18. harapan alfy

7.7K 503 18
                                    

Assalamu'alaikum temen temen

giamana ceritanya? suka?

kalo suka langsung vote ya, oh iya jangan lupa follow juga

biar author semakin semangat nulis :)

btw, author minta maaf untuk minggu kemarin nggak bisa up dan baru bisa up lagi sekarang 

selamat membaca temen temen

"Ada banyak orang yang terlambat menyadari betapa berharganya orang yang pernah ada di dekatnya namun tak di pedulikan. setelah orang itu pergi meninggalkannya jauh, dan tak tau kapan kembalinya ia mulai merasakan kehilangan"

Morning

Arkhan telah rapi dengan setelan kemeja dan celana panjang bersiap untuk ke rumah sakit menemui istrinya, menjemputnya, mengakui segala kesalahannya meski ia tau ia yakin bahkan saat ini istrinya tak akan mengenalinya karna saat ini alfy mengalami amnesia atau hilang ingatan. Ia tau betul orang alfy pasti tak akan mengizinkn putri satu satunya itu mengingat seorang suami yang tak pernah membahagikan istrinya

Arkhan berjalan melewati anak tangga satu persatu hingga sampai ke lantai bawah

" mau kemana nak?" Tanya umi

" mau ke rumah sakit umi, saya ingin mengakui semuanya ke alfy" kata arkhan

Umi terdiam sejenak

" kali ini umi benar benar berharap dan sangat berharap, jangan pernah sekalipun mundur saat kamu bertekad. Umi percaya kamu laki laki yang bijaksana karna itu umi berharap,.. kamu tidak berhenti di tengah jalan meski banyak halangan. Doa umi selalu ada buat kamu" kata umi

Arkhan bergerak reflex langsung memeluk ibunya

" terimakasih umi " kata arkhan sambil memeluk sosok perempuan cinta pertamanya

Tak lama arkhan melepaskan pelukannya dan pamit untuk pergi

" arkhan pamit mi, assaalamu'alaikum"

"wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"

Arkhan lalau pergi beranjak meninggalkan rumahnya

"ya allah terimakasih, telah menghadirkan sosok perempuan yang mampu menyadarkan putra hamba bagaimana yang namanya cinta sebenarnya meski harus melalui waktu dan scenario yang sulit, namun hamba percaya kepadamu. Bahwa engkau tak akan memeberikan cobaan diluar batas kemampuan hambamu " batin umi sambil melihat punggung putranya menjauh dari hadapannya

"pagi-pagi di depan pintu nunggu siapa mi?" Tanya abi

" oh, arkhan pamit ke rumah sakit " kata umi menjawab

Abi hanya mengannguk pelan

Raut wajah abi tampak berubah menjadi terlihat sedikit murung. Tentu saja umi menyadari perubahan ekspresi dari suaminya itu

Laki laki paruh baya yang biasa di panggil kyai itu lalu masuk kembali dan duduk di kursi tengah sambil mengambil Koran dan membacanya

Umi menyeduhkan secangkir kopi untuk abi yang sedang membaca Koran

"di minum bi." Kata umi menyuguhkan secangkir kopi di atas meja depan suaminya

" terimakasih umi" kata abi

" abi, kita sebagai orang tua hanya bisa mengarahkan bukan memaksakan. Abi jangan terlalu di fikirkan. Kita tau arkhan itu sudah besar, dia pasti mampu menyelesaikan masalahnya" kata umi

Gus nya saya ✅ - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang