SCK 24

19.1K 964 36
                                    

Setelah menemukan hasil USG tadi malam, Erick mencoba membuka lemari dan laci-laci di kamar itu, siapa tahu dia menemukan sesuatu yang lain. Baju-baju dan barang-barang lain milik Kirana masih ada sebagian di dalam walk in closet-nya. Wanita itu benar-benar meninggalkan semua yang ia dapatkan dari uang suaminya. Erick juga menemukan sebuah amplop coklat di sela-sela lemari yang berisi foto-foto dirinya dan Miranda saat masih di Singapura.

Dari situ Erick langsung paham mengapa Kirana sampai langsung meminta berpisah. Kalau sudah begini Erick makin merasa dirinya adalah lelaki yang bodoh. Bagaimana bisa dirinya langsung menyambut kehadiran Miranda yang seketika membuatnya lupa akan kehadiran istrinya. Padahal Erick sudah membuka hati dan sangat membutuhkan Kirana di hidupnya.

Erick tak sanggup membayangkan bagaimana hancurnya perasaan Kirana waktu itu ketika melihat foto-foto yang bisa dibilang 'mesra'. Apalagi Erick melihat kamar mandi Kirana yang berantakan. Cermin persegi panjang yang terpajang di atas wastafel sudah pecah sebagian, berserakan di wastafel dan di lantai. Sungguh Erick tak tahu harus bagaimana lagi merutuki kebodohannya.

Cinta memang bisa semarah itu bila sudah dikhianati. Sayangnya pria itu tidak merasa yang telah ia lakukan adalah sebuah kesalahan. Dan baru sekaranglah akhirnya Erick Bernardo menyesal telah menggores luka di hati Kirana, yang sekarang sudah menjadi mantan istrinya.

Semalam ia langsung mencoba menghubungi ponsel Kirana berulang kali, tapi tak kunjung mendapat jawaban. Erick tak tahu di mana Kirana sekarang, tapi yang jelas saat ini ia ingin sekali mendekap wanita itu dalam pelukannya, meminta maaf atas semua yang telah ia lakukan.

Sekarang Erick merasa sedikit terganggu saat tidurnya secara tak sengaja diusik oleh cahaya matahari yang masuk lewat celah gorden kamar Kirana. Pria itu tertidur kembali  setelah subuh tadi menjalankan kewajibannya. Sejak  semalan ia tak mau sedikit pun beranjak dari kamar Kirana, kecuali saat ia mengganti pakaiannya. Harum tubuh Kirana masih bertahan di sana walau pemiliknya sudah pergi seminggu lalu. Erick masih bertahan dalam tidurnya.

Namun sayup-sayup suara anak kecil mampir di telinganya. Seperti mimpi, tapi terdengar jelas. Erick masih mencoba membuka mata walau sulit. Suara-suara itu kian lama kian terdengar jelas.

"Papa ...."

"Papa ...."

Erick merasa suara itu memanggilnya. Mungkinkah itu suara anaknya. Tapi suaranya makin ramai dan berbeda.

"Papa ...."

"Sayang ... jangan ganggu Papa ya ...."

Oh, tidak. Erick juga mendengar suara seorang perempuan dewasa di sana. Mungkinkah itu suara Kirana? Erick sangat berharap itu benar. Tapi suara anak kecil tadi terdengar lantang menyebutnya. Apakah anaknya tunbuh secepat itu?

Erick mencoba mendengarkan lagi suara-suara itu. Ia mencari keberadaan orang-orang yang memanggilnya. Erick berlari ke sana, kemari. Ia mencoba meneriakan nama Kirana, namun tiba-tiba tubuhnya terasa terguncang-guncang. Dan suara-suara itu semakin jelas di telinganya.

"Papa! Bangun, Pa ... bangun!"

Erick membuka matanya saat merasakan tubuhnya ditimpa beban berat. Ia menghembuskan nafas. Ternyata hanya mimpi. Suara-suara itu berasal dari triplets yang sekarang menindihnya.

"Sayang ... Mommy bilang jangan ganggu Papa Erick lho tadi. Kasian Papanya, sayang ...." ucap Shareen yang baru masuk sambil membawa nampan berisi makanan untuk Erick.

Erick tersenyum saat matanya bertemu dengan tatapan lucu si Alea yang menggemaskan.

"Papa, bangun?" Tanya Alea dan diangguki Erick.

Sandiwara Cinta Kirana (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang