"Aku ngga peduli bagaimana orang memandangku,. Bagiku mereka hanya cukup tau inilah aku seperti apa yang mereka lihat"
...Alfiny POV.
"Kringggg,..." Bunyi yang nyaring dari jam weker terdengar begitu kencang tepat disamping telingaku
"Siapa siii, ganggu pagi gua, jelas jelas gua ga pernah pasang alarm" Aku mengeryitkan dahi terganggu dengan benda bising yang mengusik tidur nyenyakku
Sosok anak laki-laki yang mengenakan seragam SD lengkap berdiri tepat disamping ranjangku dengan tawanya yang terdengar hingga telingaku. Tentu aku tidak akan membiarkan anak itu melanjutkan aksinya
"Diem woi" bentakku reflek melemparkan bantal ke Izan hingga badannya terhuyung jatuh kelantai kamar dengan posisi duduk
Dia terdiam untuk beberapa detik dengan mata yang mulai berkaca-kaca dan,.. Yaa terjadilah
"Wuaaaaaaaaa,.. bang Zaky" teriaknya sambil menangis, sudah pasti dia kesakitan dan terkejut atas ulahku.
"Ups, Gasengaja" ucapku lirih, memalingkan pandangannya pura-pura tidak melihat kemudian beranjak berdiri dari singgasana kesayanganya itu.
Derapan langkah cepat terdengar cepat semakin jelas mendekati kamar Alfy. Sosok laki-laki berkulit putih, berbadan tinggi dan tetap berjalan cepat menghampiri sumber suara,. Betapa terkejutnya ia melihat putra bungsu mama terduduk didepan tembok dengan memeluk bantal dan menangis kencang
"Laa illaha Illa llahhh,.. dek izann" Ujar laki-laki itu lalu membantu Izan untuk kembali bangkit
"Udah ga usah nangis, kamu yang nakal kok kamu yang nangis" Nasihat Zaky, laki-laki yang berjalan cepat menghampiri si bungsu
"Kan izan mau bangunin kak Alfi" kata anak bungsu itu membela diri, tentu saja ia tidak terima disalahkan
"Izan baik bang" timpanya lagi
"Tapi banguninnya ga boleh gitu, coba kalo Izan dibangunin kaya gitu, mau? Ngga kaget? Yakin Izan ngga marah-marah? " Nasihatnya kepada Izan yang kemudian anak itu hanya tertunduk mengakui kesalahannya
"Ayo sarapan" Ujar Zaki kemudian menarik tangan Izan untuk ikut dengannya
Melihat sepasang adik kakak itu pergi meninggalkan kamarku, aku menyibak selimutku dan kembali menduduki singgasana tercinta untuk merebahkan badan dan memejamkan mata kembali.
Tidak ada hitungan menit, laki-laki berpawakan tinggi dengan setelan kaos putih dan celana jeans masuk kembali kedalam kamarku, siapa lagi kalau bukan Bang Zaky.
"Alfi bangun" Panggil Zaky dengan nada ramah
Aku enggan membuka mataku, bukan saatnya untuk langsung bangun sekarang karna Laki-laki ini pasti akan mengeluarkan beribu dalil untuk kultum pagi saat ini juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus nya saya ✅ - END
Romance[TAHAP REVISI] "Masuk pesantren Ma?" kata alfi membenarkan keputusan mamanya "Iya pesantren, biar kamu insyaf" kata mama Tiba-tiba otak cemerlang ku punya ide yang bagus atas keputusan mama ini. "Oke, siapa takut" kata alfi malah menantang Mamanya...