SCK 6

22.5K 1.1K 19
                                    

Akhirnya Kirana pergi berlibur bersama Shareen dan ketiga anaknya, serta para babysitter. Mereka berangkat menggunakan jet Bernardo. Para suami ditinggal di rumah. Shareen bilang, kapan lagi bisa berlibur tanpa suami. Kalo dengan suami malah jadi bulan madu. Yang ada di kamar seharian.

Itu yang dirasakan Shareen. Berbeda dengan Kirana. Dia malah tidak pernah menyicip manisnya bulan madu. Boro-boro bulan madu, saat merea tidur sekamar saja, dengan teganya Erick membiarkan Kirana tidur di sofa bed. Kirana tersenyum miris mengingat hal itu.

Melihat raut wajah Kirana, Shareen baru menyadari kalau Kakak iparnya belum pergi bulan madu.

"Apa kalian belum merencanakan honeymoon?"

"Belum ada rencana, sih. Mas Erick masih sibuk."

Kirana berusaha menjawab dengan lapang dada. Jika mengingat perkataan Erick kemarin padanya, dirinya tidak berarti apa-apa bagi suaminya itu. Kirana yang malang. Tapi setidaknya Ia harus menikmati liburannya kali ini.

"Mas Erick sok sibuk, ih." Ujar Shareen berdecak sebal.

"Pokoknya Mbak harus nikmatin aja liburan kita ini. Kalo bisa, kita buat Mas Erick kalang kabut." Lanjut Shareen.

Kirana mengernyit, bingung. "Maksud kamu?"

"Aah... udah. Ikutin aja apa kata aku. Tenang aja, Mbak." Yakin Shareen dengan menaik turunkan kedua alisnya dan mengacungkan jempol pada Kirana.

Kirana yang tak mengerti hanya senyum, geleng-geleng. Ada-ada saja kelakuan adik iparnya ini. Pikirnya.

Liburan pertama mereka di awali dengan perjalanan ke Milan. Rencananya mereka akan berada di Milan selama 3 hari untuk mengunjungi Papa. Papa bilang, Ia merindukan cucunya.

Setibanya di Milan, mereka disambut sukacita oleh Papa. Apalagi cucunya yang berteriak-teriak memanggil Papa dengan sebutan Grandpa saat mereka melihatnya berdiri di teras rumah.

"Genpaaaa.... Genpaaaa..." Teriak ketiganya dengan gaya bahasa yang masih belum fasih berbicara.

"Woooohh... cucu-cucu Grandpa. Grandpa kangen sekali dengan kalian, sayang."  Papa memeluk dan menciumi triplets satu per satu.

Begitulah euforia kakek bertemu cucunya. Papa sangat senang dengan kehadiran triplets. Apalagi ada Shareen dan Kirana.

Tapi dari rencana mengunjungi, malah berubah jadi menitipkan triplets pada Grandpanya. Si kecil Alea ingin tinggal di rumah Grandpa, dan disetujui oleh kedua kakak kembarnya. Ketiga balita itu memang senang bermain dengan Grandpa. Waktu 3 hari tak cukup untuk mengobati rasa rindu mereka terhadap Grandpa, alhasil mereka rela tinggal dan membiarkan Shareen dan Kirana pergi.

"Beneran nih Alea mau tinggal sama Grandpa?" Tanya Shareen.

"He'em." Alea menganggukan kepalanya.

"Nggak mau ikut Mommy  dan Mama Kirana?"

"No." Jawab Alea lagi dengan pasti.

Oke. Si gadis kecil tetap pada pendirian untuk bersama sang kakek. Kirana jadi tidak enak jika mereka berdua pergi begitu saja, sementara Papa mertuanya  mengurus sendiri ketiga cucunya.

"Gimana kalo kita nggak usah pergi? Kita bisa jalan-jalan di Milan aja. Jadinya Papa nggak kerepotan ngurus triplets." Usul Kirana.

Papa langsung tidak setuju dengan usul menantunya. Ia tidak merasa kerepotan sama sekali, karena triplets akan diawasi oleh babysitter mereka masing-masing, dan ada banyak pelayan di rumahnya yang akan membantu. Apalagi Papa memiliki banyak waktu untuk bermain bersama mereka bertiga.

Sandiwara Cinta Kirana (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang