6. Chapter 5

794 68 6
                                    

Game Station

Sehun dan Kai sudah berada di Games Station untuk bermain game bersama, setelah berhari hari membujuk ayahnya, akhirnya kamarin Sehun mendapat izin dari Suho dengan syarat ia harus sampai di rumah sebelum makan malam. Sehun mengiyakan syarat ayahnya itu, dari pada tidak keluar sama sekali.

***

Kediaman keluarga Kim

Suho, Irene, dan Chanyeol sedang di ruang keluarga sekedar menonton TV bersama. Chanyeol merasa ini waktu yang tepat untuk membicarakan keinginan Sehun pada orantuanya.

"Appaa, ada yang kakak ingin bicarakan".

Suho dan Irene menoleh ke arah anak sulungnya secara bersamaan, Irene lalu mengecilkan volume TV sampai hampir tidak terdengar.

"Tentu saja kak, ada apa?". Tanya Suho.

"Appaa, eommaa. Kakak tahu hal yang akan kakak bicarakan ini pasti kalian tidak suka ataupun setuju. Tapi kakak hanya mau kalian dengarkan dulu baik - baik yang kakak katakan ya". Setelah mendengar itu Suho yang tahu ini adalah hal yang serius, kemudian mendekat ke anak sulungnya itu.

"Kakak kenapa?, kakak berantem sama seseorang ya?". Tanya Irene.

"Tidak eommaa, sebenarnya ini bukan mengenai kakak. Ini tentang adek". Raut wajah Suho dan Irene langsung berubah khawatir.

"Adek?, kenapa adikmu?". Tanya Suho lagi.

"Jadi begini, seminggu yang lalu kakak sengaja ke kamar adik untuk tidur bersama. Sebelum tidur, adek curhat ke kakak. Adek sebenarnya mau mengatakan sesuatu sejak kita masih di meja makan, tapi adek tidak bisa mengatakannya langsung ke appa dan eommaa".

"Aduhh adek kenapa kak?" Tanya Irene yang mulai khawatir.

"Sebenarnya adek sedih appaa, eommaa. Adek merasa iri pada kakak, karena kakak dengan mudah selalu mendapat izin untuk beraktivitas apa saja. Sepertinya adek benar - benar ingin melakukan hal - hal yang ingin ia lakukan, karena adek sampai menangis saat bercerita ke kakak".

"Langsung ke inti saja, adek mau apa sebenarnya?".

"Adek bilang ke kakak kemarin, kalau dia ingin kita semua memperlakukan dia seperti orang normal pada umumnya. Tidak usah terlalu khawatir, jadi dia ingin seperti kakak. Kalau dia ingin pergi, appaa dan eommaa memberi izin untuknya".

"Kan kakak tahu alasan kita apa". Jawab Suho

"Tidak bisa, appaa tidak mau terjadi sesuatu pada adikmu kalau kita tidak mengawasinya dengan ketat". Tegas Suho

"Appaa, adek sudah 17 tahun. Tapi kita tetap men treat adik layaknya anak 7 tahun, kakak paham apa yang ia rasakan, appaa juga pasti tahu rasanya menjadi remaja laki - laki yang hanya menghabiskan waktu di rumah. Appaa ingat tidak waktu seusia adik appaa punya pengalaman apa saja, pasti banyak. Waktu kakak seusia adek, kakak juga ingat kakak sering sekali berkumpul bersama teman - teman, pergi bersama, bahkan merayakan pesta bersama - sama. Sedangkan adek?, pengalaman apa saja yang adek sudah dapatkan di usianya saat ini?, kita juga harus bisa memahami posisi adek appaa...eommaa".

Mendengar penjelasan panjang sang sulung, Suho pun baru menyadari hal tersebut. Kenapa selama ini dia tidak pernah berpikir tentang hal itu.

"Ayolah appaa, adek juga berjanji kalau dia akan jaga diri". Chanyeol terus berusaha meyakinkan appanya.

"Baiklah, kita lihat saja dulu apakah adek benar - benar bisa menjaga diri atau tidak. Nanti appaa yang akan memberitahu adek". Jawab Suho.

"Terimakasih appaaa". Jawab Chanyeol.

Moral of the storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang