Bagian dua puluh tiga

24 11 2
                                    

Semua keluarga Kayla dan Lina serta ibu Kevin sudah berkumpul di depan ruangan yang menangani Kevin.Dave pun ikut serta datang ke rumah sakit saat di beri tahu oleh Lina.

Kayla sudah menangis sedari tadi dalam pelukan bundanya.Hujan kini disertai dengan angin kencang serta petir membuat suasana semakin kelam.

Dari arah pintu menampilkan seorang dokter yang baru saja keluar dari ruangan itu.

"Gimana dok keadaan anak saya?"tanya ibu Kevin yang menghampiri dokter itu.
Kayla juga langsung berdiri melepaskan pelukanya untuk bertanya bagaimana kondisi Kevin.

"Pasien kini sedang kritis,gagal ginjal yang menimpanya sudah menempati stadium akhir atau gagal ginjal kronis"jelas dokter itu membuat hati Kayla terasa terpukul.

"Apa dok?gagal ginjal? bagaimana bisa?"tanya Kayla dengan suara gemetar dan air mata yang yerus turun.

"Gagal ginjal pada saudara Kevin disebabkan karena dia hidup dengan satu ginjal"Ibu Kevin yang tidak mengerti anaknya hidup dengan satu ginjal langsung bertanya-tanya kenapa.

"Dok tidak mungkin anak saya hidup dengan satu ginjal,dokter pasti berbohong kan?jawab dok?"tiba-tiba saja ibu Kevin jatuh pingsan karema syok.

Kayla yang sudah tidak sabar ingin melihat keadaan Kevin langsung menerobos masuk ke dalam.

"Mba jangan"dokter itu melarang Kayla untuk masuk namun tidak di hiraukan olehnya.
Kayla masuk di temani oleh Lina,Dave dan Rafael.

"Vin bangun hiks..hikss"Kayla memeluk tubuh Kevin yang terpasang infus di tanganya serta di temani alat tabung dan regulator oksigen.

"Kevin"panggil ibu Kevin yang sudah sadar,Kayla bergeser memberikan ruang untuk ibu Kevin melihat anaknya yang masih belum sadar.

Tidak terasa sudah jam 10 malam namun hujan masih terus mengguyur kota Bandung dengan Kayla yang masih setia menunggu Kevin.

Mata Kayla yang sudah terasa berat tertidur di samping Kevin dalam keadaan duduk.Sedangkan ibu Kevin sudah tidur terlebih dulu di sofa yang disediakan di ruang itu,kasian ibu Kevin pasti lelah setelah menangis seharian.
Dengan perlahan mata Kevin terbuka melihatkan bayang-bayang yang semula buram menjadi nampak jelas.
Matanya tertuju pada seorang gadis cantik yang tengah tertidur pulas serta menoleh ke seseorang yang sangat ia cintai tengah tertidur di atas sofa berwarna cokelat.

Tanganya menggapai rambut Kayla dan di elus-elusmya secara peelahan,Kayla yang sadar rambutnya tengah di belai terbangun menatap pemilik tangan itu.

"Tante,Kevin sadar!"serunya membangunkan semuanya.

"Alhamdulillah kamu udah sadar Nak ibu sangat khawatir sama kamu"ucap Ibu Kevin yang sudah berdiri di sampingnya sambil mengusap pucuk rambutnya.
Rafael,Lina,Dave dan orang tua mereka serta orang tua Kayla yang ikut menunggu di depan masuk untuk melihat kondisinya.

"Nggak usah sedih bu,Kevin nggak papa"jawabnya sambil melihat ke arah ibunya.

"Hey kamu kenapa nangis?"sambungnya lagi saat tau bahwa Kayla sedang menangis.

"Vin aku khawatir sama kamu"mata Kayla yang sudah bengkak karena menangis membuatnya terlihat seperti panda.

"Kamu jangan nangis nanti aku sedih liatnya,liat tuh mata kamu udah kaya panda"ujarnya sambil tersenyum menghapus air mata Kayla dengan tangan yang terinfus.

"Kevin"panggil seorang membuat Kevin menoleh ke sumber suara itu.

"Maaf saya mau berbicara dengan Kevin bisa kalian keluar sebentar?"tanyanya dengan ramah.

"Iya bu silahkan"jawab bunda Kayla tersenyum lalu pergi ke depan bersama semuanya.
Hujan yang belum reda membuat udara terasa dingin.

"Bun Kayla mau ke toilet dulu"ucapnya pada bunda Raysa lalu berjalan menuju toilet sendirian.

Di dalam ruangan dengan lampu yang sedikit redup ibu Kevin bertanya tentang ginjalnya.

"Kenapa kamu nggak kasih tau ibu Nak kalau kamu sakit dan Kenapa dokter itu bilang kamu hidup dengan satu ginjal?"tanya ibu Kevin yang penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi pada anak tunggalnya itu.

Kevin hanya terdiam tidak menjawab pertanyaan dari ibunya.

"jawab pertanyaan ibu Vin?"Kevin menatap dalam mata ibunya yang penuh kasih sayang.

"Bu,jika nanti Kevin pergi tolong jangan benci Kayla"ucapnya sambil memegang tangan ibunya.

"Memang kamu mau pergi kemana?"pikiran ibu Kevin sebenarnya sudah kemana-mana ia sangat khawatir pikirannya itu benar namun ia harus tidak boleh terlihat cemas.

"Kevin mau istirahat bu di tempat yang indah"

"Kamu itu bicara apa Nak?"perkataan Kevin membuatnya semakin takut akan pikiranya itu.

"Ibu, terimakasih untuk semuanya ibu sudah membesarkan Kevin dengan penuh kasih,saat Kevin pergi untuk istirahat nanti ibu jangan sedih ya"

"Kevin kamu nggak boleh bicara seperti itu!jangan tinggalkan ibu sendiri,ibu nggak sanggup"air matanya mulai turun membasahi pipinya yang sudah mulai berkeriput.

Tangan Kevin berusaha menggapai pipi seorang yang amat ia cintai namun..

Nitt.....

Layar monitor menunjukan garis lurus membuatnya menangis histeris dan memanggil dokter.

"Dokter!dokter tolong anak saya"teriaknya dengan air mata yang sudah banjir membasahinya.
Semua orang yang mendengarnya panik dengan perasaan yang sudah tercampur aduk dan melihat di kaca pintu.

Dokter itu memacu jantung Kevin.
Lina yang sadar Kayla belum balik langsung meyusulnya ke toilet.

"Kayla,keluar Kay, Kevin!"Kayla yang melihat raut wajah Lina yang menangis saat membuka pintu membuat detak jangungnya berpacu dengan cepat pikiranya sudah tau apa yang terjadi tanpa di jelaskan.

Kayla berlari dengan mata yang merah serta air mata yang sudah turun sedari tadi.

Layar monitor tetap menunjukan garis lurus saat dokter itu mencoba memacunya berkali-kali membuatnya pasrah.

Ibu Kevin yang melihat dokter itu melepas semua infus serta alat yang ada dalam Kevin menangis histeris mengguncang-ngguncangkan tubuh Kevin,sedangkan Dave,Rafael serta yang lainya hanya beridiri mematung tidak percaya.

Kayla yang baru samapi langsung memeluk tubuh Kevin yang audah terbujur kaku.

"Kevin bangun Vin hiks..hiks.."

"Gue mohon bangun,gue sayang sama lo Vin bangun!"Ucap Kayla dengan nada yang parau.

"Kevin gue bilang bangun!jangan tinggalin gue Vin gue mohon"Kayla semkain histeris membuat Rafael membawanya kedalam pelukanya.

"Raf,Kevin"lirihnya.

"Udah Kay jangan nangis ini itu udah takdir"ujar Rafael yang memeluk Kayla.

"Nggak Raf, Kevin itu nggak pergi dia paati cuma tidur kan?iya kan?Raf jawab dia cuma tidur kan?"Kayla melepas pelukan Rafael dan menepuk-nepuk pipi Kevin yang sudah pucat dan mulai dingin.

"Dave tolong bangunin Kevin,gua nggak mau Kevin pergi"Kayla memohon-mohon lada Dave sengan air mata yang mengalir deras.

"Nggak Kay nggak,Kay Kevin itu udah pergi"tegas Dave membuat Kayla terpuruk di lantai.
Bunda Raysa mengusap-usap pundak Kayla untuk memberi ketenangan.

"Sayang,Kayla harus ikhlas ya"
sedangkan Felin, ia menenagkan ibu Kevin yang memberontak.

_______________________________________

Menurut kalian gimana part ini?
Sedih nggak?maaf ya author belum bisa buat kalian nangis.

Terus pantengin okee.
Maap ya author baru up soalnya nggak ada paket huhu😁.

Jangan lupa vote and komen yaa;-).

High School In Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang