XIII

1K 239 15
                                    

"Iya Bel, gue di rumah. Emang gak kemana-mana," jawab Rein ketika Bella menanyakan keberadaan Rein.

"Sorry kemarin gue gak bisa datang meeting. Kalau gak mendadak disuruh ikut meeting yang lain, jaketnya udah gue balikin," ujar Bella dengan rasa tidak enak.

"Kalem," balas Rein santai. Sudut matanya melirik Freya yang sedari tadi memandang dengan penuh rasa penasaran.

"Oke kalau gitu. Tunggu ya," kata Bella lagi.

"Alrite. Thanks, Bel."

"Janjian?" tembak Freya langsung.

"Iya. Bella mau balikin jaket. Pas meeting kemarin gak jadi karena dia gak datang."

"She is coming here?" tanya Freya kaget.

"Probably not. Jaman sekarang kan bisa kirim pake jasa orang lain," kata Rein sambil meletakkan handphone di meja. "Ayo mana katanya mau bikin mie super enak?"

"Ya ampun, belom juga jam makan malam. Udah minta makan aja," cibir Freya tapi dia tetap bangkit menuju dapur.

Freya menginap di rumah Rein beberapa hari terakhir ini. Selain karena dia masih ingin bekerja dari rumah (Freya sedang ingin suasana kerja yang tenang), asisten rumah tangganya juga sedang ijin tidak bekerja selama seminggu. Jadi Freya membiarkan rumahnya tetap apa adanya, daripada dia tempati dan membuat berantakan.

Rein nyengir dan duduk di hadapan laptopnya, kembali bekerja ketika Freya bolak balik di dapur milik Rein. Ketika Freya memasak, tiba-tiba hujan turun. Rumah Rein yang memang memiliki banyak jendela, memungkinkan mereka melihat air hujan yang turun dengan derasnya.

"Jakarta hujan terus ya akhir-akhir ini," gumam Freya.

"Udah masuk musimnya. Bagus lah. Jadi subur, jadi gak panas, jadi makin enak makan mie. Asyik! Apalagi dibikinin. Mantap dah!"

Freya melemparkan tatapan jengkel pada saudaranya tapi tetap lanjut memasak. Saat itu terdengar bunyi bel.

"Tuh yang nganter jaket kamu. Cepetan ambil gih. Kayaknya kasian keujanan," kata Freya, memandang keluar dengan khawatir.

Sebelum keluar, Rein bangkit untuk melihat melalui layar. Dia memasang CCTV agar bisa melihat lebih dulu orang yang datang sebelum memutuskan untuk membuka pintu. Melihat siapa yang berdiri di depan pagar rumahnya dengan tubuh yang mulai menggigil kedinginan, Rein tersentak.

"Astaga. Itu bukan ojek. Itu Bella sendiri!" seru Rein panik. Dia segera mengambil payung dan hampir berlari keluar.

Mendengar nama Bella disebut, Freya juga kaget. Tidak menyangka bahwa gadis yang dibicarakan Rein datang sendiri ke sini. Hanya demi mengembalikan jaket?

Freya berhenti memasak sampai Rein akhirnya kembali dengan gadis yang basah kuyup. Dia tampak kaget melihat keberadaan perempuan lain di rumah seorang laki-laki yang katanya belum menikah. Rein melihat saudarinya dan Bella bertatapan lalu memecahkan keheningan.

"Freya, ini Bella. Bella, ini Freya, saudari kembar gue. Dia lagi nginep di sini," jelas Rein.

Freya mematikan kompor lalu menghampiri Bella. "Halo, gue Freya."

"B-B-Bella," ujar Bella terbata saat mengulurkan tangan.

"Ya ampun, pasti dingin. Mandi dulu aja ya. Aku pinjemin bajuku. Abis mandi, nanti makan sekalian. Aku lagi masak juga. Ayo," Freya menarik tangan Bella tapi Bella bergeming.

"Gak usah. Nanti repot. Cuma mau balikin jaket Rein," tangan Bella terulur ke arah tasnya tapi mendadak tangan Rein menyentuh tangan itu. Kening kedua orang lainnya refleks berkerut.

The Twin's Troubles - END (GOOGLE PLAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang