27.

27 1 0
                                    

Darga pov

Sepajang perjalanan senyumnya tidak pudar dari ujung sudut bibirnya itu, teman-temannya begitu pun yang lainnya menampar pipinya sendiri dan anak kelas ipa 1 pun sangat heboh saat tau kalau darga bisa senyum juga. Koridor kelas 10 ipa pun semuanya terkejut karna kejadian ini sangat langka, darga di es batu berjalan yang paling irit untuk berbicara apa lagi untuk tersenyum.

Saat masuk kelas, tatapan raisyaf sulit diartian saat hendak masuk pun di jegat.

Entahlah persetan dari mana yang terbesit di otak raisyaf“Lo karasukan setan yang mana?” kedua tangannya memegang kepala darga “Jawab! Saha iye saha iyeee!!!. Kaluar maneh!!”. Berteriak di wajah darga. Sedikit jinjit karna darga bisa di bilang tinggi 165cm sedangkan dirinya hanya 153cm dan ais tau kalau dirinya masih dalam masa pertumbuhan jadi dirinya tidak pesimis kalau dirinya bisa raih 7cm.

Melepaskan kedua tangannya ais dari kepalanya itu “Muncrat”. Mendorong wajah raisyaf. Ketusnya. pergi ketempat duduknya itu raisyaf bian amel dan andri mengikuti darga. Darga duduk dirinya mereka ikut duduk darga berdiri mereka ikut berdiri. Megan yang tau hal tersebut berlarian menuju kelas darga. Dirinya juga penasaran akan hal yang terjadi kepada darga, dan seketika awan hitampun memancarkarkan sinarnya.

“Kalian gila”. Saat ini darga sedang berada ditengah-tenggah untuk di introgasi.

“Lo yang gila!” serempak hingga darga. Menutup telinganya itu.

And the way but the way bus way. Ngomong-ngomong, btw lo kenapa?” tanya amel yang tingkat kekepoanya di atas rata-rata.

“Ribet banget sih lo ngomong, amel” ketus bian.

“Norak! Ini tuh gaul!”.

“Gaul dari hongkong inggris lo aja culametan mett mett culametan!!!”.

“Kalo ada makanan di meja! Mejanya yang kumakan” raisyaf bernyanyi dan kedua ibu jari ikut bergoyang. Entahlah jika dipikir-pikir sejak saat berteman dengan bian dan andri dirinya tingkat kewarasannya jadi berkurang. Dan sekarang berteman dengan raisyaf, amel dan megan. Malah tinggkat kewarasannya ikut berkurang, tapi darga berusaha tidak seperti mereka.

Disisi lain darren yang sengaja lewat kelas darga, melihat adiknya di sekelilingi teman-temannya dirinya ikut terkekeh melihat aksi teman-temannya darga itu, ternyata bukan yudha dan guntur saja tingkat kewarasannya kurang ternyata teman-temannya darga pun sama.

“Ish, rai. Lagi serius ini” bentak megan menepuk lengan raisyaf.

“Eh sorry, ke bablasan” nyengir.

“Ada kabar bagus apa?” tanya megan.

“Gue”.

Semuanya mengangguk “Iya”. Serempak memperhatikan wajah darga dengan sangat intens

“Gue”.

“Iya” jangan di tanya mereka semuanya saat ini sedang geram sekali dengan darga ini.

Tettttttttttt

Bel pelajaran pertama pun berbunyi. Megan mengebrak meja “Bangsat!!!!”. Langsung melengang pergi ke kelasnya.

“Ck, tolol. Kelamaan lo” cecar andri. Mereka semuanya pergi ketempat duduknya masing-masing.

“Dasar kanebo kering ngeselin lo”.

Darga terkekeh melihat kekesalan teman-temannya itu.

^_^

Darren pov

Jodoh dan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang