35.

82 3 2
                                    

Raisyaf Pov

Tersenyumlah walau hari ini terasa berat.
Bukan untuk terlihat bahagia, tapi sebagai pertanda bahwa kamu baik-baik saja.

Membunuh tanpa menyentuh aja bangga
Liat nih gue sekarang bisa mencintai tapi mustahil bisa memiliki.

Mamah dan papah sudah melarangnya untuk pergi kesekolah, tapi raisyaf kekeh ingin pergi kesekolah, dirinya tinggal beberapa hari lagi sekolahnya sebelum nanti akan libur panjang 3 minggu. Dan akan menghadapi semester genap. Dan darren mereka akan menghadapi ujian, bulan-bulan yang akan datang.

“Batu banget sih lo jadi orang, guru-gurunya juga pada ngerti ko”.

“Lagian sekolah lo juga lagi bebas kan”.

“Udah dirumah aja”.

Dru dirinya paling sibuk sendiri, papah dan mamahnya juga marah. Tapi dru yang lebih overprotektif dengan dirinya sekarang.

“Batu banget sih jadi orang”.

“Dru, gue ngga apa-apa ko”.

“Kalo gue ngga sekolah gue ngga bisa liat darga tanding futsal”.

“Ya elah lo streaming aja sih”.

“Lo kira apaan streaming segala lo kira lagi tanding ditp-tp”.

“Otak tuh dipake, ya lo vcall sama amel” menoyor kepala adiknya itu.

“Yaa beda, gue pengen liat langsung lebih jelas, kegantengannya itu lebih terpancar”.

“Ya udah gue gak mau nganter”.

“Kalo lo gk mau ya biar sama papah”. Tapi papahnya mengeleng “Ya sama mamah” mamahnya juga mengeleng. “Ish kalian tuh nyebelin banget sih”.

“Ya udah kalo gitu ais pergi sendiri”.

“Terserah, kamu lah. Anak susah di atur”. Teriak mamahnya “Susah ngomong sama batu”.

Tapi saat baru saja keluar dari pekarangan rumahnya, ais terkejut bukan main. Seseorang sudah menunggu di depan rumahnya. Motor KLX berwarna merah dengan helm full face dan jeket levis berwarna abu-abu pudar. Sambil memainkan ponselnya diatas motornya.

Ais menghampiri orang itu, dan tanpa terasa senyumnya mengembang sangat merkah saat pemuda itu membuka kaca helmnya.

“Mau jemput aku?”. Tanya ais antusias.

“PD gila, gue kesini mau ngasihin ini ke lo” memberikan kantong plastik berwarna putih “Dari mamah”.

“Buat luka lo biar ngga ngebekas”.

“Ya udah kalo gitu gue pergi”.

Darga melesat pergi dengan motornya, ternyata selain pendiam, bersikap dingin, nyebelin level akut.

Melemparkan sepatu kirinya “Issh, nyebelin banget sih”.

“Awas aja”.

Raisyaf perasaan jauh terbang ke atas awang-awang karna darga menjemputnya, eh malah di jatuhkan lagi kedasar bumi. Sakit bukan main. Tapi sekitar 10 menit darga balik lagi.

“Apa!?”.

“Ngapain kesini lagi!”. Berdecak pingang.

“Pergi nggak dari rumah Aku!”.

“Nyebelin banget sih”. Raisyaf masuk lagi kedalam rumahnya tapi tangannya terasa di cekal darga. “Lepasin tangan aku!”.

“Aku bilang lepasin”.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jodoh dan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang