"Lah? Mau kemana, Ric?" tanya Sangyeon kebingungan melihat Eric yang sudah siap dipagi hari. Tak sepagi biasanya. Tampak seperti bukan Eric, adiknya yang dia kenal.
Eric yang tengah memakai sepatunya hanya menjawab asal, "Mau sekolah, lah! Masa mau jualan crabby patty?"
Sangyeon mendengus sebal. Kalau soal asbun, Eric nomor satu. "Ya maksud gue, kok tumben pagi-pagi gini. Ini masih jam 6, loh?"
"Bahkan jadwal piket lo aja gak sepagi ini," tambah Sangyeon.
"Yauda si biarin aja. Suka-suka Eric dong!" gerutu Eric.
"Emang adek gak ada akhlak," omel Sangyeon.
"Yaudah, Eric berangkat dulu ya! Bubay!"
"Ya, hati-hati dijalan! Inget sekolahnya yang bener!"
"Asiaaaap, hyung!"
Memerlukan waktu sekitar 13 menit untuk ia sampai di sekolah dengan menggunakan angkutan umum. Sesampainya di sekolah, Eric Buru-buru menuju tembok yang berada di samping lokernya untuk bersembunyi.
Ya, ia berniat untuk mengetahui siapa sebenarnya yang mengirim note tersebut setiap hari. Sendernim itu. Eric akan menguaknya hari ini. Pasti!
Kini jam menunjukkan pukul 6.30. Tentunya belum banyak murid yang datang ke sekolah. Dan Eric yakin, pasti sang pengirim menggunakan kesempatan ini agar tak dilihat oleh siapapun. Mengingat saat ia cek lokernya tadi, Eric masih tak menemukan apapun di loker abu itu.
Sekitar 7 menit Eric memperhatikan lokernya, tiba-tiba ia melihat seorang perempuan dengan tas ransel pink menuju lokernya. Eric bersiap untuk bersembunyi dan melihat siapa wanita di balik rambut hitam yang terurai tersebut.
Namun ternyata wanita tersebut pergi ke loker yang berada persis di sebelah Eric.
"Aish, ternyata bukan sendernim gue!"
Eric lalu lanjut menunggu. Ia terus memperhatikan lokernya.
Murid-murid sudah mulai banyak yang berlalu lalang di loker, namun orang yang membuka loker Eric tak kunjung datang. Perempuan yang Eric cari belum muncul juga.
Ya... Seharusnya memang perempuan, kan?
Kini jam menunjukkan pukul 7.15, namun sang sendernim masih tidak muncul juga.
"Sendernim ga ngirim surat ya ke gue hari ini? Kok ga dateng-dateng, sih? Kan biasanya jam segini gue udah ke loker?"
Eric mengeratkan tali tas ranselnya dengan memasang wajah tahan banting. "Sampe kiamat pun, gue bakal nunggu siapa yang ngirim note ke gue!"
Tak berapa lama setelah tekatnya datang, Eric melihat ada seorang wanita yang mendekati lokernya. Wanita tersebut membuka loker milik Eric, namun tak lama kemudian ia menutupnya kembali dan membuka loker yang lain. Karena wanita tersebut sepertinya salah membuka loker.
"Ric?" Eric terkejut mendengar seruan seseorang yang memanggilnya dari samping.
"Eh? Yeji? Lo ngapain?" tanya Eric yang melihat Yeji memanggilnya dan masih membawa tasnya.
"Lo yang ngapain? Kok disini? Lo lagi nyariin pengirim note di loker lo itu kan pasti?"
Eric langsung membuka mulutnya, "KOK LO TAU ADA YANG NGIRIM NOTE KE LOKER GUE?!"
Yeji menarik nafasnya sabar, "Ya, kan, lo kemarin nanyain itu di kelas, oon!"
Eric menunjukkan cengirannya, langsung teringat ucapan bodohnya kemarin.
"Oh iya ...,"
"Terus udah ketemu?" Eric menggeleng.
"Bahkan gue disini dari jam setengah tujuh, dia belum dateng juga."
Yeji tertawa, "Mungkin dia ga ngirim hari ini? Atau dia udah ngirim duluan?"
Benar. Ucapan Yeji mungkin benar. Setidaknya ada yang memvalidasi perkiraannya tentang sendernim yang tidak mengirim hari ini. Walau dia yakin, opsi kedua Yeji itu salah karena Eric sudah cek saat baru sampai tadi.
"Iya juga ya? MAKASI JI!" Yeji hanya mengangguk sambil melambaikan tangannya. "Dah ya, gue mau ke kelas." Eric turut membalas lambaian tangan Yeji dengan ramah.
"Bener juga. Mungkin dia ga ngirim hari ini," batin Eric sambil berjalan ke loker. Ia selalu pergi ke loker di pagi hari karena buku paket seluruh pelajarannya selalu ia taruh di loker. Agar tasnya tidak berat membawa tumpukan buku paket tersebut kesana kemari.
Namun saat Eric membuka lokernya, ia menemukan sebuah note berwarna pink, lengkap dengan beberapa bungkus permen yang menghiasi kertas tersebut.
"ANAK SETAN! KAPAN NGIRIMNYA?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Daily Note; Eric Sohn
ФанфикшнEric has a secret admirer?! "Jangan mau sekolah di sini. Sekolahnya horror, banyak setannya. Soalnya gue sering nemu notes anon di dalem loker." -Eric Sohn, si receiver notes ganteng. Eits, bukan hantu dong. Udah jelas banget. Eric udah bukan anak k...
