ucap Matsuri sambil tersipu malu.

"Lalu itu apa yang kalian bawa?" Sakura melirik bingkisan yang mereka letakkan di meja ruang tamu.

"Lihat saja sendiri" Sakura mendengus tapi langsung berjalan cepat mengambil bingkisan itu. Dalam sekejap, wajah kesalnya jadi berbinar. Sasuke mengangkat alis.

"Wah, Matsuri, Mirai kalian memag sahabat baikku. Terimakasih ya..." masih dengan wajah senangnya Sakura membuka bungkus es krim stroberi dan langsung melahapnya. Tak lupa juga dia membuka bungkus dango.

Matsuri yang melihat Sakura hampir melahap semuanya langsung berlari dan merebut beberapa tusuk dango. Sakura memasang ekspresi sengit.

"Bagi juga dengan yang lain" Matsuri memberikan dango itu pada Sasuke.

"Sasuke-san tak suka manis. Buatku saja!" sergah Sakura. Sekarang Matsuri dan Sakura malah berebut dango membuat Mirai menggeleng. Ia mengambil dua tusuk dango lagi dan menyodorkannya pada Shion.

"Ambillah Shion-san. Mereka penggila makanan manis, apalagi Sakura. Kita bisa tak kebagian" Mirai melihat pertengkaran tak penting itu dengan wajah malas. Shion menerima dangonya dengan senang hati.

"Mereka sering bertengkar?" suara bariton Sasuke membuat Mirai menoleh dan Matsuri langsung memberikan dango itu pada Sakura.

"Tidaklah, Sasuke-san. Sakura saja yang suka mencari masalah kok" Matsuri berkata dengan mantap membuat Sakura mengunyah dango dengan sebal. Terserah katanya lah...

"Oh iya Saku, tadi Utakata-senpai mencarimu loh... Katanya ada yang ingin ia bicarakan" ucapan Mirai membuat Sakura tersedak.

"Tidak penting sekali" jawab Sakura sok cuek. Padahal dalam hatinya dia merasa senang, atau sedih?

"Kenapa? Kau ditolak ya oleh Utakata senpai itu? Hahaha... Sudah kukatakan dia itu badboy Saku, lebih baik cari yang seperti Sasuke-san saja. Dia lebih tampan dan dewasa daripada Utakata senpai" kata-kata Mirai membuat Sakura mengeluarkan ekspresi yang-benar-saja...

Onyx (Let Me Tell The True)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang