-o0o-
H A P P Y
R E A D I N G
-o0o-
.
.
.Masih di atas sajadah yang sama, sedari tadi, kata semoga tidak luput dari ucapanku. Semoga semua berjalan lancar, semoga semua baik-baik saja, semoga besok lebih baik dari hari sebelumnya. Tak lupa, kata aamiin mengiringi doaku pagi ini, dan ditutup dengan shalawat nabi.
Alhamdulillah atas nikmat-Mu ya Allah, masih diberi waktu untuk beribadah, memperbanyak amal, menjalankan kewajiban. Aku sangat bersyukur bisa berada di titik ini, titik di mana semua terasa damai. Tidak ada lagi pergaulan bebas, tongkrongan malam, drama balapan liar dan juga cinta. Tidak mencintai siapapun membuatku merasa ringan tanpa beban. Kejadian beberapa waktu lalu akan menjadi pelajaran, tidak boleh gegabah dalam setiap keputusan. Termasuk dalam hal mencintai.
Ah iya, hari ini, aku akan menemani Bang Yusuf mencari cincin. Iya, setelah perjalanan panjang, akhirnya dia dipertemukan dengan perempuan yang sangat baik. Perempuan yang akan menemani hidupnya. Awalnya aku tidak percaya, sebab baru beberapa hari yang lalu aku dan dia saling mengejek mengenai bab pernikahan, namun ketika melihat kesaksian ayah dan bunda, akhirnya aku pun percaya.
Katanya, calon Bang Yusuf juga alumni pesantren, namun aku tidak tau persis di pesantren mana. Dia juga lulusan universitas Maroko, baru kembali ke tanah air dua bulan yang lalu. Sekarang sibuk mengelola Restoran yang memiliki beberapa cabang di Indonesia. Hebat sekali, jadi penasaran dengan sosok perempuan itu.
"Dek? Udah siap belum?"
Aku menoleh ke ambang pintu, di sana sudah ada Bang Yusuf. Laki-laki itu sudah siap dengan balutan kemeja berwarna hitam garis-garis. Oh tuhan, aku saja baru selesai shalat.
"Nay belum ganti baju, Abang kok udah siap?"
"Cepet, lama banget dari tadi," celetuknya yang terdengar sangat menyebalkan.
"Iya iya, gak sabaran jadi orang. Ini masih jam enam pagi, mau ngapain di toko emas? Cosplay jadi gembel?"
Bang Yusuf berdecak kesal. "Udah, gak usah banyak tanya, cepet siap-siap!"
Tanpa pikir panjang, aku segera menutup pintu kamar tanpa menghiraukan posisi Bang Yusuf. Al hasil, teriakan nyaring menggema hingga membuat gendang telingaku begitu panas.
"Naay! Kaki Abang kecepit!"
-o0o-
Mobil Bang Yusuf memasuki pelataran sebuah Restoran yang sudah mulai ramai dengan para pengunjung, ia mulai turun dari mobil, meninggalkanku sendiri di dalam mobil. Argh, aku hampir saja lupa jika memiliki seorang kakak yang sangat menyebalkan.
"Bang, ini Restonya Kak Nisa?"
"Iya, ayo masuk dia sudah menunggu di dalam." Aku mengangguk, kakiku mengikuti arah Bang Yusuf berjalan. Persis seperti anak ayam yang mengikuti emaknya.
Sesampainya di dalam restoran, seorang wanita berwajah tirus menyambut kedatangan kami. Dia dengan ramah mempersilahkan aku dan Bang Yusuf untuk duduk di salah satu kursi yang tersedia. Aku terkikik geli melihat tingkah malu-malu dari Bang Yusuf, bisa disimpulkan bahwa perempuan yang berada di depan kami saat ini adalah kak Nisa.
"Ini Kanaya, ya?" tanyanya begitu sopan. Aku pun mengangguk.
"Cantik." Aku terkejut, namun beberapa detik kemudian aku ikut tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jawaban Sepertiga Malam [Re-publish]
Spiritual[Ar-Rasyid Family1] [PROSES REVISI] Tentang harapan yang kutaruh pada manusia, kemudian Allah jatuhkan hingga aku lupa, sebaik-baiknya tempat berharap hanya kepada-Nya. *** "Apa kamu mau menjalani hidup bersama saya?" Tanya Gus Aqmal serius. Aku me...