planning

912 207 25
                                    

happy reading<3


...






Suasana cafe milik Anna malam itu sangatlah ramai. Sebanyak tujuh orang laki-laki tengah bercanda tawa melepas lelah karena masalah perkuliahan.

Setelah menghabiskan waktu hampir setengah hari bersama Bima, Marco dan Reeyana di cafe, Haikal memilih mengajak keponakannya itu pulang karena lelah bermain. Untung saja Om dan Tentenya pulang hari ini juga, jadi ia tidak perlu khawatir Bima menangis kembali karena dapat di pastikan jika ia bangun kedua orangtuanya sudah ada di rumah Ayah Bunda nya Haikal.

Justru setelah hari melelahkan bersama Bima, kini malah giliran sahabat-sahabatnya mengajak nongkrong di cafe milik Kak Anna. Haikal pun mau tak mau kembali ke sana untuk berkumpul dengan para sahabatnya.

"Cel, kok sendiri? Keira mana?" Tanya Reeyana ketika ia tidak mendapati gadis itu. Biasanya jika berkumpul bersama-sama seperti ini Marcel akan mengajak Keira juga.

Janu, Rendy dan Iyan yang baru saja dari lantai bawah dengan nampan berisi pesanan mereka pun ikut bergabung duduk di sofa.

"Dia lagi keluar sama Hera, katanya nanti nyusul sih." Reeyana mengangguk paham. Ia ingat dengan Hera, karena mereka pernah bertemu ketika Reeyana mampir ke kosan Keira untuk mengambil barang. Seingat Reeyana Hera ini pacar dari sahabat kecil Keira, tak heran mereka sangatlah dekat.

"Bego maneh mah!"

Haikal mengaduh kesakitan ketika Nana memukul lengannya. Nana, Haikal, Marcel dan Jenda tengah bermain game online. Sedari tadi mereka berteriak-teriak tidak jelas hanya karena sebuah game.

Reeyana yang melihat itupun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala. Ia kemudian beranjak dari duduknya lalu menggendong Marco yang sepertinya sudah mengantuk. Seperginya Bima dari sini dua jam yang lalu Marco masih betah bermain dan kini ia terlihat kelelahan dan mengantuk. Terbukti dari Iyan yang sedari tadi mengajaknya mengobrol tetapi tidak di jawab sama sekali karena kelelahan.

Tak lama setelah mengantarkan Marco pada Kakaknya, suara pintu cafe yang terbuka mengalihkan pandangannya. Reeyana melambaikan tangan kearah Keira yang baru saja sampai. Gadis itu tidak sendirian rupanya, ia datang bersama orang yang Reeyana kenal juga.

"Sorry ya telat, ini nih si Hera ribet banget nyariin kado buat ulang tahun nya si Ale." Jelas Keira.

"Sans aja lah, anak-anak juga pada masih lengkap kok."

Reeyana melirik kearah Lukas yang sedang berdiri di samping Keira. Ia hanya bingung, bagaimana mereka bisa datang bersama?

"Lo berdua dateng bareng?"

"Eh, nggak kok. Gue tadi emang lagi mau kesini aja terus gak sengaja liat Keira di parkiran, jadi barengan aja deh." Jelas Lukas yang membuat Reeyana membulatkan bibirnya.

Lukas mengedarkan pandangannya ke penjuru cafe untuk mencari tempat duduk, tetapi sepertinya sudah penuh mengingat ini adalah weekend malam, banyak sekali kunjungan malam, entah itu sepasang kekasih ataupun anak-anak ambis yang sedang mengerjakan tugas-tugas kuliah mereka di temani secangkir kopi.

"Eh iya, lo berdua mau pesen apa?" Tanya Reeyana.

"Milkshake chocolat, please." Ujar Lukas.

"Lo, Ir?"

"Gue latte aja deh."

Reeyana mengangguk kemudian memberitahukan kepada Riska yang bekerja sebagai barista.

reeya [ PASTOLOGY ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang