✨ 01 ✨

48 6 4
                                    

"Bro, lu dapet bengbeng, gak?

Sunwoo dan Bomin yang tengah memakan baksonya langsung menatap Eric dengan heran. Aneh-aneh aja. Apa coba maksud anak satu di depannya ini?

"Hah? Dapet bengbeng?" ujar Bomin bingung mendengar pertanyaan Eric yang ada-ada saja. Eric mengangguk dengan semangat.

"Dapet." Eric pun melebarkan matanya dan menyambut antusias jawaban Sunwoo.

"Kalau lagi hujan bengbeng," sambung Sunwoo santai. Sedangkan Eric, rasanya sudah ingin membuang Sunwoo ke laut saja.

"Mang napa sih? Tinggal beli, nanti juga dapet bengbeng. Penjual bengbeng juga dapet bengbeng kali. Banyak pula." Eric menghembuskan napasnya malas. Berusaha sabar mendengar jawaban Sunwoo kali ini. Sebenarnya udah gak heran sih sama jawaban Sunwoo, udah biasa soalnya.

"Monyet, maksud gue bukan gitu! Gue tadi dikasi bengbeng, tiba-tiba ada di tas. Isi surat juga."

Tiba-tiba Sunwoo tersedak bakso yang sedang dikunyah. Sedangkan karena melihat Sunwoo tersedak bakso, Bomin juga jadi ikutan tersedak.

"Kok bisa? Lo yakin itu punya lo?" Sunwoo membalas, tampa memperdulikan Bomin di hadapannya yang wajahnya sudah terkena siraman alami dari kuah bakso Sunwoo dan menghela napas berubaha menahan kesabaran.

"ANJRIT SUNWOO, LO BISA GAK SI GAUSAH MAKAN DI DEPAN GUE?!"

Sunwoo menolehkan pandangannya pada Bomin. Ia spontan tertawa lebar melihat wajah Bomin yang sudah terlihat berisi cipratan kuah bakso.

"ANJER BOMIN MUKA LO KENAPA ISI KUAH BAKSO?!" seru Sunwoo. Ia sudah tertawa sangat kencang, begitu juga Eric. Bisa-bisanya.

"Abisnya lo si, keselek di depan gue. Kan gue jadi ketawa, keselek neh jadinya!" Sunwoo hanya sibuk menertawakan Bomin dan meminta maaf. Ia juga langsung mengambilkan tisu untuk Bomin agar teman di hadapannya bisa membersihkan wajahnya.

Sunwoo gak sejahat itu sih untuk biarin temannya yang kesulitan sampai gak ditolong. Ya walau awalnya mesti diketawain dulu.

"Btw anjir, RIC KENAPA BISA GITU, RIC?" alih Sunwoo.

"Gatau juga. Tapi di note nya sih buat gue."

"Penggemar rahasia kali," tebak Bomin namun dibantah oleh Sunwoo.

"Ah, paling orang iseng. Sotoy banget lu Bom jeduar," sewot Sunwoo.

Bomin dan Sunwoo saling ejek satu sama lain. Sedangkan Eric hanya menaikkan bahunya.

"Ah udah lah, ga penting. Paling juga orang iseng."

"Dan lo ambil??? Ih, Ric, kalo kata gue sih tiati kena pelet," sanggah Bomin yang langsung disetujui oleh Sunwoo.

"Jaman sekarang mah kejam, Ric," tambah Sunwoo.

"Lu biarin gue seneng napa, anying. Orang asing ngasih gue bengbeng, lo berdua ngasih gue apa?"

"Sahabat cakep seperti kita," sahut Sunwoo yang diikuti Bomin dengan memberikan jari jempol dan telunjuknya di bawah wajah Sunwoo dan dirinya sendiri untuk menunjukkan betapa tampan nan kecenya sahabat Eric yang telah diberikan Tuhan padanya. Iya, kan?

"Najis sahabat."

Daily Note; Eric SohnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang