happy reading <3
•••
"We need to talk."
Sore itu di warung dekat gedung sastra mereka kembali bertemu.
Han tersenyum tipis kemudian menutup bukunya. Haikal sudah mati-matian untuk tidak mengumpat sejak dari tadi. Ia sangat kesal ketika melihat mimik wajah Han yang sama sekali tidak merasa bersalah sedikitpun.
"We must."
"Stay away from my girlfriend. Gue gak suka lo deket-deket sama Reeyana." Han tertawa kecil.
Haikal benar-benar jengkel dengan gadis didepannya ini.
"Your girlfriend? I thought dia cuma temen deket kamu something like ttm? Kata Arin kamu gak pernah nembak Reeyana. So, what's your problem, Kal? We're friends right now. Kamu takut aku rebut dia dari kamu?" Han terkikik geli sambil menggeleng tidak percaya.
Kini giliran Haikal yang tertawa renyah.
"What's my problem you said? She's mine. Gue gak suka ada orang licik berusaha untuk deket sama dia. I think my reasons it's enough to make you realize that i hate you so much."Kata-kata Haikal tadi cukup membuat Han bungkam.
Haikal beranjak dari duduk kemudian meninggalkan nya.
"You loved her?" Tanya Han yang membuat langkah Haikal terhenti.
"I do."
"Kita terlalu mirip, Kal. Apa alasan itu yang bikin kamu cinta sama dia? Kayak kamu cinta sama aku dulu." Han menatap punggung Haikal dengan lekat-lekat.
Tersirat kepedihan yang amat sangat mendalam ketika Han mengatakan hal itu. Dilain sisi dalam hatinya ia amat sangat senang bisa bertemu dengan Haikal setelah sekian tahun tidak bertemu, tetapi disisi lain dalam dirinya ia menyadari bahwa kesalahan yang ia lakukan di masa lalu masih tidak termaafkan oleh Haikal. She's not telling the truth. That's why she lost him.
"Reeyana dan semua kejadian di masa lalu gak ada sangkut pautnya, Al. Lo hanya berasumsi bahwa semua yang berhubungan sama gue ada hubungannya juga dengan lo." Panggilan itu. Han sangat rindu dengan panggilan itu. Alyra.
"Then, tell me why you loved her?"
"Lo bukan siapa-siapa, Al. Gak ada alasan juga buat gue ngasih tahu lo, why did i loved her..." Haikal menjeda ucapannya. Ia prihatin dengan keadaan orang didepannya ini.
"Just remain one thing. Punya kemiripan gak akan mengubah lo jadi orang yang sama seperti dia."
Tidak ada sepatah kata apapun yang mampu di lontarkan oleh Han.
Haikal berjalan menjauh seiring air mata gadis itu terjun bebas dengan tubuh terduduk lemas.
Han benar-benar sudah kehilangan Haikal. Hanya itu yang bisa ia pahami sekarang. He's not same person. Dia sudah dewasa.
Melihatnya bahagia adalah satu hal yang sudah cukup untuk Han. Hanya saja dulu ia berpikir jika alasan Haikal bahagia adalah karena dirinya, bukan orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
reeya [ PASTOLOGY ]
Fanfikce[ PRIVATE ACAK ; FOLLOW DULU ] [ s ] selfish ❝ there's nothing wrong with being selfish ❞