Bagian enam belas

25 14 2
                                    

Monica masuk ke dalam ruang bernuansa putih itu dengan peralatan usg yang terpasang di meja.

Tidak perlu menunggu waktu lama Monica keluar bersama dokter kandungan itu.

"Gimana dok apa dia hamil?"

"Iya mas, selamat ya sebentar lagi jadi seorang ayah"ucap dokter itu membuat dada Kevin terasa sakit

"Nih kalau lo masih nggak percaya"Monica menyerahkan hasil usg itu.

Kevin menerimanya dan langsung melihat foto usg Monica.Kevin menatap Monica tajam dan berjalan cepat keluar menuju mobilnya.

Setelah Kevin pergi...

"Nih dok uangnya,sama buat ibu makasih ya"ucap Monica yang membayar dokter kandungan itu dan membayar seorang perempuan yang tengah hamil muda,iya Monica menyuruh Tasya dan Fira untuk mencarikan seorang yang hamil muda untuk menggantikanya di usg setelah itu hasil usg itu di serahkan padanya saat Monica masuk ke ruangan itu dan di berikanya pada Kevin.

Di dalam mobil Kevin mengendarainya dengan kecepatan tinggi.

"Akh...!"teriak Kevin sambil memukul setir mobil.

"Nggak ini nggak mungkin!"kevin menancap gasnya lebih tinggi.

Malam harinya Kevin tengah bersender di atas kasurnya memikirkan masalah yang menimpanya.

"Apa gue harus nikah sama Monica?apa gue harus jadi ayah buat anak Monica?"gumam Kevin yang tidak bisa terima atas apa yang terjadi.

"Gue harus cari bukti bahwa gue nggak bersalah"Tiba-tiba perut Kevin terasa sakit membuatnya ingin berjungkir balik.

Mungkin karena Kevin terlalu stres memikirkan masalah itu sehingga darah tingginya naik dan mengakibatkan ginjalnya kambuh.

Bahkan sampai detik ini pun orang tua Kevin belum mengetahui bahwa anaknya hanya hidup dengan satu ginjal.

°°°°°

Saat di sekolah,Monica memesan rujak buah nanas di kantin.

"Mon jangan makan nanas kan di perut lo ada isinya"ledek Tasya.

"Oiya Tas gue lupa kan perut gue ada sarapan tadi pagi haha"tanpa di sadari ucapan Monica barusan terekanm oleh seseorang.

"Sttt jangan kencang-kencang Mon"ujar Fira yang juga tertawa.

Di dalam kelas Kayla juga sedang memikirkan tentang kehamilan Monica itu.

"Lin,gue sanggup nggak ya kalau Kevin nikah sama Monica"Lina yang mendengar itu cukup prihatin dengan hati Kayla.

"Udah Kay nggak usah di pikirin semoga aja Monica bohong"

"Gue bukanya nggak percaya sama ucapan Kevin saat sama Dave tapi gue itu jelas-jelas melihat mereka berdua tidur bareng Lin sambil pelukan"lirih Kayla dengan suara yang mulai parau.

"Gue ngerti kok perasaan lo Kay,jangan nangis Kay nanti malu-maluin haha"ucap Lina yang hanya bercanda.

"Tumben lo nggak sama Dave Lin?"tanya Kayla untuk menghindari rasa bersedihnya.

Karena dengan bersedih tidak akan membuat masalah menjadi selesai namun sebagian orang menangis untuk mengurangi bebannya bagaimanapun menangis juga dapat mengurangi atau melegakan sebuah masalah.

"Lagi sebel Kay,Dave itu nyeselin baget tau"balasnya sambil menyilangkan kedua tanganya dan mengerucutkan bibirnya.

"Lin"teriak Dave dari luar kelas sambil melambaikan tangannya.

"Panjang umur tuh si Dave"ujar Kayla.

"Udah sana nggak usah sok jual mahal deh gue mau ke perpus ngembaliin buku data"lanjutnya lagi.

Sampai di taman belakang tiba-tiba Dave mengatakan kalimat maaf yang menbuat Lina penasaran.

"Maaf ya Lin gue emang suka sama lo gue emang cinta sama lo tapi gue nggak mau kita pacaran"ucapnya membuat hati Lina seperti berhenti seketika,hati Lina pun langsung bertanya-tanya.

"Kenapa?"tanya Lina dengan suara yang bergetar.

"Gue cuma mau jadi teman lo aja"

"Oh ya udah makasih ya Dave gue ngerti kok gue juga makasih untuk beberapa hari yang lalu, ya udah gue nyusul Kayla dulu ya"ucapnya sok dramatis lalu berjalan meninggalkan Dave yang masih terduduk.

"Lin tunggu sebelum lo pergi gue mau ngomong sesuatu lagi sama lo"henti Dave yang sudah berdiri

"Apa?"

"Lin cukup jadikan aku temanmu saja nggak papa kan?,teman hidupmu hehe"Lina yang tadinya sedih langsung berbalik dan merasa campur aduk dengan Dave.

"Dave gue kesel sama lo kesel"ucapnya sambil memukuli Dave.

"Hiks..hiks.."Lina menangis.

"Loh Lin kok lo nangis si gue cuma bercanda Lin sumpah, plis ya Lin maafin gue Lin jangan gitu dong"

Lina memeluk tubuh Dave berkata..

"Dave aku sayang sama kamu,aku nggak mau kehailangan kamu,kamu janji ya jangan kaya tadi lagi hati aku tadi udah sakit tau Dave"lirihnya dalam pelukan Dave yang masih meneteskan air mata.

Tidak tau pasti apa penyebab Lina menangis tapi air mata itu tiba-tiba turun dengan sendirinya tanpa bisa di bendung.

"Lin aku janji nggak bakal ngelakuin kaya tadi lagi,maaf kalau tadi udah nyakitin hati kamu"ucap Fave jadi merasa bersalah.

"Iya Dave nggak papa"

"Aku sayang kamu"bisik Lina tepat di telinga Dave,rasanya suara itu seperti membuat dirinya bergetar suaranya lembut menyayat hatinya.

"Aku juga sayang kamu"balas Dave sambil berbisik di telinga Lina sampai nafas Dave terasa hangat di leher Lina,membuat Lina semakin mempererat pelukannya.

__________________________________

Menurut kalian pasangan yang satu ini serasi?dramatis?atau romantis si?apa lebay?

Aduh author juga bingung.

High School In Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang