-o0o-
H A P P Y
R E A D I N G
-o0o-
.
.
.
Aqmal PovAku berjalan menyusuri kawasan asrama. Aku sedang menunggu sahabatku, sahabat karibku. Sahabat saat aku menuntut ilmu di negeri para nabi.
Aku bahagia, setelah berbulan-bulan kami tidak bertemu, akhirnya kami bertemu lagi. Dia juga mengatakan, bahwa adiknya menuntut ilmu di sini.
Tapi, aku sama sekali tidak tau siapa adiknya. Mungkin, karena aku jarang bergaul dengan para santri.
Ting!
Suara notifikasi dari ponselku, berhasil membuatku mengalihkan pandanganku. Aku menunduk melihat siapa yang mengirim pesan.
M. Yusuf A.
Aku di taman, Mal. Lagi sama adikku. Kamu ke sini ya.Me
Ya.M. Yusuf A.
Jiah, kulkas meresahkan!Aku mendengus membaca pesan terakhir dari Yusuf. Tanpa pikir panjang, aku segera berjalan menuju taman. Dan benar saja, di sana ada Yusuf dan seorang gadis.
Aku menghampirinya, samar-samar, terdengar suara seorang gadis yang tidak asing bagiku. Mungkin hanya perasaanku saja.
"Assalamualaikum," sapaku di tengah obrolan kakak beradik itu.
"Wa'alaikumussalam." Yusuf berhambur memeluk tubuhku. Aku membalas pelukannya. Sudah lama kami tidak saling memeluk. Rindu? Tentu saja!
"Gimana kabarnya? Sehat 'kan, Gus?" Tanya Yusuf yang menekankan kata Gus.
Aku menepuk kepala laki-laki ini. Mengganggu suasana saja. Untung sahabat.
"Oh ya, ini adikku." Yusuf menunjuk ke arah seorang gadis yang membelakangi kami
"Dek!"
Wajah itu berbalik.
Deg!
Apa? Apa ini? Ternyata... Dia Kanaya.
Sesaat aku dan Kanaya terdiam. Sulit rasanya mengucapkan sepatah kata. Lidah terasa kaku karena keterkejutan.
"Ehem!" deheman itu membuatku tersadar dan menatap Yusuf, berulang kali aku mengucap istighfar guna meredam rasa aneh yang membuncah di dalam hati. Apa aku mempunyai riwayat penyakit jantung?
"Kalian kenapa coba? Aneh!" Gerutunya sembari menekuk kedua tangan di depan dada.
Aku menggelengkan kepala, tanpa aku sadari, gadis itu pun menggelengkan kepalanya juga.
"Abang, a-anu em, Nay mau balik." aku memandang Kanaya dengan tatapan bingung. Kenapa dengan gadis ini?
"Nggak. Pokoknya harus ikut Abang dulu. Abang udah izin sama Kyai Hasyim," tolak Yusuf tidak bisa dibantah lagi.
Aku menggelengkan kepalaku, gadis ini ternyata bisa malu juga.
"Ayok, oh ya, Mal kamu juga ikut." Refleks aku menoleh, apa-apaan ini?
Skakmat kau Aqmal.
"Aku ada berkas yang har—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jawaban Sepertiga Malam [Re-publish]
Espiritual[Ar-Rasyid Family1] [PROSES REVISI] Tentang harapan yang kutaruh pada manusia, kemudian Allah jatuhkan hingga aku lupa, sebaik-baiknya tempat berharap hanya kepada-Nya. *** "Apa kamu mau menjalani hidup bersama saya?" Tanya Gus Aqmal serius. Aku me...