happy reading <3
...
D-DAY
"Gimana, udah lengkap semua kan? Tinggal nunggu Arin doang nih?" Semua orang mengangguk.
Jenda memastikan semua orang sudah siap dengan keperluan mereka selama 3 hari ke depan di Bali. Ia tidak ingin ada halangan apapun agar liburan mereka bisa berjalan dengan lancar dan tentu saja menyenangkan.
Mereka ber-delapan sedang sibuk memasukkan tas-tas mereka kedalam mobil.
Untuk kelompoknya sendiri sudah di bagi oleh Rendy menjadi dua. Kelompok pertama yang ada di mobil Iyan terdiri dari Iyan sendiri kemudian Haikal, Reeyana, Marcel, Keira, Janu. Lalu kelompok kedua yang ada di mobil Lukas, yaitu Nana, Arin, Jenda, Rendy. Mereka semua sepakat dengan hal ini.
Kini mereka hanya tinggal menunggu Arin yang masih dalam perjalanan menuju rumah Marcel yang dijadikan tempat berkumpul.
"Iyan kalau nyetir hati-hati ya. Buat semua juga kalau nyetir hati-hati. Kalau memang capek jangan dipaksa lanjut, istirahat dulu." Ujar Tante Diana.
"Iya, Ma" Jawab Marcel.
"Iya Tante, siap!" Sahut Jenda sambil mengangkat tangannya seperti hormat.
"Sama anak cewek-cewek nya juga di jagain, jangan sampai hilang." Ujar Tante Diana mengingatkan.
Haikal dan lainnya yang mendapat wejangan itupun mengangguk paham. Menjaga cewek-cewek ini adalah prinsip utama mereka bertujuh.
Reeyana awalnya berpikir jika Papanya tidak mengizinkan bepergian jauh, namun ternyata beliau malah menyuruhnya untuk pergi.
Ini akan jadi hari yang panjang dan juga menyenangkan. Terlebih ia bersama teman-temannya.
"Kamu pernah ke Bali?" Tanya Reeyana pada Haikal yang sedang sibuk bermain game di ponselnya. Haikal lalu menoleh ke samping kemudian meletakkan ponselnya itu di atas meja.
Sebuah kebiasaan, jika sedang di ajak berbicara ia berusaha untuk fokus pada pembicaraan dan meninggalkan hal-hal yang menggangu seperti bermain ponsel.
"Pernah. Ini udah keempat kalinya ke sana. Bedanya kali ini lebih istimewa." Jawabnya sambil tersenyum lebar yang membuat Reeyana mau tak mau juga ikut tersenyum.
Haikal itu memang seperti mempunyai kekuatan. Hanya dengan tersenyum saja ia mampu membuat orang di sekitarnya juga ikut tersenyum ketika melihatnya.
"Istimewa kenapa tuh?" Reeyana menumpukan dagunya di tangan sambil menatap setiap jengkal wajah cowok di sampingnya ini.
Dia hari ini luar biasa tampan... Reeyana tahu itu. Hanya saja ia tidak ingin mengatakannya langsung. Kalian pasti akan tahu bagaimana reaksi Haikal ketika sedang di puji. Ya seperti itu...
"Bareng teteh cantik." Reeyana tertawa renyah sambil mendorong bahu Haikal yang membuatnya sedikit oleng.
"Kalo dipikir-pikir kayaknya cuma aku yang sering muji kamu cantik."
KAMU SEDANG MEMBACA
reeya [ PASTOLOGY ]
Fanfiction[ PRIVATE ACAK ; FOLLOW DULU ] [ s ] selfish ❝ there's nothing wrong with being selfish ❞