✨16✨

5 2 0
                                        

Eric memasuki kelas dengan tergesa-gesa. Nafasnya sudah tak teratur. Begitu membuka pintu kelas, atensinya langsung mencari seseorang.

Setelah menemukannya, ia langsung menuju ke tempat orang tersebut duduk.

"YEJI! YEJI! YEJI! GUE MAU NANYA SAMA LO!"

Yeji hampir saja melempar HP di tangannya. "Kenapa si, bikin kaget aja!"

Eric berusaha mengatur nafasnya. "Hh loh.. li.. at.. gah.. hhHh.."

Yeji tertawa setengah mati melihat Eric yang berusaha berbicara di tengah napasnya yang tersengal. Seolah habis maraton, padahal sekolahnya tidak seluas itu. "Ric, coba lo tenang bentar. Kek dikejar setan tau gak?"

Eric pun berusaha tenang dan mengatur nafasnya.

"Ja-jadi gini... Tadi kan gue nungguin di balik tembok tuh..."

"Ya terus?"

"Lo liat ga ada orang yang masukin sesuatu ke loker gue pas gue ngomong sama lo?"

Yeji menggeleng, "Mana gue tau. Kan gue ngomong sama lo di balik tembok."

"Iya juga ya..."

"Yauda deh. Oke. Makasi Eji jijiji!"

"Nama gue Yeji ya, udin." Yeji mencebik. Kebiasaan Eric selalu memanggilnya dengan sebutan bayi sok imut itu.

"Nama gue juga Eric, bukan Udin."

"Ah, au ah." Yeji lalu lanjut memainkan HP nya. Dan tentunya Eric langsung pergi ke tempat duduknya.

"Lo ngapain sama Yeji?" tanya Bomin, segera setelah Eric sampai di mejanya. Bahkan sang pemain utama belum melepas tas dari bahunya.

"Cie cemburu ya, cie," gurau Sanha sambil menyenggol-nyenggol bahu Bomin.

"Dih, mana ada. Abisnya tadi waktu Eric masuk kelas dia langsung ke Yeji."

"Gue tadi ke sekolah jam enam, tap--"

"HAH? NGAPAIN?!" pekik Sunwoo yang membuat Eric kaget.

"LO SABAR DULU NAPA SI?" balas Eric mendengar Sunwoo yang memotongnya berbicara.

"Iya, iya. LANJOOT!"

"Nah terus itu, gue kan... Tadi gue sampe mana ya?"

"Lo tadi baru aja mulai cerita Ric... Baru bilang lo ke sekolah jam en--"

Eric lalu memotong perkataan Hyunjoon, "Ah iya. Abistu..."

"Yeu si bambang tadi nyuruh sabar, sekarang dia yang motong," gumam Hyunjoon dalam hati.

"Habis itu gue baru nyampe jam setengah tujuh kan di sekolah. Terus gue langsung ke loker buat mantau sendernim. Tapi ternyata..."

"Ketemu?" tanya Sanha tidak sabaran yang dijawab gelengan oleh Eric.

"Gue gak ada liat dia."

"Ya terus, gimana?" tanya Bomin yang sudah tidak sabar dengan cerita Eric. Dari sekian yapping yang dia katakan tadi, endingnya hanya seperti itu? Mengecewakan.

"Nah tapi, pas gue ke loker... GUE NEMU NOTE NYA, ANJIR!"

Sanha, Bomin, Sunwoo, dan Hyunjoon langsung kaget. Tak percaya. "KOK BISA?!"

Eric hanya menggeleng dan mengangkat bahunya. "Gatau juga gue."

"Oh apa mungkin dia ngirimnya pas pulang sekolah, ya?" ujar Sunwoo yang disetujui oleh teman-temannya yang lain. Mungkin saja.

"Itu mungkin, tapi... Gue nemu note yang cuma bisa hari ini. Soalnya dia ngetawain gue karena gue nungguin sejak pagi buta."

Eric berpikir sejenak, lalu melanjutkan ucapannya. "Dan gue, kan, udah cek paginya pas gue baru sampai, tapi gak ada tuh."

Kini semuanya bingung.

"Satu-satunya cara sendernim ngirim surat, ya pas gue lagi ngomong sama Yeji sebentar sebelum gue pergi ke loker."

"Aahh, mungkin aja tuh!" seru Sanha.

"Ya mungkin, tapi waktu gue nanya Yeji tadi, dia bilang ga liat. Soalnya gue sama dia ngobrol dibalik tembok."

"Yaudah, biarin aja. Coba aja lain kali. Emang belum jodoh lo ketemu sendernim," kata Sunwoo sambil sedikit tertawa. Tapi ada benarnya juga.

"Cape gue cape, dah ah mau makan yupi aja," ucap Eric yang tentu saja langsung diserbu oleh teman-temannya. "Bagi, woy!" Tentu, untuk meminta yupi maksudnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Daily Note; Eric SohnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang