22.

23 0 0
                                    

Update setiap hari😚
Jangan lupa vote sebelum baca!!!

Jangan jadi silent raiders hargai penulis.

Pagi ini cuacanya sangatlah terik, darren dan teman-temannya tidak ikut upacara, mereka lebih memilih nongkrong di warung pojok. Darren dirinya sedang sibuk memainkan ponselnya yang sedang menscoll belanja online. Yang sedang bingung ingin membelikan kado apa untuk darga yang tinggal 9 hari lagi.

“Ren, lo tau gak”.

“Gk” fokus dengan ponselnya. Darren paling tidak suka kalau ia sedang memainkan ponselnya tapi di ganggu. Padahal darren sudah menemukan sepatu yang bagus. Darren membeli dengan harga yang mahal, karna yang darren tau harga itu tergantung kualitas.

“Ck, gue belum ngomong, njir”. Tukas gantur.

“Lah ini lo lagi ngomong asu” menaruh ponselnya di meja.

“Lah ko malah ngegas, selow napa”. Guntur tau kalau darren sekarang tidak mau di ganggu, tapi darren harus tau soal ini. “Semenjak dispen, kolong meja lo ada banyak makanan”.

“Lah ko bisa?” tanya vino yang sedang makan bubur ayamnya itu.

“Ia siapa yang taro?”.

“Gue sih gk tau siapa yang taro, tapi yang jelas
Makanan itu gk pernah absen, selalu ada di kolong meja lo, ren”.

“Kita bertiga yang makan, lagian kan sayang kalo gk dimakan bisa-bisa jamuran kalo roti, kalo lo gk percaya sama gue, lo bisa tanya sama putu”.

“Bener, putu”. Yang namanya disebut-sebut pun menoleh, yang sedang mengaduk-aduk es teh manisnya

“Iya, soal itu bener. Kita udah coba usaha cari tau siapa yang taro makanan di laci lo setiap hari itu”.

“Terus sekarang?” yudha tau jalan bicara darren.

“Kalo itu masih sampe sekarang ko, yaudah nanti kalo ada waktu luang kita cari hal itu”. Sambar yudha

-oOo-

Darga po

Darga sejujurnya sangat malas sekarang, karena selepas pulang sekolah ia akan mengerjakan tugas kelompoknya di rumahnya, bukannya darga tidak mau membawa teman-temannya, tapi dirinya harus satu kelompok dengan raisyaf dan juga teman itu. Sudah 5 hari terakhir tugasnya belum juga selesai, dan sekarang harus selesai karna besok tugasnya akan segera di kumpulkan, karna baik darga mau pun raisyaf selalu menunda waktu. Itu yang membuat pekerjaannya lama.

Darga tengah membaca buku yang ada di lengannya, sesekali ia melirik teman sebangkunya itu yang sesekali meringigis entahlah, hari ini ada tugas matematika dan gurunya baru saja keluar sebentar. Biasanya teman sebangkunya itu langsung cantol dengan apa yang guru itu jelasakan tapi sekarang dirinya sedang kewalahan. Terlihat diraut wajahnya itu.

“Ish apa yang salah coba”.

“Kenapa jawabannya tambah ngaco sih”. Menangkubkan kepalanya di atas meja, dan Pensil yang ia gunakan untuk memukul-mukul kepalanya sendiri, sesekali tangan kirinya memainkan kukunya ditas meja.

Melirik dan mengambil buku itu “Harusnya lo itung dulu yang ini di kalihkan, coba lo pake √25 nah √25=5 jadi coba lo isi titik-titik ini pake itu terus lo jumblahin semuanya” menunjuk buku itu “Lo pake rumus yang ini, jangan pake rumus yang itu. Mendingan lo itung banyak dari pada lo pake rumus yang salah, walaupun jawabannya susah di dapetin, dari itu lo bakalan ketemu jawabannya dan si A kan udah ketemu dan nanti lo bakalan ketemu sama si b lo jumlahin semuanya dan nanti bakalan ketemu hasilnya”.

Jodoh dan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang