her bestfriend

1.1K 79 22
                                    

DITA POV

Sebelum aku dan Denise pacaran, aku udah tahu soal Talia, sahabatnya Denise di Texas, karena dia selalu membanggakannya pada semua orang di setiap kesempatan.

Selain itu, aku juga sering melihat dia video call-an sama perempuan bernama Talia itu setiap malam, bahkan sampai berjam-jam dan ketiduran bareng. Entahlah apa aja yang mereka udah bicarakan, tapi aku lihat Denise senang banget tiap ngobrol sama sahabatnya itu.

Awalnya, aku gak terlalu pikirin mereka. Soalnya, aku pun juga sering video call-an sama teman-temanku di Indonesia, meski gak sampai setiap hari juga kayak Denise. Tapi, entah kenapa, lama-lama kegiatan rutin di antara mereka mulai mengusikku, apalagi kalau Denise sampai gak tidur cuma biar bisa ngobrol ama Talia yang berada di belahan dunia yang berbeda dan waktu berbeda. Waktu itu, aku gak mengerti apa yang aku rasakan.

Pernah suatu hari, ketika Denise masih tidur, tiba-tiba ada kurir datang ke dorm untuk mengantarkan paket. Dia bilang itu buat Denise. Gak besar-besar banget, sih, aku udah menduga kalau itu isinya buku.

Namun, entah kenapa, aku penasaran banget sama siapa pengirim kado ini, padahal aku gak pernah sampai seperti ini sebelumnya. Akhirnya, aku pun membukanya tanpa sepengetahuan Denise. Tenyata memang benar, itu adalah sebuah buku... dan sepucuk surat. Dari Talia.

Dear D,

Look what I've just bought for you?
You said you want the book so bad but got no chance to look for it. Since you're my #1 VIP, so I decided to buy it for you :D
I hope you like it!
My love Denise, just so you know, girl, I miss you so bad
We used to hang out together, sing together, even slept in the same bed
And we used to talk about dreams together too, or love, or even our deepest secrets
We used to do many things together and that's why I miss you, my friend
Here I am, trying my best to save my money, so I can go to Korea and meet you there
And we can travel to many beautiful places together!

Dude, if this ain't love, I don't know what it is
Therefore, that's why you have to do me a favor, okay?
Take care of yourself!
Don't skip your meals!
I love you, D, I always do

- your best girl, Talia

Isi suratnya manis banget. Talia manis banget. Aku yang membacanya aja merasa tersentuh, apalagi Denise yang menerima. Wajar kalau mereka bersahabat, sih, soalnya mereka sama-sama manis.

Aku pun membawa buku dan surat ini ke kamar agar bisa memberikannya langsung ke Denise. Ternyata, anak itu sudah bangun dan lagi buka laptop.

"Hei," sapanya tanpa melihatku karena terlalu fokus dengan laptop di hadapannya.

Meski begitu, aku tetap membalas sapaannya. "Hei, udah bangun?"

Denise mengangguk, sekarang dia melihatku. Lalu, matanya menangkap sesuatu di tanganku. "Apa itu, Dit?" tanyanya penasaran.

"Oh, ini," kataku setelah melihat barang di tanganku ini sekilas. "Buat kamu, dari Texas."

Ekspresi Denise langsung cerah, dia bahkan sampai tersenyum lebar. Aku yang berdebar-debar. "What? Really?" tanyanya dengan nada riang.

Kenapa aku selalu merasa aneh tiap lihat Denise senyum kayak gitu? Kayak ada sesuatu yang terbang di perutku. Apa ada yang salah denganku?

"Iya," kataku berusaha mati-matian menyembunyikan perasaan itu. Buku itu aku berikan ke Denise, lengkap dengan suratnya. "Maaf, aku buka duluan bungkusnya, aku harus memastikan itu barang aman."

Denise pun mengambilnya dengan cepat, dia masih tersenyum lebar sampai lesung pipitnya kelihatan. "Gak apa-apa, aku juga gak masalah. Barangku 'kan juga barangmu, Dit."

A Day in the Life of D&dTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang