25.

24 1 0
                                    

Darga pov

Hari-hari belalu dengan sangat indah, untung saja kakeknya sudah baik-baik saja dan kakeknya sudah bisa di bawa pulang waktu itu, darga juga tidak mau terjadi sesuatu yang parah dengan penyakit kakeknya, dan tidak menyangka hari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke 15, banyak spam dari bian andri amel raisyaf dan yang paling nyepam di semua akun sosial media milik darga adalah megan siapa lagi kalau bukan dia. Sedangkan dari keluarga tidak ada yang mengucapkan selamat kepadanya darga bisa memaklumi hal itu, opahnya juga baru saja masuk rumah sakit karna darahnya tinggi mencapai 190.

Raisyaf sekarang sudah berubah, dirinya terlihat lebih cantik, tapi dirinya tetap saja seperti dulu selalu polos itu yang darga tau, entahlah semenjak kapan mereka mulai berteman, tapi semenjak banyak kegiatan kerja kelompok bersama dirinya berteman dengan raisyaf dan amel.

“Yey. Es batu ulang tahun” menyengol lengan darga itu yang tengah memainkan ponselnya. Raisyaf tidak lagi mengikuti semua gerak-gerik darren lagi, dirinya nyerah. Tapi belum sepenuhnya dirinya nyerah gitu aja “Selamat ulang tahun, semoga apa yah semoga lo jadi cowo normal” tekekeh.

“Rai lo kira darga gk normal!?” bentak bian.

“Eh gk bukan gitu maksutnya” membenarkan poninya itu. “Ish gimana ya susah di jelasin sama kata-kata”.

“Mabruk Alfa mabruk!!!!” teriak megan sambil membawa kue ulang tahun berukuran kecil “Barakallah fi’ik darga Eid milad sa’eed darga”.

Darga yang tengah fokus memainkan ponselnya pun terkejut saat megan datang ke kelasnya sambil menyanyikan lagu ulang tahun dengan versi arab.

Nyengir “Berdoa dong”.

“Semoga kita berjodoh” teriak megan setelah darga merdoa didalam hati “gitu bukan doanya”.

Melirik melas “Gk gitu, Makasih ya, meg” tersenyum samar. Tapi mengan dapat melihatnya walaupun sedikit.

“Salah yah??”. Nyengir

“Arga, lo ulang tahun traktir-traktir kita kali sekali-kali, makan-makan kemana ke” tukas andri.

“Gk”. Datar.

“Lah kenapa? Lo ga punya duit? Masa iya orang kaya lo gk punya duit lo sekolah aja bawanya biruan sama ijoan kalo sekola” sambar amel.

“Iya yuk masak-masak rumah lo” bujuk raisyaf.

“Iya gini aja kita pt–ptan jadi bukan duit lo doang, gimana ayolah, arga. Sekali-kali” bujuk megan sambil mengeluarkan jurusnya itu dengan melendoti darga.

“Emang orang kaya lo bisa masak? Gk yakin gue” ledek bian.

“Ish, lacknat banget sih lo!” mencubit lengan bian.

“Sakit bego!”.

“Ayo lah, kalo lo gk mau ngeluarin duit kita patungan apa yang di bilang megan kali ini gue setuju” bela andri.

“Ayo, arga. Kali ini makan-makan bareng. Biar idup lo gk monoton banget. Plis ya kanebo kering”. Bujuk raisyaf dengan nama julukannya itu.

“Itu sih mau lo biar ketemu kakak gue”. Ketus darga.

“Ish, apaan sih loh, ya udah gue gk ikut!”. Raisyaf pergi dengan tasnya dan tidak lupa mengambil kunci motornya di kolong meja.

“Woi mata empat selain lo berubah sama penampilan lu juga sering ngambek kaya anak kecil!”. Ledek bian.

“Ya udah ayo belanja” mengambil tasnya melengang pergi keluar.

Amel, bian, andri, dan megan tersenyum puas bujukannya kali ini tidaklah sia-sia. Semuanya bertos.

Jodoh dan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang