13. patah hati

890 121 5
                                    

Happy reading...
.
.
.

Haruno Sakura meremas blazer yang ia pakai berulang kali. Ia gugup, sangat gugup. Rasanya bahkan lebih gugup daripada menghadapi dosen penguji koasnya. Ia melirik lagi pada cermin besar yang terpajang di dinding.

Tak ada yang aneh dengan penampilannya. Rambut merah mudanya masih sama, hanya saja kali ini ia gerai dan ada kepangan kecil di sisi kiri kanan yang menyatu ke belakang. Selain itu gaun warna peach selutut dengan blazer putih sepertiga lengan. Juga sepatu flat warna hitam yang kebesaran dan make up tipis yang--oke, Sakura merasa sangat aneh. Padahal Ino, yang ia minta tolong untuk mendandaninya tadi bilang Sakura sudah perfect. Cuma ya bagaimana ya... Ia sudah terlanjur krisis kepercayaan diri.

Oke cantik, hembuskan nafasmu dan berjalan lah ke depan. Ia hanya perlu mengucapkan selamat ulang tahun pada Utakata dan memberinya hadiah. Sudah, selesai, dan Sakura bisa pulang.

"Sakura!" Sakura refleks berjalan mundur saat seseorang memanggilnya. Ia menoleh dan mendapati Tayuya yang sangat cantik memakai dress panjang warna maroon. Uh, lihatlah tubuh tinggi dan lekukan yang indah itu, apalagi tatapan para lelaki yang mengarah pada direksi Tayuya menghampirinya. Sakura menelan ludah. Dalam hati ia membenarkan perkataan Sasuke bahwa lelaki suka wanita yang sexy dan anggun. Uh, dia sama sekali tak punya kriteria itu!

"Akhirnya kau datang. Kukira kau sibuk, Utakata daritadi mencarimu" Emerald Sakura langsung berbinar mendengar itu. Tayuya refleks terkekeh.

"Kau sebegitu sukanya dengan Utakata itu ya? Kelihatan sekali tahu dari wajahmu. Oh iya, kau tampil manis sekali malam ini! Utakata pasti suka! Ayo!" Sakura langsung mengikuti kemana arah Tayuya berjalan. Untung saja ada Tayuya yang ia kenal.

Tapi tidak juga sih. Tayuya berjalan anggun bak putri dongeng, lah Sakura yang mengekorinya? Uh, pasti terlihat mengganggu pemandangan sekali.

Tayuya tiba-tiba berhenti membuat Sakura bingung. Ia menoleh melewati punggung Tayuya dan mendapati bahwa acara potong kue dan tiup lilin akan segera dimulai. Ini hampir mirip dengan pesta kecil di cafe, bedanya sekarang lebih banyak orang dan setidaknya Sakura mengenal beberapa orang meski sekedar nama. Yah, kebanyakan memang senpai-senpainya.

"Ah, lihatlah siapa yang datang?" Sakura menoleh untuk melihat siapa yang bicara. Kin Tsuci berdiri disana dengan gaun warna merah merona yang sangat sexy. Gaun itu mengekspos seluruh bagian belakang tubuh Kin. Belahan gaun juga mencapai paha kirinya. Sakura meneguk ludah. Ia merasa minder.

"Kin-senpai bicara padaku?" ia tak yakin kenapa harus mengatakannya. Kin hanya meliriknya sekilas kemudian kembali menatap Utakata yang sedang memotong kue.

"Tidak juga. Tapi karena kau disini kurasa ini waktu yang tepat. Oh, dan aku tak menyangka kau akan berpenmpilan seperti ini hanya karena Utakata" Sakura tidak suka dengan nada sinis Kin meski itu benar.

"Uta-senpai mengundangku untuk datang ke pesta ulang tahun formalnya, senpai. Itu tertulis di undangan. Jadi aku tak mau membuat masalah karena datang dengan pakaian yang tak pantas" Sakura menjawab tegas. Meski separuhnya lagi alasannya adalah untuk menjadi perempuan yang lelaki sukai. Sekali lagi perkataan Sasuke berpengaruh disini.

"Aku tak peduli tentang itu. Itu bukan urusanku" Kin menyampingkan tubuh menghadap Sakura. "Tapi lelaki sejati akan menerima perempuan apa adanya. Dia tak akan menuntut untuk menjadi seperti apa yang ia inginkan"

Sakura tercenung. Dalam hati membenarkan kalimat Kin barusan.

"Lagipula, Utakata tak mungkin menyukai gadis sepertimu. Lihatlah itu!" Sakura mengikuti arah telunjuk Kin yang menunjuk pada Utakata dan Tayuya sebagai pusat perhatian. Terlihat sekali Utakata memberi kue pertama pada Tayuya dengan kata sambutan 'untuk sahabat cantikku'

Onyx (Let Me Tell The True)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang