DENISE POV
Sekarang 14 Februari saat aku tak sengaja melihat kalender yang terletak di ruang tamu. Artinya, sekarang adalah Hari Valentine.
Pantes aja, dari pas aku bangun tidur, Dita kayak memberikan kode-kode halus gitu. Cuma karena aku gak peka, jadi... aku tidur lagi.
Soalnya baru tidur sejam gara-gara semalam sibuk push-rank.
Aku lihat suasana dorm hari ini lebih sepi dari biasanya, Jinny pulang ke rumahnya, sementara Léa dan Soodam, sepertinya mereka pergi berdua.
Artinya, sekarang hanya tinggal aku dan Dita di dorm.
Dengan tergopoh-gopoh, bahkan sampai hampir kepeleset, aku berjalan menuju kamar di mana aku, Dita, dan Soodam tidur. Ya, kita bertiga emang sekamar karena ukuran kamarnya yang besar. Sedangkan, Jinny dan Léa berada di kamar lain yang lebih kecil.
Ternyata perempuan berdarah Indonesia itu sedang tidur.
"Dita," panggilku dengan suara pelan. Di sisi lain, aku gak mau membangunkan sang tuan putri yang sedang tertidur dengan lelap inu, tapi kalau aku tidak bangunkan, kencan kami hari ini bisa batal.
Iya, setelah aku tersadar bahwa sekarang Valentine, aku berniat untuk mengajaknya kencan.
Aku mencoba untuk membangunkannya lagi, kali ini dengan tepukan sayang di pundaknya. "Dit, wake up, ayo kita keluar."
Perlahan, aku bisa melihat ia mengerjapkan matanya berulang kali. Oke, akhirnya dia bangun.
"Kenapa, Nise?" tanyanya dengan sedikit serak karena baru bangun tidur. "Sekarang udah jam berapa? Maaf, aku ketiduran. Kamu pasti lapar, ya? Sebentar, aku cuci muka dulu, nanti aku masakin sesuatu."
Aku pun tak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum. "Enggak usah, aku mau mengajakmu keluar hari ini."
Setelah mengusap-usap matanya, dia akhirnya menatapku. Kali ini, sepertinya dia udah benar-benar sadar.
"Keluar? Ke mana?"
Aku hanya menunjukkan senyuman lebar khasku. "Let's see."
***
"Ooh, fancy," kata perempuan di sebelahku saat kita berdua sudah sampai ke tempat tujuan. "Kamu pasti nyari dulu di internet, ya?"
Ya, sebuah restoran bagus dan mewah. Gak mungkin 'kan aku ngajak My Bubu di hari yang spesial ini ke McDonalds buat makan burger dan chicken?
"Begitu, deh," aku menjawab ala kadarnya. Sebenarnya, mengajaknya ke sini benar-benar mendadak, tapi aku gak mungkin mengatakan itu padanya, bukan?
Untungnya, sebelumnya aku pernah bookmark sebuah thread di Twitter yang isinya rekomendasi restoran-restoran bagus di Korea. Jadi, aku gak perlu lama-lama mencari restoran yang cocok untuk kami berdua.
"Aku kira kamu gak akan inget hari ini, soalnya kamu tidur lagi habis sarapan."
Aku hanya bisa menunjukkan ekspresi bersalah. "Tapi, aku emang udah niat ngajak kamu ke sini, babe," jawabku setengah berbohong.
"Ya udah, ayo!" Dita berusaha menarik tanganku dan membawaku ke dalam restoran. Terkadang, meski badannya lebih mini dariku, dia lumayan kuat juga.
Atau mungkin aku saja yang selalu lemah setiap di depannya?
Sebelum masuk ke dalam restoran, mataku menangkap sesuatu yang menarik di seberang jalan. "Tunggu, Dit, kamu masuk duluan, deh."
"Loh, kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Day in the Life of D&d
FanfictionIt's about Secret Number's married couple, Denise x Dita