✨ 05 ✨

20 3 6
                                    

"Dapet lagi gak, Ric?" Bomin bertanya disela kegiatan piketnya, yang ia lihat Eric sedang meminum sesuatu dari gelas. Entah itu apa. Tadi saat dia baru sampai ke sini, bukannya bersantai dulu, tapi malah langsung ditodong untuk piket. Sedang nyapu dalam menjalani tugas piket kelas memang paling enak kalau sambil ngobrol. Jadi enjoy gitu, loh.

"Nih, Chocolatos gue dapet dari dia."

Sunwoo langsung nyeletuk, "Gue juga pengen dong dapet note-note gitu. Pengen dapet jajan."

"Tapi serem, anjer!" balas Eric lalu diiyakan oleh Sunwoo. Benar juga.

"Terus dia bilang apa?" tanya Hyunjoon bersemangat. Bomin yang sedang nyapu nyimak aja. Posisi nyapu pun gak berpindah-pindah, selalu nyapu di sekitaran bangku Eric. Adaaaaa aja pokoknya yang dibersihin.

"Cuma bilang cuacanya mendung. Gue bahkan enggak ngeh cuacanya mendung. Terus dia juga bilang jangan kedinginan, makanya ngirimin ini ke gue."

"Aahh, pantes aja lo minum yang anget. Biasanya juga eesss teroosss," sahut Sunwoo sambil berbicara seperti ibu-ibu yang sedang mengomel.

Eric cuma bisa nyengir.

"Lo nyeduh dimana, dah?" Bomin akhirnya memilih bertanya. Pasalnya ia bingung Eric bisa sampai pakai gelas bahkan menyeduhnya dengan air panas. Gak mungkin, dong, si pengirim kertas gabut itu juga bawain Eric gelas dan termos?

"Minta di kantinnya Pak Jojo," sahut Eric dengan santai yang lagi-lagi sambil menunjukkan cengirannya.

"Yah, gue udah gak peduli sama percintaan lo. Mau piknik bersama si pengirim kertas warna warni lo, lah. Apa, lah. Gue cuma peduli, GUE KAPANNNN???" Sunwoo jadi galau sendiri. Perasaan di antara semua temannya, yang gak no life banget itu dia. Tapi kenapa malah dia yang belum punya kisah kasih uwu di masa SMA?

"Jodoh pasti ketemu, udah, lo kenapa ribet banget, sih," omel Hyunjoon.

"Iya kalau ketemu, kalau enggak?"

"Ya pasrah aja sih kalau kata gue mah," sahut Hyunjoon yang dibalas setuju oleh Eric.

"Minimal kalau cari cewek harus bener dulu elo-nya," sanggah Bomin yang hendak mendapat tinjuan dari Sunwoo, tapi Bomin buru-buru menyodorkan sapu yang ia pegang sebagai senjata sekaligus tamengnya.

Hari-hari biasa yang dilalui mereka, sih.

Daily Note; Eric SohnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang