-o0o-
H A P P Y
R E A D I N G
-o0o-
.
.
.
Kanaya POVDua Minggu setelah acara khitbah Adila dan Gus Aqmal, aku mulai membuka hati. Bukan, bukan menerima orang lain untuk masuk, tapi membuka hati supaya sadar bahwa takdir tidak selamanya berjalan sesuai apa yang kita rencanakan. Aku ingin melupakan kenangan pahit itu, sudah cukup berlarut-larut dalam masalah ini. Bukankah sesuatu yang berlebihan itu tidak baik?
Oh iya, besok pagi aku sudah memasuki bangku perkuliahan. Aku memutuskan untuk tetap di Indonesia, awalnya Ayah meminta untuk kuliah di Jerman, namun aku menolak dengan berbagai alasan. Alasan utama yang membuat Ayah luluh adalah tidak adanya sanak saudara yang tinggal di Jerman. Kebanyakan menetap di Tokyo sambil mengembangkan usahanya. Akhirnya Ayah luluh dan membiarkanku kuliah di Indonesia.
Setelah perjalanan panjang, aku memilih kuliah di salah satu universitas swasta daerah Surabaya. Universitas itu sudah cukup terkenal, tidak kalah dengan universitas negeri. Selain jarak kampus dengan rumahku tidak terlalu jauh, juga banyak prestasi dari sana membuatku yakin untuk melanjutkan pendidikan di sana. Aku memilih jurusan manajemen bisnis syariah, jurusan yang selalu kuidam-idamkan sejak dulu.
Bang Yusuf pun turut andil dalam drama pemilihan jurusan, dia meminta untuk masuk kedokteran sama halnya dengan Ayah namun setelah shalat istikharah jawaban yang tepat adalah manajemen. Mengetahui itu, Bang Yusuf tidak memaksa apapun lagi, ia malah membantuku mempersiapkan tes masuk universitas. Hingga aku diterima di sana, semua tak luput dari dukungan Ayah, Bunda dan Bang Yusuf.
"Besok acaranya apa?"
Aku menoleh. "Pemberitahuan sama pengenalan Universitas. Terus juga ada kayak pameran buku gitu, ikut gak bang? Terbuka untuk umum loh."
"Gampang nanti, habis ke kantor tapi, ya? Banyak kerjaan."
"Sok sibuk," cibirku dan mendapatkan pelototan horor dari Bang Yusuf.
"Emang sibuk, gak kayak kamu." Bang Yusuf bangkit dari duduknya, ia pergi meninggalkan kamar dengan wajah masam. Sensitif sekali.
Ting!
Fatma
Besok bareng, yuk? Gue gak ada yg bonceng. Mager berangkat sendiri, mending sama lo aja, ye kan?Aku menggelengkan kepalaku pelan, merasa heran dengan temanku yang satu ini. Fatma itu satu fakultas denganku satu kelas juga, kami bertemu saat tes penerimaan. Dan ternyata awet hingga kini. Walaupun sifatnya aneh-aneh mendekati gila, tapi entah kenapa aku nyaman dekat dengannya.
Kanaya
Oke, aku jemput di mana, nih?Fatma
Yang penting jangan di depan gangKanaya
Di depan gerbang perum aja, mobilku gak bisa muter kalo masuk sampai rumahmu.Fatma
Wkwk, mobil anda kebesaran bukKanaya
Jemput gak?Fatma
Iya Elah, org cma bercanda doang:vKanaya
OkAku menutup ponselku, bersiap untuk melakukan shalat isya dan lajut tidur. Berharap besok akan berjalan lancar, tidak ada drama apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jawaban Sepertiga Malam [Re-publish]
Spiritual[Ar-Rasyid Family1] [PROSES REVISI] Tentang harapan yang kutaruh pada manusia, kemudian Allah jatuhkan hingga aku lupa, sebaik-baiknya tempat berharap hanya kepada-Nya. *** "Apa kamu mau menjalani hidup bersama saya?" Tanya Gus Aqmal serius. Aku me...