NADOL

1K 81 19
                                        

DITA POV

"Cheol Soo-ah, jadilah milikku."

Sontak, aku dan member lain langsung teriak karena kaget melihat Soodam yang bisa agresif begitu walau cuma akting. Setelah itu, dia lari ke arah kami berempat karena malu dan duduk di pangkuan Denise.

Iya, duduk di pangkuan Denise!

Bukan cuma itu aja, Denise juga memeluk Soodam erat banget di depan mataku. Aku cuma bisa menganga gak percaya dengan apa yang aku lihat sekarang ini.

Really? Right in front of my salad?

Léa sepertinya ngajak ngobrol aku, tapi aku masih terlalu terpaku sama perbuatan Soodam dan Denise sekarang. Apa-apaan mereka? Kenapa Soodam bisa santai banget duduk di pangkuan pacarku? Padahal, ini lagi di tengah acara. Aku aja yang pacarnya gak berani kayak gitu di publik. Dia malah dengan santainya duduk di pahanya Denise. Si Denise malah kayak gak berdosa ketawa-ketawa aja.

Untungnya, Soodam langsung balik lagi ke tempatnya tadi, tapi aku udah terlanjur bete dan Denise masih juga enggak sadar sama kelakuannya. Dia bahkan masih bisa godain Soodam, gak lihat apa aku udah fake smile begini?

Jinny juga gak membantu sama sekali. Dia malah ketawa-ketawa juga lihat kelakuan Denise-Soodam dan aku yang bete. Seneng banget kayaknya lihat temannya cemburu.

Alhasil, pas akhir acara dan diminta promosi diri satu per satu, aku gak mau deket-deket sama Denise. Ogah banget. Lagi Corona!

Soodam kayaknya sadar kalau aada yang salah, jadi dia menatapku khawatir, sementara Léa dan Jinny masih terus cekikikan di belakang gara-gara lihat aku yang lagi jealous. Léa bahkan sempat berbisik di telingaku barusan.

"Nanti si Denise usir aja, Dit, jangan dibolehin tidur di kamar. Atau enggak, kamu ke kamar aku dan Jinny aja."

Aku langsung melotot ke arahnya. "Terus, biarin Denise dan Soodam berduaan doang di kamar? No way!"

Léa kabur ke Jinny sambil ketawa-tawa.

Sedangkan Denise, dia baru sadar kalau aku bete pas giliranku promosiin diri udah selesai. Dia bahkan melihatku khawatir, meski berusaha buat gak bertanya dulu karena kami lagi di depan kamera.

Giliran ama gue aja, lo mikirin ada kamera apa gak! Giliran ama Soodam, lo main peluk-peluk aja tuh! umpatku dalam hati.

Bahkan, sampai kami masuk ke dalam mobil van pun, aku tetap mengabaikan Soodam dan Denise. Aku memilih jalan bareng Jinny. Denise aku tinggalin di belakang, biarin aja dia gak usah pulang sekalian.

Sialnya, di mobil aku duduknya di sebelah Denise.

Anak itu sekarang memperhatikanku, seperti berusaha mencerna apa yang aku lagi pikirkan. Dia masih gak sadar kayaknya kalau dia baru aja peluk-pelukan sama orang lain di depanku.

"You okay?" tanya dia akhirnya, setelah dari tadi diam. "Kok badmood?"

"Yah, si Denise gak peka." Seperti tahu kalau aku gak bakal jawab Denise, Lèa langsung menimpali dengan senyuman jahil kembali menghiasi wajahnya. "Padahal, Dita udah kacau gitu."

"Emang Dita kenapa?" Soodam pun bertanya ke Léa dengan ekspresi bingung yang imut.

Ini kok bisa, ya, dua pelaku utama malah gak sadar aku ini kenapa? Gak inget apa mereka itu abis ngapain?

Gak menjawab pertanyaannya Soodam, Léa cuma ketawa ngakak, disusul sama Jinny.

Soodam dan Denise pun makin bingung, sementara aku makin badmood karena mereka benar-benar clueless sama kesalahan mereka.

A Day in the Life of D&dTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang