28.

26 0 0
                                    

Darga itu adalah saingan tersebasarnya dalam bidang akademik, dirinya sangat sulit untuk di daingi ingin maju satu langkah saja susah.

Malam ini raisyaf bersama dengan papahnya dan abangnya pergi ke pusat berbelanjaan terbesar yang ada di jakarta.

Jangan ditanya mau apa, papahnya ingin membelanjakan sebagian uang gajiannya untuk kedua anaknya itu, apa lagi semenjak raisyaf merubah penampilan papahnya akan mendukung semua kebutuhannya, karna kebutuhan anak prempuan lebih banyak ketimbang anak laki-laki.

Dan raisyaf sangat menyayangi papahnya, papahnya sangat mengerti tentang dirinya.

–oOo–

Darren pov

Darren menjadi sasaran empuk oleh mamahnya bagaimana tidak, dirinya saja yang enak-enakan main hp, sedangkan darga otaknya sudah menguap mungkin bahkan sesekali dia teriak-teriak tidak jelas, dara dirinya sedang menggambar pr dari sekolahan, katanya dirinya selalu salah itung, dirinya hanya menggunkan perkiraan jelas-jelas pasti akan terus salah, apa lagi kalau sudah gambarnya miring-miring dara selalu membuangnya walaupun sudah setengah jadi banyak sekali kertas hvs yang berhamburan, kalau sampai papahnya tau pasti abis kena ceramah papah. ‘Buang-buang kertas, pabrik kertas aja susah buat bikinnya, pohon-pohon aja banyak ditebang supaya jadi kertas kamu malah ngehambur-hamburin kertas dan blalala-blallalala, ya begitu lah terkadang papah seperti mamah.

Bukannya darren membangkang dirinya sudah pewe dengan gamenya yang sebentar lagi menang sudah berkali-kali boyah.

“Ren, ayok udah jam 7 nih”.

“Bentar mah, mau menang nih”.

“Darren”. Tidak menyaut.

“Darren”

“Iya”.

“Gue keluar ya!” ujarnya pada ponselnya.

“Emang mau kemana ren?”. Tanya yudha di sebrang sana.

“Mau nganter mamah belanja, ya udah”.

“Ren. Ren tunggu nitip dong”.

“Nitip apaan?”.

“Salam, buat mamah lo. Kutunggu jandamu”. Terkekeh di ujung sama.

“Sialan lo!”.

“Darren buruan” sedikit meninggikan suaranya.

“Iya mah”.

Jujur saja padahal sebentar lagi Chiken dinner.

Darren sudah tau bagaimana ribet dan repotnya mamahnya belanja dari mulai snack minuman, sayur-sayuran, buah-buahan. Mamahnya membeli semuanya. Dan sekarang darren membawa kantung belanjaan besar di kanan-kiri, mamahnya sudah jarang menggunakan kantung plastik katanya sayangi bumi, jadi mamahnya membawa totebag berukuran besar. Darren membawa semua belanjaan itu kedalam mobilnya.

“Udah semuakan mah?”.

“Belum”

“Apa!?”  darren melihat jam yang melingkar dipergelangan tangannya sudah 3 jam mereka belanja tapi masih belum juga selesai “Mau beli apa lagi”.

Jodoh dan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang