SCK 2

30.8K 1.3K 3
                                    

Memimpin perusahaan besar seperti EB group tidaklah mudah. Erick harus memastikan semua proyek berjalan lancar, tanpa hambatan apapun. Jika memungkinkan, Erick akan mengunjungi langsung lokasi proyek yang sedang berjalan.

Ia juga orang yang selektif dalam memilih partner kerjasama. Ia adalah orang yang menjunjung tinggi profesionalitas. Ia tidak suka mencampur adukan urusan bisnis dengan urusan pribadi.

Ada beberapa kolega yang memperkenalkan Erick pada anak gadis mereka. Sebagai lelaki Erick paham betul dengan maksud mereka, tapi Ia tidak menggubrisnya.

Tapi dalam situasi yang berbeda Ia kerap kali di hadapi dengan tingkah agresif dari gadis-gadis sosialita. Wajar saja, sih dengan darah Erick yang campuran Indo-Italia, terciptalah visual yang menjadi dambaan para wanita. Ooh... Erick tidak suka jika mereka sudah mulai mendekat. Dan Erick selalu punya cara untuk menghindar. Salah satunya dengan memanfaatkan sekretarisnya. Kirana.

Tok...tok...tok

"Masuk."

"Permisi, Pak." Kirana berjalan menuju meja Erick.

"Ada apa?"

"15 menit lagi Anda ada meeting dengan klien."

"Oke siapkan semuanya, setelah itu kita ke ruang meeting."

"Baik, Pak. Kalau begitu Saya permisi." Kirana berbalik, keluar.

"Kirana."

Kirana berbalik menghadap Bosnya lagi. "Ada apa, Pak?"

"Nanti malam, aku inginmengajakmu makan malam bersama. Pastikan kamu tidak punya janji dengan yang lain."

"Hah?"

🍁🍁🍁

Kirana tidak percaya jika Erick mengajaknya dinner. Apalagi Erick mengajaknya ke tempat yang romantis dan mewah. The Uptairs Bistro. Restauran yang yang ada di lantai 30 ini, terletak di gedung milik EB group. Konsep mewah yang disajikan memang sangat cocok untuk orang-orang yang datang bersama pasangannya.

"Kirana." Erick memulai pembicaraan setelah mereka menyelesaikan makannya.

Kirana menatap Erick.

"Ada yang ingin aku bicarakan."

"Tentang apa, ya Pak?"

"Ayo kita menikah."

Kirana terkejut dengan apa yang diucapkan Erick barusan.

"Ma... maksud Pak Erick? Anda pasti bercanda kan, Pak?"

Kirana tak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan Bosnya. Benarkah Erick sedang melamarnya? Rasanya seperti mimpi.

"Aku sangat serius, Kirana."

"Tapi, Bukannya Pak Erick akan dijodohkan dengan anak teman Pak Abraham?"

Erick mendengus. "Itu, benar."

Kirana menatap Erick dengan raut tak terbaca, "Jangan-jangan Pak Erick mau jadiin Saya tameng, kan?"

Lagi-lagi Erick mendengus lemah, "ya... iya... tidak, bukan begitu. Maksudku..."

"Apa?" Kirana menatap galak.

"Huuh... Maksudku, kalau kita menikah,  Papa nggak akan memaksaku lagi, Kirana. Kamu tau sendiri, kalau aku tidak suka dijodohkan."

"Yasudah, cari sendiri, dong. Kan banyak yang mau sama Pak Erick."

Erick geram dengan Kirana. Dia pikir Kirana akan langsung setuju dengan ajakannya. Tapi wanita itu malah menyuruhnya mencari gadis lain. Erick sendiri tidak punya bayangan, siapa kandidat yang cocok untuknya. Di kepalanya hanya terpikirkan Kirana. Kirana. Kirana. Tapi sayang sekali, sekretarisnya tidak mau menikah dengannya.

Sandiwara Cinta Kirana (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang