similar

919 222 15
                                    

happy reading <3


...







Haikal mendesah pelan sambil terus berjalan ke gedung sastra untuk bertemu Fajar. Lelaki itu mendapat titipan dari Bang Chandra untuk di berikan kepada Haikal. Sebelumnya Fajar sudah memberi tahu Haikal bahwa ia akan datang ke gedung teknik untuk memberikannya, tetapi lelaki itu tidak kunjung datang padahal Haikal sudah akan pulang.

Ia melirik arloji di pergelangan tangannya. Sudah sangat sore. Untung saja Reeyana tidak pulang bersamanya hari ini. Gadis itu sedang ada project di rumah Keira dan tentu saja bersama Lukas.

Kali ini sepertinya Haikal harus benar-benar melatih rasa cemburunya. Bagaimana tidak, Lukas tidaklah peduli gadis yang disukai nya sudah memiliki orang lain atau belum. Ibaratnya, sebelum janur kuning melengkung tidak ada yang tidak mungkin. Cowok itu secara terang-terangan menunjukkan ketertarikannya pada Reeyana, dan tentu saja hal itu membuat Haikal amat sangat tidak nyaman.

"Lo ngirimin barang apaan sih, Bang?"

Haikal menempelkan ponselnya itu di samping telinganya kemudian mendudukkan diri di kursi. Warung Bu Ambar sudah sepi sekali. Sebenarnya Haikal tidak sesering itu datang ke gedung fakultas lain dan mengamati sekitar. Ia hanya sering datang ke gedung Teknik, FK dan yang baru-baru ini Komunikasi. Warung disini tidaklah seramai warung di gedung anak teknik yang memang didominasi anak laki-laki.

"Lah, belum di anterin Fajar?"

"Belom. Ini aja sampe gue samperin ke fakultas dia."

"Yaudah, lo tungguin aja. Ntar lo juga tau."

Tidak ada gunanya menghubungi Bang Chandra.

Haikal menyandarkan punggungnya ke tembok dengan mata yang terus tertuju pada ponsel di tangannya. Ia sangat bosan.

"Hi, Haikal kan? Gue Han." Tubuh Haikal sedikit menegang. Ia kemudian mendongak untuk melihat orang di depannya.

Tidak berlangsung lama gadis itu duduk dengan tenang didepan Haikal.

Haikal terdiam cukup lama dengan pandangan tidak tertarik pada gadis didepannya ini. Ia sangatlah muak sekali.

"Eh sorry, gue ganggu lo ya?" Haikal hampir saja tertawa dengan kencang. Tebal sekali muka gadis didepannya ini.

Masih dengan pandangan tidak tertarik, Haikal memilih memfokuskan matanya pada ponsel nya kembali untuk membalas pesan dari Reeyana.

"Arin bilang, gue sama Ree..."

"What?" Potong Haikal dengan cepat.

"Iya, Arin bilang gue sama Reeyana punya kebiasaan yang bener-bener mirip. Lucu banget kan?"

Haikal sudah tidak tahan lagi. Ia kemudian tertawa sinis sambil memandangi Han dengan jengah.

"Al, Stop it! Why are you act like we don't know each other?  That's really disgusting!" Ujar Haikal dengan nada yang amat tidak suka.

Han kemudian tersenyum sambil memandang Haikal cukup lama.

"I miss you calling my name with that."

reeya [ PASTOLOGY ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang