happy reading <3
•••
Haikal
Gue tanya deh, kadar kesabaran seseorang tuh diukur dari apanya sih sebenernya?
Waktu nunggu atau apa deh?
It's been 2 months anyway. And I fee nothing.
Nyatanya emang gitu. Kayak yang gue bilang dari awal, dalam prinsip hidup gue, gue gak akan menahan sesuatu hal yang emang sejatinya hanya singgah di hidup gue. I let everything goes as it should. Dan prinsip itu nggak akan gue ubah sampai kapanpun. Toh juga nggak ada untungnya gue kekeh nahan sesuatu yang bikin kita nggak bahagia.
"Lo yakin? 2 bulan, Kal... Why you take it so long? " Kayaknya gue nggak akan pernah berhenti denger pertanyaan ini dari Marcel. Lo bayangin dong, setiap kali ketemu dan ada kesempatan dia bakal nanya hal semacam ini.
Tapi gue cukup beruntung karena temen-temen gue gak pernah memaksa gue buat selalu nurutin yang mereka mau. Kayak mereka tuh mikir, hidup gue ya hidup gue, hidup lo ya hidup lo. Semua keputusan yang terbaik ada di tangan kita, bukan orang lain.
"Ya mau gimana lagi sih?"
Mau gimana lagi?
Gue disini dan nggak akan kemana-mana.
Marcel jalan ngedeket biar kita bisa jalan beriringan. Hari ini gue nebeng dia, karena males aja gitu naik motor sendiri.
"Emang lo nggak kangen sama dia?"
Nggak tau, gue juga bingung.
Kayak gue tuh bener-bener nggak ngerasain apa-apa. Untuk orang yang bisa dibilang satu kampus dengan mantan gue ngerasa biasa aja waktu ketemu. Gue tuh cuma oh, dia lagi ini, oh dia lagi ada projek sama ini.
"Yakin? Nggak mungkin aja kalo lo ngelepas dia tapi kalung yang dia kasih masih lo pake." Kata Marcel terus jalan ninggalin gue.
Ya itu tadi, gue cuma ngikutin alur aja. Gue nggak pengen maksa seseorang buat terus ada disisi gue. Ya, karena nggak ada artinya. Bukan hanya gue aja yang akan tersakiti nantinya, tapi dia juga.
I have so much reason untuk segala tindakan yang gue lakukan.
Gue nggak pernah pengen orang terdekat gue ngerasa kasihan pada gue ketika gue menceritakan soal masa lalu. Karena itu gue nggak menceritakan soal orang tua gue padanya. Reeyana masih belum jadi apapun di hidup gue saat ini. Maksud gue, belum jadi orang yang bener-bener dampingi gue for the rest of my life. Gue akan cerita. Gue akan cerita ketika dia benar-benar akan menjadi bagian dari cerita hidup gue nantinya. Karena gue punya rasa takut sebesar itu untuk kehilangan orang dalam hidup gue untuk kesekian kalinya.
Pernah nggak sih lo ngerasa, oh oke perjuangan gue sampe sini aja, dia udah nemu sesuatu yang bikin dia bahagia selain dengan gue. Gue ngerasa itu adalah the biggest insecure didalam hidup gue. Untuk anak SMP dan udah kenal yang namanya nyaman dan bahagia ketika sama orang yang lo jadiin alasan untuk terus dateng ke sekolah, bisa dibilang itu pengorbanan gue yang paling besar saat itu. Lukas orang yang baik, dan gue gak pernah mengelak untuk yang satu itu. Dan dia adalah orang yang membuat rasa insecure gue itu timbul. Dia berhasil bikin orang kayak Alyra ngelupain gue, dan bikin dia bahagia di saat gue gak bisa melakukannya pada saat itu. Karena itu gue memilih untuk pergi. Dan untuk kedua kalinya gue merasakan hal yang sama ketika ngeliat Lukas dan Reeyana begitu cepat akrab.
KAMU SEDANG MEMBACA
reeya [ PASTOLOGY ]
Fanfiction[ PRIVATE ACAK ; FOLLOW DULU ] [ s ] selfish ❝ there's nothing wrong with being selfish ❞