SCK 11

22.1K 1K 14
                                    

Hari-hari pun berlalu. Mereka masih sama-sama diam. Tapi kali ini diamnya bukan karena kesal atau semacamnya. Bukan. Diamnya Kirana sekarang ini lebih kepada malu. Ia malu atas pengakuannya, apalagi Erick tak menanggapi apa-apa. Poor Kirana.

Saking lamanya Erick tak merespon, Kirana makin bersikap biasa saja. Yasudahlah. Sudah terlanjur terucap juga. Mana mungkin Ia bisa menariknya kembali. Atau malah Erick menganggap ucapan Kirana benar-benar angin lalu. Huuh, mungkin setelah ini Ia harus mengontrol emosinya agar tidak keceplosan lagi.

Lain halnya dengan Erick. Pria itu masih juga diam, karena tak tahu harus mulai dari mana mengawali komunikasi mereka. Rasanya sangat canggung. Sebenarnya Erick merasa seperti lelaki cupu, karena menerima pernyataan cinta terlebih dulu dari seorang wanita. Rasanya harga dirinya seperti anjlok. Tidak keren.

Siang itu, Erick dan Kirana pergi bersama menghadiri lunch meeting di sebuah restoran hotel bintang 5. Mereka pergi menggunakan Range Rover milik Erick yang dikendarai oleh Pak Didin. Sedangkan Kirana dan Erick duduk di jok bagian tengah.

Pak Didin ini paling hobi mendengarkan musik. Walaupun wajahnya mirip Rama Aipama, tapi seleranya top hits barat. Setiap Ia yang menyupiri bosnya, Pak Didin selalu memutar lagu favoritnya. Erick sudah terbiasa dengan hal itu. Begitu juga Kirana. Tapi saat ini, entah mengapa di dalam mobil, yang  terdengar hanya to make you feel my love milik Adele.

🎵

I could make you happy,
Make your dreams come true
Nothing that I wouldn't do
Go to the ends of the earth for you
To make you feel my love

To make you feel my love...

🎵

Lagu itu Kirana "banget" sekarang. Ia jadi teringat kelakuannya waktu itu yang tak sengaja mengungkapkan cinta pada Erick. Dan sampai sekarang tak ada balasan dari Erick. Entah Erick menerimanya atau menolaknya. Kirana ingin sebuah kepastian. Jika memang Erick tak mau menerima cintanya, setidaknya Erick mengatakannya. Kalau seperti ini, Ia mendengarkan lagu Adele yang diputar berulang-ulang, kan jadi baper.

Tunggu. Kirana baru sadar hal itu.

"Pak Didin! Itu play listnya nggak ada yang lain apa? Itu-itu mulu yang diputer!" Ucap Kirana galak.

"Hehehe... aduh Mbak, maklumlah Saya lagi suka lagu ini. Kan pas banget suasananya lagi ujan-ujan begini. Jadi sendu-sendu gimana... gitu."

Kirana mendengus kesal. "Ganti apa gitu, Pak... emang Pak Didin nggak bosen dengerinnya diulang-ulang...?!"

Erick yang melihat tingkah Kirana, merasa heran.

"Nggak ada yang salah dengan lagu ini. Aku menikmatinya." Sahut Erick tiba-tiba.

Kirana mengernyit. Melirik pria di sebelah kanannya itu. Mereka duduk agak berjauhan.

"Apalagi maknanya. Tentang pengorbanan seseorang yang ingin menunjukkan rasa cintanya." Sambung Erick dengan santainya.

Kirana tambah panas mendengar penjelasan Erick. Pria di sampingnya ini sepertinya tidak punya hati, sampai terang-terangan mengatakan hal itu. Sepertinya Ia tidak sadar dengan situasi Kirana sekarang ini.

"Wah, Pak Erick tau banget ya. Saya, mah nggak ngerti artinya. Cuma pas denger ini tuh rasanya ngena dihati." Timpal Pak Didin.

"Semua juga akan sia-sia kalo orang yang dituju nggak pernah menganggap pengorbanan seseorang. Alias nggak peka." Sindir Kirana.

Erick langsung merasa tersindir dengan ucapan Kirana. Suasana jadi makin krik krik.

Pak Didin yang menyadari ada yang salah dengan istri majikannya itu, langsung diam tak ingin ikut campur. Ia langsung mengganti play listnya dengan lagu lain yang lebih aman.

Sandiwara Cinta Kirana (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang