Prolog

55.4K 3.8K 87
                                    

"Kenapa kamu belum menikah?"

Sebuah pertanyaan yang sering ditanyakan kepadaku. Memangnya ada yang salah ya, ketika aku-Prisha Yudistia-belum menikah di usia tiga puluh dua tahun? Orang bilang aku ini gila kerja, makanya belum menikah di umur yang sangat matang untuk ukuran wanita. Bukannya gila kerja, justru kalau aku tidak bekerja siapa yang mau bayarin ongkos skincare? Siapa yang mau menanggung biaya makan dan biaya hidup di ibukota yang sangat fantastis? Orang tuaku? Jangan, lah. Aku harus mandiri dan tidak mau membebani mereka. Biarlah orang tuaku menikmati masa tua dengan tenang.

Yah, selama ini aku hanya bisa mengabaikan ocehan orang-orang yang tidak tahu permasalahannya. Mereka bisa menghakimi, tapi tidak paham apa yang terjadi. Lucu sekali, bukan? Sayangnya, fenomena seperti itu yang sedang trend di sini. Setiap manusia tentu mengalami proses kehidupan yang berbeda. Perkara kenapa aku belum menikah adalah salah satu bagian proses kehidupan yang kulewati. Aku sedang belajar mencintai diri sendiri supaya tidak terjebak lagi dalam lingkaran hubungan percintaan yang menyayat hati.

Bukannya aku trauma menjalin hubungan kembali, tapi semua ada prosesnya. Tentu saja aku pengin menikah, tapi aku juga tidak bisa menikah dengan orang sembarangan. Memangnya aku ini kucing yang cari pasangan buat kawin tinggal tunjuk begitu saja? Tidak semudah itu. Poin yang paling sulit adalah kepercayaan. Lima tahun sudah aku percaya kepada seseorang, tapi di belakang rupanya dia memainkan kepercayaan itu. Menurutmu bagaimana rasanya? Dan bodohnya, aku percaya-percaya saja dengan untaian kata indah darinya. Seandainya aku tidak melihat dengan mata kepala sendiri, mungkin saat ini aku masih terkungkung dalam lingkaran setan Jahannam!

Bucin? Terserah apa pendapat orang. Aku rasa semua orang yang terlibat asmara pasti akan bucin pada waktunya. Walaupun tingkat kebucinan mereka beda-beda. Intinya, persoalan kapan menikah itu adalah privasi setiap orang. Kecuali kalau ada yang bersedia menanggung biaya katering, gedung, resepsi, Wedding Organizer, dan tentu saja menyediakan mempelai pria-sebagai lead male pendampingku-maka sekarang pun aku siap menikah. Bagaimana? Ada yang sanggup begitu tidak?









Alohaaa ....

Bukan cerita baru, sih. Sebenarnya cerita ini tayang di gwp.id, tapi nggak apa-apa lah aku unggah di sini juga. Di sana sudah tayang sampai chapter 15. Akan diunggah bergantian antara di Wattpad dan gwp.id. Kalau terlalu penasaran bisa langsung ke cuss ke gwp.id username @Sekar Aruna.

Pokoknya kisah ini relate banget sama kehidupan sehari-hari, deh. 😁

Gimana, mau lanjut tidak?

2.09.2020

Why You're Not Married Yet? [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang